Sesampainya di mobil, mereka berdua mencicipi stroberi yang sudah mereka beli. Ternyata, rasanya tidak sama seperti yang sudah diberikan oleh penjualnya.
      "Ree, kog rasanya seperti tomat ya?" Niken bertanya kepada Reka.
      "Ini seperti tomat ceri, bukan stroberi. Duh, gimana nih?" Wajah Reka menjadi kecewa.
      Mereka berdua turun dari mobil dan segera menemui penjual stroberi.
      "Ibu, kami tadi beli stroberi di sini. Tapi yang ibu berikan adalah tomat". Dengan nada tegas, Reka memberitahukan kepada ibu penjual stroberi tersebut.
      "Kaliankan sudah memakan tomatnya, ini ibu kasih jeruk masing-masing satu saja, ya." Celetuk ibu penjual stroberi kepada Reka dan Niken.
      Reka dan Niken kembali ke mobil karena takut ditinggal. Tetapi mereka menyadari bahwa tidak baik jika pergi meninggalkan rombongan.
      "Ree, tidak mengapa kita bawa oleh-oleh tomat berastagi ini ya?" Tanya Niken.
      "Hehe, kalau aku sih, tidak mengapa. Kita jadikan saja ini suatu pelajaran. Lain kali, pesan ibu guru kita ingat. Harus didampingi kemanapun." Pungkas Reka.
      "Mamakku kan suka memasak ikan teri. Dua kali seminggu biasanya mamak membelinya dari Pajak Horas. Mungkin besok mamak akan memasak ikan teri. Yasudah, aku memberikan tomat Berastagi ini saja supaya bisa menjadi sambal tomat ikan teri. Yakan? Haha." Niken berusaha menunjukkan wajah ceria kembali.
      "Bener sekali, Ken." Reka setuju dengan ungkapan Niken.