Diantara kabar buruk, ada juga kabar baik. Kabar buruknya, seperti dilansir dari Kompas.com (17/4/2020) terdapat 46 tenaga medis di RS Kariadi Semarang tertular virus corona. Ini sungguh kabar sangat buruk. Gubernur Ganjar Pranowo dikabarkan terkejut mendapatkan informasi tersebut. Kita pun wajar terkejut sekaligus prihatin. Tetapi, kabar baiknya, Robot perdana buatan anak-anak bangsa di ITS-Unair siap turun ke medan tempur hadapi covid-19.
Setidaknya dua tulisan saya di Kompasiana sebelunya menunjukkan keprihatinan mendalam terkait kasus para dokter dan tenaga medis tertular, bahkan ikut jadi korban meninggal.  Salah satunya menganjurkan pemerintah mengupayakan penggunaan robot dalam penanganan covid-19, seperti telah sukses digunakan pemerintah China di Wuhan, atau di Italia dan lainnya.  Tulisan lainnya lagi  keprihatinan atas meninggalnya 30-an dokter kita, belum lagi tenaga medis sebagai pahlawan kemanusiaan. Â
Apa yang dialami para tenaga medis itu sudah diingatkan oleh pakar epidemi, Michael Mina, yang merupakan Asisten Profesor di Center for Communicable Disease Dynamics, Department of Epidemiology. Seperti dikutip WebMD (medscape.com), Prof.Mina  mengatkan bahwa tenaga medis tergolong sebagai kelompok yang rentan terpapar virus corona. Ini sudah terbukti, mulai dari China, Italia dan terutama Indonesia, dimana dokter dan tenaga medis yang meninggal akibat tertular covid-19 dari pasien cukup tinggi, yaitu berkisar antara 4-12% dari jumlah yang meninggal.  Itulah sebabnya, meminimalisir kontak langsung tenaga medis dengan pasien menjadi langkah paling strategis untuk mengurangi potensi jadi korban.  Salah satu caranya adalah dengan melibatkan robot-robot cerdas (medical robots).
Penggunaan robot-robot canggih itu bukannya untuk menggantikan tugas tenaga medis sebagaimana dikhawatirkan sejumlah kalangan. Tugas mereka hanya membantu (asistensi) dokter dan tenaga medis dalam pekerjaan yang membutuhkan kontak langsung dengan pasien secara rutin. Para robot tentu saja kebal, bahkan anti infeksi dari virus seganas apapun. Â Â
Beberapa waktu lalu, kita sudah mendapatkan kabar gembira, karena RS Pertamina Jaya yang didirikan Menteri BUMN Erick Tohir dan Komut Pertamina Basuki Tjahya Purnama telah memiliki 2 robot. Kini tambah lagi kabar gembira lainnya dari Surabaya, dimana ITS yang bekerjasama dengan UNAIR berahasil membuat robot yang siap membantu dokter dan tenaga medis menghadapi Covid-19.Â
Robot buatan anak-anak negeri itu memiliki nama yang cantik khas Indonesia, yakni Raisa. Â Akronim dari Robot Medical Assistant ITS-UNAIR.Â
Tanggal 14 April 2020 telah diserahterimakan ke Rumah Sakit UNAIR. Kompas.com (15/4/2020) Â melansir pernyataan Muhtadin, salah satu anggota tim peneliti robot Raisa di Pusat Robotik ITS, bahwa tugas Raisa adalah melayani pasien yang sedang diisolasi dengan mengantar makanan, pakaian, serta obat-obatan. Â Tugas ini sangat vital karena dengan demikian membantu perawat dan tenaga medis meminilamisir kontak langsung dengan pasien terinfeksi covid-19 sehingga mengurangi potensi penularan ke tenaga medis.
Tinggi robot Raisa 1,5 meter, dilengkapi empat rak yang tersusun dari bawa ke atas.  Rak-rak itu sebagai tempat makanan, pakaian atau obat yang diantarkan ke pasien. Dijelaskan pula oleh Rektor ITS, Prof.Mochammad Ashari, seperti diberitakan di (14/4/2020) fungsi asistensi Raisa termasuk memancarkan kondisi pasien melalui monitor dengan sistem sensor sehingga suhu pasien dapat diketahui tanpa harus mengukurnya secara langsung oleh tenaga medis dengan termometer.Â
Bobot maksimum yang bisa dibawanya adalah 50 kg. Â Robot Raisa menggunakan bateri, dan dikendalikan dengan remote dari jarak jauh. Raisa juga dilengkapi monitor yang memungkinkan komunikasi langsung antara pasien dengan pasien melalui multimedia.
Sayangnya, karena kendala pendanaan, juga tenaga ahli akibat physical distancing,  ITS baru bisa memperoduksi ‘seorang’ Raisa. Biayanya sesungguhnya tidak terlalu mahal, hanya Rp.100 juta, atau setara dengan gaji tiga tahunan untuk seorang pegawai yang melakukan tugas-tugas Raisa. Padahal, Raisa tentu saja akan bekerja puluhan tahun tanpa kenal lelah, juga tanpa mengeluh. Semoga ini bisa diperhatikan sehingga mendapatkan dukungan pendanaan agar bisa diroduksi lagi dalam jumlah yang memadai agar melayani di RS-RS lainnya yang menangani covid-19 atau penyakit menular sejenis. Â
Sebelumnya, RS Pertamina Jaya telah ‘mempekerjakan’ robot untuk menjalankan fungsi yang mirip Raisa, yaitu menyiapkan makan dan snack, juga mengukur tensi dan temperatur. Juga, memantau parameter dari peralatan di ruang pasien lalu mengirim informasinya ke para dokter dan tenaga medis di pusat informasi.  RS Pertamina Jaya mempekerjakan dua robot, yaitu Amy dan Penny. Amy bertugas mengantar makanan, obat sebagaimana halnya Raisa. Sementara Penny melakukan kontrol keadaan pasien dan menginformasikannya ke pusat informasi.
Kalau robot-robot telah membantu China dan negara-negara lain memgatasi covid-19, kita pun patut berharap semoga dengan dilibatkannya robot-robot di Indonesia ini akan mempercepat proses penanganan covid-19. Para dokter dan tenaga medis selamat sehingga makin maksimal melakukan tugas-tugasnya. Para tenaga medis tidak seharusnya menjadi korban dari virus ganas justru karena bekerja keras membebaskan orang lain dari cengkraman virus. Â Kita juga patut berharap agar ini menjadi era baru kebangkitan inovasi dan produksi robotik oleh anak-anak negeri dalam mengangani penyakit-penyakit menular dan berbahaya sejenis Covid-19.
Selamat bekerja, Raisa! Juga, selamat untuk ITS-Unair yang telah memulai karya momental ini.  Masa depan negeri tercinta ini terlihat makin cerah oleh keterlibatan para robot cerdas, terutama buatan anak-anak negeri.  Semoga kehadiran Raisa, Amy dan Penny makin memberi semangat bahkan memeperkuat  para dokter dan tenaga medis dalam memerangi covid-19. Kita doakan bersama, semoga!
Catatan: selengkapnya dapat dibaca di Indonesia-menalar.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H