Mohon tunggu...
semesta semesta
semesta semesta Mohon Tunggu... -

Saya adalah saya sendiri. saya bukan kata siapa. Bukan juga karena siapa. Siapa saya tidak ditentukan dari apa kata siapa. saya adalah saya. Saya bersyukur kepada sang Mulia yang mengijinkan saya mengecap kehidupan yang kaya akan makna. Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya buat alm. Papa saya, yg sudah banyak mengajari saya, dan membagikan hidupnya bagi keluarga. saya bersyukur memiliki mama yg melimpah dengan kesabaran, seorang kakak yg memotivasi saya, adik yang menjadi warisan berharga dr alm.Papa saya. Dan buat calon istriku tercinta : "kau merupakan anugerah dalam hidupku"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

kesia-siaan di atas kemustahilan

19 Maret 2011   01:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:39 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kurindu kau seperti tanah merindukan air kucinta kau seperti malam berhias bintang jika hari esok pun tiada, cintaku mengalahkan waktu jika mentari pun meredup , rindukuku menembus kelam hitunglah bintang dengan jemari, maka kemustahilanlah yang kau capai jumlahkan butiran pasir di laut, maka sia-sialah usahamu jika manusia dapat membatasi cinta, maka langit pun mudah digenggam jika manusia dapat membunuh rindu, maka laut pun mengering. Cinta kuat seperti maut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun