Mohon tunggu...
Semuel S. Lusi
Semuel S. Lusi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Belajar berbagi perspektif, belajar menjadi diri sendiri. belajar menjadi Indonesia. Belajar dari siapa pun, belajar dari apapun! Sangat cinta Indonesia. Nasionalis sejati. Senang travelling, sesekali mancing, dan cari uang. Hobi pakai batik, doyan gado-gado, lotek, coto Makasar, papeda, se'i, singkong rebus, pisang goreng, kopi kental dan berbagai kuliner khas Indonesia. IG @semuellusi, twitter@semuellusi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Teror Nice: Bukti Tuhan sebagai Pembunuh Kebebasan Manusia?

17 Juli 2016   09:34 Diperbarui: 18 Juli 2016   07:05 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster yang diduga dibuat oleh ISIS untuk merayakan serangan di Nice, Prancis (Mirror)

Seperti dikutip Tempo.Co pernyataan resmi ISIS melalui medianya Amaq, Mohamed Lahouaiej Bouhlel merupakan prajurit ISIS. Karenanya ISIS menyatakan bertanggungjawab atas teror    berdarah di kota Nice itu. “Dia menjalankan operasi itu dengan sasaran orang-orang dari berbagai negara yang menentang ISIS,” demikian ISIS dalam pernyataannya yang dikutip Guardian, Sabtu 16 Juli 2016 (Tempo.co). Dan, sebagaimana kita ketahui, ISIS memiliki cita-cita mendirikan negara Islam. Maka, nilai-nilai perjuangan mereka memiliki dasar-dasar yang mereka anggap sebagai “Islami.”

Dalam pandangan partikular ke-Islam-an ISIS, sebuah negara khilafah seperti yang dicita-citakannya, mencakup seluruh dunia. Sebuah negara Islam atau mayoritas Islam bukanlah jaminan masuk dalam kategori ISIS. Itulah sebabnya, Suriah, Turki maupun Irak menjadi sasaran jangka pendek mereka, sebelum menyebar ke pelosok dunia lainnya. Ini antara lain terbukti, seperti dikutib dari status account  twitter ISIS pasca tragedi Nice, “Oh Perancis, kalian dan seluruh Eropa tidak akan pernah aman hingga kami menguasai tiap inci tanah bagi kekalifahan,” (liputan6.com).

Poster yang diduga dibuat oleh ISIS untuk merayakan serangan di Nice, Prancis (Mirror)
Poster yang diduga dibuat oleh ISIS untuk merayakan serangan di Nice, Prancis (Mirror)
Menurut id.wikipedia.org., ISIS atau NIIS adalah kelompok Salafi yang mengikuti pemikiran Islam ekstrem. Pemikiran ini mendukung kekerasan agama dan menganggap Muslim yang tidak sepakat dengan penafsiran ISIS merupakan kafir atau murtad (lihat di sini).  

Persis pada cara pandang seperti itulah, didukung berbagai bukti metode kerja ISIS yang menebar teror bunuh diri dengan sasaran pusat keramaian, menghukum para sandera dengan cara dibakar hidup-hidup, dipenggal kepala, dan berbagai cara sadisme lainnya, kita menjadi pesimis terhadap sebuah “wajah tuhan” yang maha kasih, maha damai, rahmatan lil alamin, shalom, dan kesan serba-indah-damai-harmoni lainnya .  Monopoli atas kebenaran,  dan memaksakannya kepada dunia merupakan sebuah perampasan kebebasan autentik.  Di sini kekhawatiran Jean-Paul Sartre  (tentang tuhan sebagai negasi kebebasan manusia) mendapatkan dukungan empirik secara meyakinkan.  

Di Perancis,  227 tahun lalu pertamakali digemakan pekikan kebebasan liberte, yang kemudian menggelora ke seantero dunia, lalu menginspirasi dan menjadi alat perjuangan politik di banyak negara.  Liberte kemudian menjadi ikon politik berkeadaban. 

Tetapi, di Perancis pula, tahun 2016, dunia menjadi saksi, betapa semangat kebebasan itu dicoba dihancurkan dengan teror berdarah, tepat di hari kelahirannya. Dan, sesungguhnya cara demikian lebih kejam dan jahat daripada sistem pemerintahan monarkhi absolut ala raja Louis IV sekalipun.

Benarkah Tuhan meniadakan kebebasan manusia? Benarkah tuhan telah menyerahkan “peta esensi” setiap orang kepada sekelompok orang, memberi otoritas absolut kepada mereka, untuk menghakimi dan menghukum dengan berbagai cara?  Inikah gambaran wajah tuhan?  Suasana surga?  Jean-Paul Sartre mungkin akan tertawa terpingkal-pingkal penuh olok-olok, atau mungkin mual dan muntah-muntah lantaran jijik melihat "tuhan" menyiksa dan mengancam kemanusiaan.  Bagaimana dengan Anda?

Salam kompasiana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun