Mohon tunggu...
silmi kaffa
silmi kaffa Mohon Tunggu... -

salam dari seorang pecandu. Seorang yg gemar berpetualang menjelajahi setiap jengkal dunia maya, menelusuri hal abstrak diam-diam. Fb: silmi kaffa Ig: silkaaaf

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Remaja dan Pornografi

31 Mei 2015   03:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:26 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa remaja adalah masa dimana organ-organ reproduksi sudah mulai bekerja dan nafsu seksual sudah tumbuh. Hal inilah yang menjadikan psikologi remaja suka ingin tahu tektek bengek segala hal yang berbau seksual. Sayangnya, sejauh ini banyak pihak yang belum peduli untuk memberi informasi yang sehat tentang seks kepada remaja.

Orangtua sendiri tak sedikit yang masih menganggap seks sebagai sesuatu yang tabu, sehingga mereka tak pernah memberikan informasi yang sehat tentang seks kepada anaknya(remaja). Atau karena mereka sendiri miskin informasi tentang seks dan tak tau bagaimana mengkomunikasikan seks yang baik kepda anak. Karenanya, untuk memenuhi keingintahuannya yang besar tentang seks, seringkali remaja mencari alternatif dengan menikmati pornografi secara sembunyi-sembunyi, baik sendirian maupun dengan teman-teman mereka.

BAHAYA PORNOGRAFI BAGI REMAJA

Layaknya kecanduan bahan kimia, pecandu pornografi cenderung menggantikan sesuatu hal yang penting dengan seks atau bentuk lain dari pornografi. Orang yang kecanduan pornografi biasanya menggunakan media seperti majalah, video porno atau yang paling sering adalah internet.

Pornografi memiliki bahaya yang sangat besar, terutama para remaja. Psikologi remaja yang masih labil dan adanya pertumbuhan hormon-hormon seksual pada diri remaja, menjadikan pornografi memiliki bahaya(dampak negatif) yang sangat besar terhadap remaja. Diantara bahaya dan dampak negatif pornografi itu adalah:

1.Terjerumus Dalam Kemaksiatan Seksual (Onani)

Pornografi yang mengeksploitasi seks secara vulgar akan menjadi perangsang nafsu seks remaja yang memang sudah berkobar-kobar. Bila diibaratkan, nafsu seks dimasa remaja itu seperti rumput kering yang tersiram bensin. Sedikit ada percikan api, maka rumput akan segera terbakar. Begitu halnya pula dengan nafsu seks remaja, sedikit ada perangsang, maka nafsu itu akan berkobar-kobar dan akan mencari pelampiasannya. Pelampiasan itu seringkali dengan cara melakukan: ONANI

Onani atau di kalangan ulama disebut istimna’, adalah mengeluarkan air mani (sperma) dengan tangannya untuk memenuhi hasrat seksual. Psikolog Kensey seperti dikutip Abu Al-Ghifari (2002:74) berpendapat, onani merupakan suatu bentuk rangsangan yang dilakukan dengan sengaja pada diri sendiri untuk memperoleh kepuasan erotik. Rangsangan tidak hanya bersifat taktik(berkaitan dengan sentuhan atau rabaan), melainkan juga berkaitan dengan psikis. Burt menambahkan, objek utama rangsangan perempuan pada klitoris, sedangkan pada pria adalah penis.

Onani sering juga disebut masturbasi. Masturbasi berasal dari bahasa latin, mastur yang berarti “tangan”, dan batio yang berarti “menodai”. Masturbasi dilihat dari asal usul katanya berarti “menodai diri sendiri dengan tangan”. Dari sini diperoleh pengertian, masturbasi adalah” pemuasan kebutuhan seksual terhadap diri sendiri dengan menggunakan tangan”. Onani sering dilakukan remaja. Kartini Kartono dalam bukunya Psikologi Wanita menyatakan, bahwa hampir 90% remaja pernah/sering melakukan onani.

a.Bahaya Onani

Bila diklasifikasi, bahaya onani ada 3:

1)Bahaya Terhadap Rohani.

Orang yang terperangkap dalam belenggu aktivitas onani sulit sekali untuk menjadi pribadi yang istiqomah. Ia akan menjadi pribadi yang lemah, dan tidak mampu membebaskan dirinya dari belenggu nafsu. Hidupnya akan dirantai nafsu birahi. Karenanya ia akan mudah meremehkan amal-amal ibadah.

2)Bahaya Terhadap Kesehatan

Secara medis, onani disebut juga sebagai melakukan tindakan mekanis terhadap penis. Tindakan ini bisa membuka kulit penis jadi rusak dan menjadi awal masuknya bibit penyakit. Dalam taraf yang lebih parah, menurut Dr.Rainy Hadi Umbas, Ph.D,SpU (2004), lecet bisa menjadi borok! Ini dinamakan penyakit ulkus banal.

Kalaupun tidak menjadi lecet, onani akan menjadikan kulit penis menebal. Penebalan kulit penis yang biasa disebut fibrosis yang terjadi akibat gerakan mekanis yang terus menerus akan membuat struktur kulit lama-lama jadi berubah. Keadaan ini berpeluang menjadikan kepekaan saraf-saraf disekitar penis berkurang. Sehingga sensitivitas penis terhadap rangsangan pun akan berkurang. Kondisi ini akan menyikasa, karena kelak alat kelamin akan mudah melemah saat melakukan hubungan seks suami istri. Tidak itu saja, sebagaimana dikemukakan Shaleh Tamimi (2003:26), onani juga bisa menyebabkan kelenjar otak menjadi lemah, sehingga daya pikir menjadi semakin berkurang, daya paham menurun dan daya ingat juga melemah. Selain itu, penglihatan juga semakin berkurang ketajamannya karena mata tidak lagi normal seperti semula.

3)Bahaya Terhadap Kejiwaan (Psikologis)

Secara psikis, onani membuat pelakunya merasa bersalah. Menurut polling, paling tidak 69 suara mengaku merasa bersalah setelah melakukan onani. Perasaan bersalah ini akan semakin hebat bila ia tumbuh dilingkungan keluarga atau masyarakat yang memegang teguh norma-norma agama.

Onani juga berefek pada pikiran. Misalnya tidak bisa konsentrasi, atau pikiran jadi mudah terbawa pada apa yang disebut “piktor” alias pikiran kotor. Onani yang berlebihan juga menyebabkan urat saraf tidak stabil, kepercayaan diri akan sirna, menjadi pribadi pemalu dsb.

4)Terperangkap Dalam Penjara Ketagihan yang Merusak

Bukan hanya narkoba yang mengandung zat adiksi, pornografi juga membuat penikmatnya ketagihan/kecanduan. Bagi remaja, kecanduan situs porno (cybersex) akan membuat ritme belajar menjadi kacau. Secara umum, kecanduan situs porno akan berdampak negatif terhadap karakter seseorang. Berdasarkan penelitian Bingham dan Piotrowski dalam Psychological Report berjudul On-line Sexual Addiction menyebutkan, karakter orang yang kecanduan cybersex adalah:


  • Keterampilan sosial tidak memadai
  • Lebih memilih bergelut dengan fantasi yang bersifat seksual
  • Asyik berkomunikasi dengan figur-figur ciptaan hasil imajinasinya sendiri,
  • Tidak mampu mengendalikan diri untuk tidak mengakses situs porno dan lupa waktu.

Bahaya atau dampak negatif bagi remaja, kecanduan cybersex akan menjadikan remaja yang tidak gaul (kurang bersosialisasi) dan kuper, remaja yang hidupnya selalu dirantai birahi, suka mengkhayal/berfantasi seksual, serta waktu dalam hidupnya akan terbuang percuma untuk sesuatu yang tidak produktif, bahkan dapat bersifat destruktif alias dapat merusak diri dan masa depannya.

5)Terhempas Dalam Lembah Pergaulan Bebas (Freesex)

Adapun tanda-tanda anak/remaja yang kecanduan pornografi Setidaknya ada delapan tanda seorang anak atau remaja yang keranjingan gambar, film atau materi berbau pornografi:

a.Suka menyendiri

b.Bicara tidak melihat mata lawan bicara

c.Prestasi di sekolah menurun

d.Suka berbicara jorok

e.Berperilaku jorok (menarik tali bra, menyenggol dengan sengaja bagian-bagian tubuh tertentu, dll)

f.Suka berkhayal tentang pornografi

g.Banyak minum dan banyak pipis

h.Suka menonton, bila dihentikan akan mengamuk (tantrum).

buka juga blog saya https://seishiya.wordpress.com/just-about-life/bahaya-pornografi-bagi-remaja/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun