SemuaAdaDisini.com – Bau badan yang wangi dan sedap merupakan idaman setiap orang. Untuk memperoleh bau badan yang wangi biasanya orang memakai deodoran untuk mengatasinya. Banyak jenis deodoran yang dipaki antara lain model semprotan, stik dan roll-ons.
Buat Sobat SAD yang tidak menyukai tipe deodoran diatas, sekarang ini diciptakan deodoran yang paling unik karena deodoran ini bentuknya seperti permen yang dapat dimakan. Permen lezat ini dibuat oleh sebuah pabrik di Bulgaria seperti dikutip dari jadiberita.com.
Ventsislav Peychev, pemilik pabrik permen Alpi di Bulgaria dikutip dari Saudigazette, Senin (15/12/2014) “Ini perwujudan dari pepatah lama yang mengatakan kecantikan sejati berasal dari dalam. Jadi, mengapa tidak dari permen?” .
Deodoran yang disebut dengan Deo Perfume Candy ini dikliam oleh Peychev mampu menetralisir dan menghilangkan bau dengan keharuman yang bisa bertahan 6 jam lamanya. Semakin banyak permen yang dimakan durasi wangi akan semakin lama.
Berdasarkan penelitian oleh Ilmuwan Jepang permen ini bebas gula dan bentuknya kenyal dan keras.
Mereka menemukan bahwa komponen utama minyak mawar, geraniol, tidak hancur dalam tubuh, tetapi diekskresikan melalui kulit. Bulgaria, negara termiskin di Uni Eropa, adalah produsen utama minyak mawar.
Seperti di ungkapkan Peychev“Geraniol adalah antipoda bawang putih. Ia juga keluar melalui pori-pori tapi tidak meninggalkan bau, melainkan parfum,” .
Harga permen ini USD 5,98 atau sekitar Rp 70 ribu per pak di jual secara online di Amazon. Penjualan permen ini di Asia, Amerika Serikat dan Negara Eropa.
Permen ini satu-satunya di dunia walaupun sebelumnya sudah ada permen lain Otoko Kaoru buatan Jepang yang sudah dihentikan.
Setelah di coba oleh Koresponden AFP permin ini baunya lebih harum dari biasanya walaupun baunya seperti mawar.
Seorang koresponden AFP yang mencoba permen deodoran mengatakan dia bisa mencium bau harum lebih dari biasanya, meskipun tidak persis seperti mawar.
Namun apakah permen ini bisa menarik banyak konsumen masih harus dilihat.
Manfaat permen ini masih dipertanyakan oleh George Preti ahli kimia di Philadelphia, karena belum ditunjang dengan data analisis dan klinis untuk mendukum klaim mereka.
Tapi Peychev memandang kritik tersebut untuk menambah gairah kerjanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H