Mohon tunggu...
Semuel S. Lusi
Semuel S. Lusi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Belajar berbagi perspektif, belajar menjadi diri sendiri. belajar menjadi Indonesia. Belajar dari siapa pun, belajar dari apapun! Sangat cinta Indonesia. Nasionalis sejati. Senang travelling, sesekali mancing, dan cari uang. Hobi pakai batik, doyan gado-gado, lotek, coto Makasar, papeda, se'i, singkong rebus, pisang goreng, kopi kental dan berbagai kuliner khas Indonesia. IG @semuellusi, twitter@semuellusi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Islam Nusantara perlu Reformasi Kemenag, Prof Sumanto Al Qurtuby Kandidat yang Tepat

10 Juli 2019   19:49 Diperbarui: 11 Juli 2019   23:18 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buya dan Sumanto: Muslim harus cerdas, jangan mau dibodohi para tengkulak agama. Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Buya Syafii Maarif dan Sumanto Al Qurtuby: Stop Politisasi Agama!, https://manado.tribunnews.com/2018/08/10/buya-syafii-maarif-dan-sumanto-al-qurtuby-stop-politisasi-agama. Editor: Sigit Sugiharto. Sumber: https://manado.tribunnews.com/2018/08/10/buya-syafii-maarif-dan-sumanto-al-qurtuby-stop-politisasi-agama

Membaca judul, Anda mungkin bertanya, apakah sudah ada bocoran dari Presiden Joko Widodo atau orang-orang dekat Istana? Jujur saja, tidak!  Tulisan ini merupakan harapan dan opini semata sebagai warga negara yang memiliki tanggungjawab mengusulkan salah satu kader terbaik anak bangsa untuk berkontribusi bagi kebesaran Indonesia di masa depan. Terutama, melalui kementerian Agama. 

Sumanto merupakan aktivis  peace-bulding dan dialog antara agama. Menyelesaikan Ph.D bidang Antoropologi Budaya di Boston University.  Dari Boston karier akademikinya moncer dan terus menjulang hingga mencapai jabatan tertinggi Profesor, lalu mengajar di salah satu universitas terkemuka di Timur Tengah, yaitu King Fahd University of Petroleum and Minerals (Universitas Raja Fahd untuk Perminyakan dan Mineral). 

Bukan hanya itu, di universitas negeri milik Raja Fahd tersebut, Profesor  Sumanto menjabat Kepala Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora. Sebelum ke Arab, ia sempat menjadi Profesor tamu di University of Notre Dame, Indiana, Amerika Serikat.  Dari jabatan akademisnya yang prestisius itu ia pun aktif diundang menjadi pembicara di berbagai even dunia, baik di Eropa, Amerika, Asia dan Timur Tengah berkaitan dengan topik-topik relasi antara agama, Islam dan berbagai faksinya, Islam politik, peace building berbasis agama, studi Timur Tengah, dan sebagainya. Ia juga aktif mengisi berbagai even sejenis di Indonesia.   

Buya dan Sumanto: Muslim harus cerdas, jangan mau dibodohi para tengkulak agama. Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Buya Syafii Maarif dan Sumanto Al Qurtuby: Stop Politisasi Agama!, https://manado.tribunnews.com/2018/08/10/buya-syafii-maarif-dan-sumanto-al-qurtuby-stop-politisasi-agama. Editor: Sigit Sugiharto. Sumber: https://manado.tribunnews.com/2018/08/10/buya-syafii-maarif-dan-sumanto-al-qurtuby-stop-politisasi-agama
Buya dan Sumanto: Muslim harus cerdas, jangan mau dibodohi para tengkulak agama. Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Buya Syafii Maarif dan Sumanto Al Qurtuby: Stop Politisasi Agama!, https://manado.tribunnews.com/2018/08/10/buya-syafii-maarif-dan-sumanto-al-qurtuby-stop-politisasi-agama. Editor: Sigit Sugiharto. Sumber: https://manado.tribunnews.com/2018/08/10/buya-syafii-maarif-dan-sumanto-al-qurtuby-stop-politisasi-agama
Bukti lain dari kecemerlangannya yang mendapatkan pengakuan dunia  adalah, antara lain  pernah mendapat penghargaan penelitian (research award) dari berbagai lembaga dan kampus seperti National Science Foundation, Earhart Foundation, Kroc Institute for International Peace Studies, Boston University Graduate Research Abroad Fellowship, University of Oxford, National University of Singapore, Kyoto University, dan lainnya.

Dari karya-karyanya (buku maupun jurnal internasional dan nasional), ia telah membahas banyak topik terkait agama-agama dan hubungan di antara mereka. Ia menulis tentang etnis Tionghoa dan peranannya dalam penyebaran Islam di Indonesia,  menulis tentang Kristen dan Islam, Konflik dan Perdamaian Islam-Kristen di Maluku, hubungan Katolik-Islam, tentang Budha, Jihad, Militer dan Hubungan antar Agama, Peacebuilding berbasis Agama, dan lainnya.

Buku-bukunya tidak hanya diterbitkan dalam negeri (bahasa Indonesia), melainkan juga diterbitkan secara Internasional dalam bahasa Inggris dan dibahas di berbagai forum diskusi nasional dan internasional.  

Ia juga menulis tentang persentuhan Islam dan Kristen, serta pengalaman langsungnya bergaul, belajar dan mengalami kehidupan bersama kaum Kristen, baik di Indonesia maupun di Amerika, Eropa, Timur Tengah dan negara lainnya.  Juga pengalamannya dengan aliran-aliran utama Islam di Saudi Arabia khusunya dan Timur Tengah umumnya, pengalaman pergaulannya dengan penganut Yahudi, penganut Ktisten berbagai aliran (denominasi) seperti Presbetarian, Menonite, Katolik, Ortodox Syiria  maupun Ortodox Timur, dan sebagainya.

Dengan demikian Prof.Sumanto bukan akademisi bertangan mulus yang duduk manis di laboratorium ber-AC, melainkan aktifis yang membaur dalam komunitas dunia,  bergaul dan menyelami kehidupan mereka, terlibat dalam diskusi maupun debat.  Tidak hanya dengan sesama pembicara dunia di ruang-ruang seminar yang mewah, melainkan dengan komunitas-komunitas korban, pelaku, dan berbagai penggerak dalam masyarakat.

Prof.Sumanto bersama mahasiswanya berlatar Wahabi, Sunni, Syiah (Sumber: http://liputanislam.com/opini/gagal-paham-masyarakat-tentang-arab-saudi/)
Prof.Sumanto bersama mahasiswanya berlatar Wahabi, Sunni, Syiah (Sumber: http://liputanislam.com/opini/gagal-paham-masyarakat-tentang-arab-saudi/)
Kuliah-kuliah virtualnya (Kulvit) lewat Facebook terkait perkembangan Islam di Timur Tengah dan Indonesia, dan isu-isu hubungan antara agama secara luas,  telah mencerahkan banyak orang dan memicu banyak diskusi, baik yang pro maupun yang kontra.

Setiap kulvitnya di-like ribuan pengikut dan dikomentari ratusan, menggambarkan betapa banyak follower dan peminat masalah hubungan antara agama-agama 'belajar' padanya. Saking banyaknya, kulvilt-nya itu telah dikumpulkan dan menghasilkan 5 buah buku.  Ditambah dengan sekitar duapulan buku lainnya yang telah ditulisnya, menggambarkan Prof.Sumanto sebagai orang yang sangat produktif.  Royalti dan hasil penjualan buku-bukunya semua digunakan untuk membiayai aktivitas-aktivitas  sosialnya yang  berkaitan dengan isu-isu perdamaian dan hubungan antara agama.

Bersama sejumlah rekan, alumni pesantren yang menamatkan S2-nya di program Sosiologi Agama Universitas Kristen Satya Wacana ini juga mendirikan Nusantara Institute (NI)  dimana  Prof.Sumanto sendiri menjadi Direkturnya. Melalui  NI  Prof.Sumanto dan teman-temannya aktif melakukan studi intensif terkait hakikat dan nilai-nilai masyarakat Nusnatara. Seperti tercantum dalam website-nya (nusantarainstitute.com) terdapat tiga tema utama yang menjadi fokus riset Nusantara Institute, yaitu (1) agama dan kepercayaan Nusantara, (2) tradisi dan kebudayaan Nusantara, dan (3) kerajaan-kerajaan Nusantara. Ketiga tema sentral tersebut diteliti secara akademik-ilmiah dengan melibatkan jejaring ilmuwan, sarjana, akademisi, dan peneliti, baik dari Indonesia maupun mancanegara, yang ahli atau memiliki spesialisasi di tema-tema tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun