Setiap hari sepulang sekolah selama 30-60 menit, ibu Rini melatih vokal, teknik, pernapasan dan penampilan Sekar dalam menyanyikan lagu "Ho Do Borunghu" lagu daerah yang akan dibawakan dalam lomba sebulan lagi. Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, tibalah hari lomba dilaksanakan.
"Reka, kamu tidak perlu grogi. Tarik napas, buang. Tarik napas, buang. Anggap saja kamu bernyanyi sebagaimana kita latihan ya. Tidak usah takut. Jangan bayangkan orang yang banyak didepanmu. Bayangkan saja, seolah-olah hanya Ibu Rini saja yang mendengar suara kamu. Supaya kamu tidak khawatir. Apa yang sudah kita latih, pertahankan dan berilah yang terbaik ya, nak." Ibu Rini memberikan dukungan kepada Reka di menit-menit terakhir sebelum tampil.
"Yuk, kita berdoa dulu." Pinta bu Rini.
Setelah berdoa, tibalah nomor urut 5, Reka dipanggil. Suara Reka begitu syahdu, merdu ibarat seorang penyanyi cilik bernyanyi dengan sangat mempesona. Setiap orang yang mendengarnya terbawa suasana. Kemudian, suara tepuk tangan penonton bahkan ketiga juri ikut berdiri sembari memberikan tepuk tangan seusai Reka bernyanyi.
Tibalah pengumuman juara. Ternyata Reka mendapat juara satu dalam lomba bernyanyi tingkat kabupaten. Sungguh, merupakan suatu kebanggaan buat Reka, ibu Rini dan sekolah mereka.
"Bu, terima kasih sudah berjuang menumbuhkan rasa percaya diriku dalam bernyanyi." Reka memeluk ibu Rini yang sudah berjuang keras melatih dan membimbing Reka.
"Sama-sama, nak. Sekarang tetaplah bernyanyi sebagaimana orang-orang begitu menikmati suaramu yang merdu, ya" Ibu Rini mengelus rambut panjang Reka.
"Iya, ibu. Reka akan tetap bernyanyi". Mengusap air mata bahagia setelah mendapat juara satu lomba bernyanyi.
Keterangan :
"Ai ho do borungku, boru panggoaranki, sai sahatma nda na dirohami" : engkaulah puteriku, puteri sulungku, semoga tercapai yang engkau cita-citakan.
"Ho Do Borunghu" : engkaulah puteriku.