"Ma, tolong bayarin roti gandaku dong. Tadi uang Reka ketinggalan dirumah." Mama kan pernah bilang, kalau ada apa-apa dan lapar pesan makanan aja ke Nam Boneng. Kalau uang habis, nanti mama yang bayar pulang dari sekolah" Reka menjelaskan.
      "Iya, boru. Ayo, kita menemui Nam Boneng." Mama mengajak Reka sambil memegang tangannya menemui Nam Boneng.
      "Hai, kak. Berapa tadi jajannya boru kita ini?" Tanya mama sambil membuka dompetnya.
      "Rp. 1000,- dek." Jelas, Nam Boneng.
      "Sekalian, kak tolong bungkus tiga lagi roti gandanya. Kebetulan uang yang kupegang Rp. 4.000,-. Hehe". Ucap mama sembari menyerahkan uang kepada  Nam Boneng.
      Setelah memberikan uang kepada Nam Boneng, mama menjelaskan kepada Reka bahwa Nam Boneng adalah mak tuanya.
"Nam Boneng ini, mak tua kamu sayang. Mak tua itu, ibaratnya kakak mamak. Inilah namanya tarombo. Jadi kita bisa mengetahui hubungan kekerabatan kita satu sama lain. Jadi, kenapa dipanggil Nam Boneng oleh semua anak di sekolah, supaya mudah mengenal saja." Mama memberikan pengarahan kepada Reka.
"Oooo, Nam Boneng, berarti mak tuaku ya, seperti kakak mamak. Tapi, Nam Boneng, tidakkah tersinggung dengan sebutan itu? Kan artinya Namboru jelek. Maaf, mak tua". Ujar Reka.
"Enggak, boru. Sudah terbiasa. Itu hanya mengakrabkan mak tua dengan semua anak dan mudah mereka ingat."
"Mauliate da, kak. Mulak ma hami da." Mama dan aku pamit pulang kepada Nam Boneng.
Keterangan