Mohon tunggu...
Semuel Leunufna
Semuel Leunufna Mohon Tunggu... Dosen - You Will Never Win if You Never Begin

Dosen Universitas Pattimura Ambon

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pesan Pesan dari Osaka: Catatan dari Simposium Internasional Ilmu-Ilmu Dasar dan Terapan

10 Januari 2022   19:11 Diperbarui: 10 Januari 2022   19:11 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Green Technology (Teknologi Hijau)

Green technology merupakan suatu bidang kajian yang baru dalam gagasan serta pengembangannya. Dapat dikatakan merupakan teknologi atau juga gaya hidup yang menjadi tandingan terhadap pemanasan global, pengrusakan atau pencemaran lingkungan termasuk erosi  biodiversitas.  Beberapa wilayah kerja green technology termasuk pengembangan energi alternatif dari minyak bumi, pengembangan produk yang  dapat digunakan kembali serta sedikit sekali memberikan pengaruh pengrusakan lingkungan, penempatan bangunan dan penggunaan materi bangunan yang ramah lingkungan, serta pengembangan nanoteknologi yang hijau.

Di kota Chiang Mai, Thailand, penggunaan sepeda sebagai sarana transportasi semakin menjadi perhatian karena peningkatan yang sangat pesat dari pengguna sarana ini. Sdr. Zi Liang Huang dari Chiang Mai University, Thailand mempresentasikan hasil penelitiannya berjudul “Removing Bariers: Unravelling Cycling Obstacles Using Viedo Ethnography-A Case Study in Chiang Mai Thailand” (Mengungkap Hambatan-hambatan bersepeda menggunakan Vidio-Ethnography- suatu studi kasus di Chiang Mai, Thailand). 

Dalam metode pengambilan data, peneliti menggunakan kamera video untuk merekam semua interakasi dengan pengendara sepeda lainnya guna mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi para pengedara dalam kaitan dengan pengguna jalan lainnya. Daripada meletakkan kamera video pada kendaraan (seperti yang umum dilakuan), video diletakkan pada tubuh peneliti dengan maksud agar dapat dilakukan perekaman dengan baik ketika terjadi pembicaraan atau interaksi lainnya dengan sesama pengendara sepeda.

Bagi para peneliti bidang ilmu pasti yang umumnya menggunakan angka-angka menghitung total dan rataan hasil pengukuran parameter, menentukan signifikansi perlakuan satu terhadap perlakukuan lainnya dalam tingkat kesalahan (error) tertentu, baru kemudian mengambil kesimpulan hasil penelitian, maka penggunaan metode dan pemaparan hasil penelitian dengan video, jelas tidak biasa. 

Penelitian ini tentu juga sangat penting dalam pemanfaatannya terutama pada kota-kota dan universitas-universitas dimana kesehatan, melalui olah raga, serta  lingkungan yang bebas polusi semakin menjadi gaya hidup masyarakat ataupun kondisi dimana sepeda menjadi sarana transportasi yang palig praktis digunakan. Penulis sempat memberikan masukan agar lebih lanjut mengungkap juga permasalahan-permasalahan dari perspektif pengendara kendaraan lainya, selain sepeda, termasuk pejalan kaki, agar diperoleh pemahaman menyeluruh dari semua pengguna jalan.

Prof. Mridha bersama rekan beliau Prof. Al-Barakah yang adalah Dekan dari Colege of Food and Agricultural Sciences, King Saud University Saudi Arabia, memaparkan makalah mereka terkait penggunaan pupuk biologis (Bio-fertilizers)  dalam kultivasi Moringga (Moringa oleifera Lam.) suatu tumbuhan serba guna sebagai pangan, pakan serta obat-obatan. Diskusi justru terjadi pada permasalahan ketersediaan pupuk fosfor dalam hubungan dengan derajat kemasaman (pH) tanah.  

Pesan yang diambil penulis rasanya tidak jauh berbeda dari materi yang diperoleh mahasiwa pada perkuliahan ilmu tanah yakni bahwa pada kondisi lahan penelitian para profs. dimaksud di Saudi Arabia, tingginya pH tanah (5-9) tidak serta merta memungkinkan penyerapan fosfor yang baik karena tanah yang berkapur (calsium-Ca yang tinggi) mengikat fosfor yang bebas. Berbeda dengan tanah-tanah pada sebagian wilayah penelitian di tempat penulis dengan pH yang rendah (kurang dari 5) menjadikan fosfor kurang tersedia untuk diserap karena berikatan dengan Alumunium (AL) dan Ferum (Fe).

Ubi (Dioscorea spp.) dan Pengembangannnya di Kepulauan Maluku

Dalam makalah berjudul Research and Development of Yams (Dioscorea spp.) as a component of Food Diversificaton in Maluku Islands: Achievements and Chalenges, penulis memaparkan secara ringkas perkembangan penelitian terhadap tanaman ubi (Dioscorea spp.) di kepulauan Maluku dalam kurun waktu lebih dari 25 tahun. Penelitian-penelitian ini mencakup penelitian survai potensi dan penyebaran ubi, deskripsi dan pengelompokan ubi secara taxonomi, penelitian agronomis, penelitian kultur jaringan tanaman, penelitian genetika dan pemuliaan tanaman. 

Termasuk dalam kesimpulan dan tantangan lanjut pengembangan ubi adalah pertama status ubi masih bersifat underexploited (potensi ubi belum tergali sama sekali), kedua hasil-hasil penelitian yang diperoleh (khususnya penelitian lapang/agronomis) belum disampaikan kepada petani dalam bentuk penyuluhan untuk diterapkan pada tingkat petani, ketiga pemanfaatan ubi masih terbatas pada hanya beberapa bentuk produk sederhana misalnya ubi rebus, ubi bakar batu, ubi goreng dll., tidak banyak bervariasi dan hanya bersifat subsisten (untuk tujuan mencukupi kebutuhan rumah tangga/tidak bertujuan komersial) dan dengan demikian pengembangan ubi dalam konteks diversifikasi pangan masih sangat kurang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun