Mohon tunggu...
Seni Siti Inayah
Seni Siti Inayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

I am a Computer Science Education student who is very interested in the world of education. During my time as an education student, I have participated in various activities that can support my interest in education. I aspire to work in the field of education both in teaching and in the development of learning media.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Model Pembelajaran Project Based Learning untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa di SDN 2 Handapherang

5 November 2022   19:21 Diperbarui: 5 November 2022   19:29 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kampus Mengajar adalah bagian dari program Kampus Merdeka yang melibatkan mahasiswa di setiap kampus dari berbagai latar belakang pendidikan untuk membantu proses belajar mengajar di sekolah, khususnya pada jenjang SD dan memberikan kesempatan kepada mereka belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan. 

Kampus Mengajar bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan, membantu sekolah untuk memberikan pelayanan Pendidikan yang optimal terhadap semua peserta didik pada jenjang SD dalam kondisi terbatas dan kritis selama pandemi, dan memberikan kesempatan belajar optimal kepada semua peserta didik pada jenjang SD dalam kondisi terbatas dan kritis selama pandemi. 

Kegiatan ini dilaksanakan dari bulan Agustus 2021-Januari 2022 atau selama satu semester penuh. Secara khusus kegiatan yang penulis lakukan yaitu bertarget pada siswa kelas 5 SDN 2 Handapherang. Siswa berjumlah 17 orang dengan beranggotakan 10 Siswa perempuan dan 7 siswa laki-laki. Kegiatan ini diharapkan membuat siswa memiliki peningkatan hasil belajar dan tingkat kreatifitas yang lebih baik dari sebelumnya.

SDN 2 Handapherang sendiri merupakan sekolah yang berada di Jl. H. Hasan No.55, Handapherang, Kec. Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Dalam menjalankan kegiatannya, SDN 2 Handapherang berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Berdasarkan sertifikat 02.00/203/SK/BAN-SM/XII/2018 SDN 2 Handapherang memiliki akreditasi B. Pembelajaran di SDN 2 Handapherang dilakukan selama 6 hari dalam seminggu, yaitu dari hari Senin sampai hari Sabtu.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama melaksanakan kegiatan kampus mengajar di SDN 2 Handapherang tepatnya di kelas 5, siswa mengalami penurunan hasil belajar setelah melalui pembelajaran daring yang cukup lama. Siswa juga menjadi terbatas dalam melaksanakan kegiatan, sehingga sulit bagi siswa untuk mengembangkan kreatifitasnya. 

Padahal setiap siswa mempunyai banyak potensi yang dapat dikembangkan dan meningkatkan hasil belajarnya. Siswa cenderung menurun motivasinya dalam melaksanakan pembelajaran, maka sebagai guru tentunya harus mampu memperbaiki masalah tersebut.

Seiring dengan kebijakan pemerintah setempat untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka, hal ini tentunya menjadi jalan yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh guru. Dengan menerapkan model pembelajaran Project Based Learning diharapkan dapat mengembangkan kreatifitas siswa selama kegiatan pembelajaran.

Dokpri
Dokpri

Sebelum melaksanakan program ini, penulis melakukan beberapa Langkah observasi. Langkah pertama penulis melakukan observasi lokasi yaitu di Sekolah Dasar Negeri 2 Handapherang. 

Observasi dilakukan bersama rekan-rekan satu kelompok yang memiliki tugas yang sama pada lokasi tersebut. Pada kegiatan observasi pertama ini penulis bersama rekan-rekannya mengenalkan diri dan menyampaikan maksud dan tujuan melaksanakan program kampus mengajar tersebut.

Tahap selanjutnya penulis melakukan observasi kondisi sekolah dan kondisi kegiatan pembelajaran yang dilakukan disana. Pada saat itu kondisi kegiatan belajar mengajar (KBM) masih dilaksanakan secara daring. Selama satu bulan pertama penulis melakukan adaptasi dan mengenali kondisi siswa selama proses pembelajaran. 

Kemudian pada bulan kedua pembelajaran sudah dilaksanakan secara tatap muka terbatas. Hal tersebut tentunya menjadi kesempatan besar bagi penulis untuk mencapai tujuan pengabdian ini.

Dalam pelaksanaannya penulis melakukan pendampingan pembelajaran membantu kegiatan wali kelas. Penulis tidak memegang penuh seluruh kegiatan pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran PJBL dilaksanakan secara berdampingan sesuai dengan jenis materi pembelajaran. 

Contoh implementasi model pembelajaran PJBL salah satunya dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Pada materi Batik pembelajaran dilaksanakan dengan cara siswa diminta menggambar salah satu corak batik untuk mengetahui jenis-jenisnya. 

Pada mata pelajaran lain seperti Ilmu Pengetahuan Alam dalam materi Sistem Pencernaan Manusia dan Hewan siswa juga diberikan project membuat gambar sehingga siswa dapat mengetahui lebih jelas bukan hanya membayangkan dari teori saja. 

Contoh lainnya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa diminta membuat sebuah project mengenai keberagaman yang ada di Indonesia dan menuangkannya dalam sebuah gambar agar lebih menarik dan mudah dipahami. Tentunya hal itu membuat siswa lebih antusias dalam mengerjakannya daripada harus menulis materi terus-menerus.

Selain itu untuk mengetahui tingkat kreatifitas siswa penulis juga melaksanakan salah satu program yaitu "Complete the picture". Program ini dilaksanakan dengan cara memberikan siswa sebuah penggalan gambar yang tidak sempurna, kemudian siswa diminta melengkapi gambar tersebut menjadi versi terbaik menurut mereka. 

Tidak ada salah atau benar dalam pengerjaannya, siswa bebas mencurahkan semua imajinasinya dalam gambar tersebut. Program ini dilaksanakan selama dua kali yaitu di awal dan di akhir semester.

Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, kegiatan dilakukan dengan mengacu pada tahapan pembelajaran atau sintaks PJBL. Menurut Banawi, A. (2019)  Sintaks Project Base Learning (PJBL) ada 6 yaitu penyajian masalah, membuat perencanaan, menyusun penjadwalan, memonitor pembuatan proyek, melakukan penilaian, dan  evaluasi.

Tabel 1. Sintaks Project Base Learning (PJBL)

Sintaks

Deskripsi

Penyajian permasalahan

Guru memberikan dan menjelaskan tentang proyek yang akan siswa kerjakan.

Membuat perencanaan & menyusun penjadwalan

Siswa menyusun rancangan proyek yang akan mereka kerjakan.

Memonitor pembuatan proyek

Guru memeriksa siswa secara berskala, memberikan arahan serta memastikan siswa mengerjakan proyek dengan baik.

Melakukan penilaian

Guru memberikan penilaian terhadap hasil pekerjaan siswa.

Evaluasi

Memberikan evaluasi mengenai kekurangan dan kelebihan siswa dalam pelaksanaan pembuatan proyek.

 

Berdasarkan sintaks tersebut, maka kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa melalui tahapan-tahapan sebagai berikut.

Penyajian permasalahan

Pada kegiatan pertama di awal semester, siswa diberi satu permasalahan dimana terdapat sebuah sketsa gambar yang belum rampung. Setiap siswa mendapatkan satu lembar gambar tersebut. Kemudian siswa diminta untuk melengkapi gambar tersebut menjadi sebuah gambar yang utuh.

Dokpri
Dokpri

                                                                             Gambar 1. Instrumen sketsa gambar yang belum rampung

Membuat perencanaan & menyusun penjadwalan

Siswa melakukan perencanaan pembuatan proyek meliputi bagian apa yang harus mereka lengkapi terlebih dahulu dan warna apa saja yang harus mereka gunakan. Siswa diberi waktu 90 menit dalam pengerjaannya.

Dokpri
Dokpri

                                                                                   Gambar 2. Siswa mulai melakukan pengerjaan proyek

Memonitor pembuatan proyek

Selama pembuatan proyek tersebut, siswa diawasi dan dipantau perkembangannya. Siswa bebas menuangkan imajinasinya dalam kertas tersebut.

Melakukan penilaian

Setelah waktu habis, hasil pengerjaan dikumpulkan Kembali. Berdasarkan yang  aikemukakan Kemudian penulis melakukan penilaian dengan menggunakan instrumen sesuai dengan kriteria kreatifitas berikut.

Tabel 2. Instrumen Penilaian Kreativitas

Kriteria

Deskripsi

Nilai

Kefasihan

Memiliki banyak ide dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa

40

Pembaruan

Penyelesaiaan masalah dengan cara yang berbeda

20

Fleksibilitas

Siswa memiliki kemampuan  untuk menghadapi permasalahan dengan pemecahan masalah yang berbeda

40

Maka berdasarkan instrumen tersebut didapatkanlah nilai kreatiifitas siswa. Salah satu contoh hasil pengerjaan siswa didapatkan nilai kefasihan 35, pembaruan 18 dan fleksibilitas 37 dengan total nilai   90. Dari hasil tersebut terlihat bahwa siswa tersebut mampu berfikir secara kreatif untuk memecahkan masalah yang telah diberikan.

Dokpri
Dokpri

                                                                                            Gambar 3. Hasil pengerjaan salah satu siswa

Siswa tersebut memberikan banyak ide yang dituangkan dalam gambar yang dibuatnya. Siswa tersebut juga menyajikan gambar yang unik dengan pemecahan masalah yang berbeda dengan umumnya. Maka dengan proses pemecahan masalah yang baik didapatkanlah hasil yang baik pula.

Evaluasi

Pada pelaksanaan kegiatan ini siswa bebas menuangkan idenya, sehingga tidak ada yang perlu dikoreksi mengenai hasil pengerjaannya. Setiap siswa memiliki cara penyelesaian masalah yang berbeda, oleh karena itu hasil dari pengerjaannya pun berbeda. 

Hasil dari seluruh pengerjaan siswa menunjukan bagaimana cara mereka memberikan solusi dari masalah yang diberikan. Tentunya dalam kasus ini tidak ada benar atau salah. Karena berfikir kreatif adalah suatu hal yang harus diasah dan tidak akan datang dengan sendirinya.

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

                                                                                   Gambar 4. Beberapa hasil pengerjaan siswa yang lain

KESIMPULAN DAN SARAN 

Berdasarkan hasil dari kegiatan pembelajaran dengan model Project Based Learning sangat diperlukan untuk mengasah kemampuan dan mengembangkan tingkat kreatifitas siswa. Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian tersebut, selain dapat mengembangkan kreatifitas siswa program ini juga dapat membuat siswa mengekspresikan dan menuangkan ide dengan bebas.

Pembelajaran berbasis proyek ini juga membuat siswa lebih semangat, ceria, kreatif dan inovatif. Kegiatan pembelajaran dengan suasana berbeda seperti ini nyatanya lebih disukai oleh siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun