Mohon tunggu...
Buyumski Barbara
Buyumski Barbara Mohon Tunggu... -

loveable

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

I Want to Ride My Bicycle

18 Maret 2015   10:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:29 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_373555" align="aligncenter" width="480" caption="Tren bersepeda memang semakin terasa di kota-kota besar, khususnya Jakarta. Hal ini tak terlepas dari menjangkitnya fenomena bike to work (B2W) di kalangan profesional Jakarta. Selain ikut mengurangi jumlah emisi karbon, B2W juga memberikan alternatif gaya hidup yang sehat."][/caption]

Mountain bike atau mountain bicycle merupakan sepeda yang didesain untuk semua trek off-road, termasuk lompatan, perbukitan, serta 'trek ekstrem' lainnya. Namun, seiring perkembangannya, MTB tidak lagi sekadar untuk off-road. Banyak yang menggunakannya di jalan-jalan raya sebagai alternatif alat transportasi.

MTB memiliki klasifikasi disiplin kategori yang banyak sekali. Namun, beberapa yang berkembang di Indonesia, khususnya Jakarta, antara lain Cross Country (XC), All- Mountain (AM), Freeride (FR), Downhill (DH), dan 4-cross racing (4X). Yang disebut terakhir masih jarang peminatnya. Desain (peruntukan)–terutama pada bagian suspensi—menjadi pembeda pada masing-masing kategori MTB tersebut.

Nah, untuk para pemula (newbie), penting untuk memperhatikan ukuran sepeda (S, M, L, dan XL) yang akan dibeli. Agar nyaman, pilihlah sepeda sesuai ukuran fisik atau tinggi badan. Kemudian cara efektif ‘penjurusannya’ adalah dengan melakukan turing. Main dulu sejauh-jauhnya. Masuk kampung keluar kampung. Nanti kalau mereka merasa cocok, pasti akan ikutan lagi.

Untuk ride kedua, biasanya mereka akan lebih prepare dalam pemilihan spec-spec sepeda, seperti tyre, frame, fork, shock, brakes, cranks, derailleurs, shifters, dan wheels. Dari situlah akan diketahui arah klasifikasi yang tepat untuk si newbie. Hal Itu memang butuh waktu beberapa bulan. Untuk selanjutnya, mereka akan dengan sendirinya mencari komunitas yang menurut mereka sesuai karakter.

Selain turing, si pemula biasanya juga akan direkomendasikan oleh pemilik toko sepeda tempat ia membeli untuk bergabung dengan salah satu komunitas tertentu.

‘Racun’ berikutnya adalah majalah dan situs-situs MTB. Biasanya, kalau si pemula sudah mulai mencari-cari informasi dari kedua media tersebut, ia akan menemukan banyak ‘kesalahan’ pada sepedanya. Banyak produk (part) baru yang muncul di majalah maupun situs yang pasti akan membuatnya 'gatal' ingin segera ‘menempelkan’ pada sepeda barunya.

Umumnya, newbie akan main Cross Country. Rutenya bisa ke mana saja. Main sejauh mungkin untuk mengetahui batasan stamina. Untuk sepeda jenis Cross Country, entry level paling murah berada di kisaran Rp2–5 juta. Jenis sepedanya ada dua, hard tail (suspensi depan 2–4 inci) dan full suspension (suspensi depan-belakang; juga berukuran 2–4 inci). Tingkatan selanjutnya adalah Agressive Cross Country dan All-Mountain. Jenis ini memiliki suspensi berukuran rata-rata 5–7 inci. Selanjutnya, jenis Freeride yang memiliki suspensi sekitar 7–9 inci. Setelah itu, baru jenis Downhill yang suspensinya rata-rata 8 inci.

Tapi, jangan salah, Cross Country bukanlah sekadar kategori untuk jenis pemula. Jika serius, Cross Country bisa sangat painful karena biasanya mereka akan mencari tanjakan ekstrem dan berlomba dalam hal kecepatan. Tiap orang punya RPM; maksimum (detak) jantung. Kalau seseorang sudah mengenal RPM-nya, ia akan main di speed-nya sendiri. Misalnya, untuk profesional, rata-rata 30 km/jam konstan. Nah, untuk orang awam sekitar 15–20 km/jam.

Bermain Cross Country juga sering dikenal dengan ‘membuka jalan’. Biasanya mereka akan bersepeda seharian dengan membawa GPS (Global Positioning System). Mereka akan memberi tanda tiap menemukan jalan baru. Dan, hasil pengembaraannya itu akan di-share ke yang lain. Tidak melulu harus dengan GPS, mereka sering juga melakukan survey lokasi sendiri sampai kadang-kadang tersasar. Bagi mereka tersasar tidak masalah karena justru seringnya akan menemukan track baru yang mungkin lebih menarik dan menantang. Hasilnya disebarkan dari mulut ke mulut. Komunitas-komunitasnya tersebar dalam Komunitas Kelapa Gading Community (KGB), JPG Community, Puri gading Cycling Community (PGCC), Jati Asih Community, dan lain-lain.

Untuk newbie, sebaiknya memilih sepeda jenis hard tail (frame yang hanya menggunakan suspensi depan). Di samping lebih ekonomis, kemungkinan untuk menjual kembali akan lebih besar karena pasti selalu ada orang baru lain yang ingin mencoba MTB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun