Mohon tunggu...
Dinan
Dinan Mohon Tunggu... Abdi Masyarakat -

Seorang yang ingin belajar menulis dengan nama pena Dinan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Cerpen] Portal

29 Januari 2017   18:19 Diperbarui: 29 Januari 2017   18:39 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="http://birrusadhu2.blogspot.co.id/2016/01/portal-gerbang-bintang-2.html?m=1"][/caption]

Anak itu terdiam sesaat. Napasnya terdengar berat dan jantungnya memompa darah dengan sangat cepat. Lama ia menunggu peristiwa penting itu, akhirnya, malam ini, ia bisa menyaksikan dengan mata telanjang.

Portal rahasia itu terbuka, melalui dinding kamarnya yang bercat biru. Sebuah portal yang selama ini menjadi rahasia dirinya dengan Tuhan. Ia percaya portal yang kasat mata itu menjadi penghubung dengan dunia lain, dunia para malaikat.

Dinding kamarnya seketika berubah menjadi lubang hitam, terbuka perlahan. Disaksikannya dunia cosmos di luar lubang hitam itu. Seketika muncul sosok seorang pemuda tampan keluar dari portal tersebut. Anak itu hanya bisa mematung dan tak tahu berbuat apa, antara senang dan takut bercampur aduk jadi satu. Ia menunggu, lamat-lamat, kesunyian malam serta suara ayam berkokok di luar rumah membuatnya semakin merinding. Tetes keringat membasahi keningnya.

Tak butuh waktu lama, pemuda tampan itu duduk di kursi belajarnya. Anak itu masih membelalak, diperhatikannya dengan seksama tamu misteriusnya dari kasur tempat ia duduk. Dari rambut hingga kaki, anak itu menelanjangi dengan nanar tamunya. Mengenakan baju gamis berwarna hitam dengan celana panjang berwarna senada. Penampilan tamu misterius itu mirip pemuda Palestina yang sering ia saksikan di tv. Menilik dari wajahnya, usia mereka tak terpaut jauh, pikir anak itu.

Namun, ada yang sedikit berbeda, wajah tamu misteriusnya sangat bening seperti embun pagi. Tiap orang yang memandangnya pasti akan terpana. Tak pernah ia melihat wajah sebening itu. Pasti pemuda ini bukan pemuda biasa.

Sebagai tuan rumah, tak sopan rasanya bila ia tak menyapa tamunya, “siapakah Anda?” tanya anak itu dengan suara pelan.

Sang tamu tak langsung menjawab, matanya berputar, memperhatikan sekeliling. Dua menit kemudian bertanya, “apakah kau ingin mendengar kisah saya, Said?”

Said mengangguk sekali.

Dari mana ia tahu nama saya Said?

“Said …  saya harap kau tidak bosan dengan cerita saya,” pemuda tampan itu menghela napas sejenak sembari memperbaiki posisi duduknya. Said hanya bisa menjawab pendek, “tentu saja saya tidak akan bosan.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun