Awal bulan, keluarga Papa Reka biasanya melaksanakan rutinitas berupa makan malam bersama diluar rumah. Saat itu hujan deras dan mereka hendak makan malam di sebuah rumah makan sederhana yang berada di pusat kota. Tiba-tiba hujan berhenti ketika mereka sudah tiba.
      "Ma, itu pelangi kan?" Tanya Reka kepada mama.
      "Iya, sayang". Mengangguk dan memberikan jawaban tanda setuju kepada Reka.
      "Reka tau apa saja warna pelangi?" Tanya papa sembari mengajak mereka memasuki rumah makan.
      "Tau dong, pa. Merah kuning hijau, di langit yang biru." Seraya menjawab pertanyaan ayah, Reka semangat menyanyikan lagu pelangi.
      "Hehe, anak papa pintar. Tapi, sebenarnya pelangi itu ada tujuh warna, sayang". Papa melanjutkan penjelasan kepada Reka.
      "Hah, tujuh warna? Kok banyak amat, pa?"  Reka penasaran ingin menunggu jawaban dari papa.
      "Iya, nak. Sebenarnya itu akibat dari pembiasan cahaya dan memiliki tujuh warna. Ada warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu." Lanjut, papa.
      "Gampang kok nak, mengingatnya. Mejikuhibiniu." Ucap, mama singkat.
      "Mejikuhibiniu. Horeee, mama, papa, aku sudah berhasil mengetahui ketujuh warna pelangi. Terima kasih, mama, papa." Mengangkat tangan dan berteriak menunjukkan wajah ceria karena sudah mengetahui sesuatu yang baru.
      Sembari menunggu pesanan makanan yang sudah mereka pesan, ibu kembali membuka percakapan berkaitan dengan pelangi.