Mohon tunggu...
Semuel S. Lusi
Semuel S. Lusi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Belajar berbagi perspektif, belajar menjadi diri sendiri. belajar menjadi Indonesia. Belajar dari siapa pun, belajar dari apapun! Sangat cinta Indonesia. Nasionalis sejati. Senang travelling, sesekali mancing, dan cari uang. Hobi pakai batik, doyan gado-gado, lotek, coto Makasar, papeda, se'i, singkong rebus, pisang goreng, kopi kental dan berbagai kuliner khas Indonesia. IG @semuellusi, twitter@semuellusi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Para Politisi Perlu Belajar dari Teman Ahok dalam Menyikapi UU Pilkada Revisi

11 Juni 2016   22:05 Diperbarui: 11 Juni 2016   22:14 1426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Gerakan Cuti untuk Ahok di twitter pendukung Ahok (twitter.com)

Terlepas dari semua kontoversi dan keraguan di atas, cara TA bersikap sungguh patut diteladani, terutama oleh para politisi kita, baik yang diu Senayan maupun di daerah-daerah.  TA yang kemungkinan sebagian diantara mereka tidak bisa memberi dukungan ke Ahok-Heru gegara diamputasi oleh Pasal 41 UU Pilkada hasil revisi, dengan kata lain menjadi korban langsung, justru menunjukkan sikap matang dan menempuh cara-cara yang legal, beradab, dan komunikatif.  Demikian pula Pasal 48 yang jelas memperberat pekerjaan mereka, juga mengancam gugurnya pasangan calon yang mereka usung di Pilkada DKI 2017, toh mereka tetap berpikir rasional dan bertindak sangat cerdas.  

Komunitas Teman Ahok usai memenuhi undangan makan siang dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Senin (25/1/2016).
Komunitas Teman Ahok usai memenuhi undangan makan siang dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Senin (25/1/2016).
TA, yang boleh dibilang masih kanak-kanak itu, telah memainkan peran politik yang beradab, efisien, tetapi juga efektif.  Dengan kepolosan dan integritas mereka mampu mengumpulkan dukungan yang tidak sedikit (1 juta), dalam waktu yang relatif singkat (hanya antara 2-3 bulan).  Namun, tidak hanya itu. Mereka juga harus menghadapi berbagai intrik  dan tamparan dari para politisi kawakan di DPR maupun di Parpol yang menggunakan legalitas posisi dan peran formal. 

Dengan demikian, para politisi perlu belajar banyak dari TA. Belajar tentang kematangan sikap, kecerdasan dalam  berpolitik, kerja keras, juga kecerdikan dalam menjalankan politik berkeadaban (tidak anarkis dan menjelek-jelekan pihak lain). Maukah?  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun