[caption caption="Photo : temanahok.com (edited)"][/caption]Pergerakan Jumlah KTP yang masuk
Juli 2015 Kompas.com merilis berita bertajuk “Ahok Pilih Maju Independen daripada Lewat Partai Politik”, hal ini terkait dengan pernyataan Ahok yang ingin maju melalui jalur Independen, menyusul munculnya Relawan Teman Ahok yang mulai beraksi mengumpulkan KTP dukungan warga DKI Jakarta yang bertekat memperoleh KTP sebanyak 1 juta sebagai dukungan untuk Ahok maju melalui jalur Independen. Mereka mulai mendirikan Posko-posko dan mengunggah di media sosial online. Jika melihat target mereka perbulan adalah 84.000 KTP hingga Mei 2016 diharapkan mencapai 1 juta KTP, maka pengumpulan KTP sejatinya telah dimulai sejak Juni 2015.
Walhasil tiga bulan berikutnya pada September 2015 KTP dukungan yang telah terkumpul adalah 111.007 KTP yang telah diunggah di laman resmi mereka temanahok.com. Tak perlu waktu lama per Oktober 2015 pengumpulan KTP telah melebihi perolehan suara Partai Demokrat DKI Jakarta dalam Pemilu 2014 sebanyak 360.969 suara, artinya paling tidak mereka sudah mengumpulkan sebanyak 361.000 KTP dukungan. Hasil yang sungguh fantastik.
Kado Natal Teman Ahok pada 25 Desember 2015 yang lalu adalah KTP dukungan yang telah mencapai jumlah 533.374 KTP dukungan, tentunya ini merupakan kado istimewa bagi Ahok karena capaian tersebut telah melampaui syarat pengajuan dukungan KTP untuk maju melalui jalur Independen.
Lambat laun secara pasti Teman Ahok bergerak hingga Januari 2016 KTP dukungan telah terkumpul sebanyak 630.000 copy KTP, terakhir Februari 2016 lalu lama resmi mereka merilis telah mengumpulkan 730 ribu copy KTP dukungan. Jika tak ada aral melintang, optimis dalam 3 bulan kedepan target 1 juta KTP akan tercapai, mengingat saat ini rerata KTP yang masuk perhari adalah 3.500 KTP.
Pergerakan Pernyataan Ahok Tetap Independen
Sejak bulan Juli 2015 Ahok telah menyatakan bahwa dirinya kemungkinan maju melalui jalur Independen, ketika gerakan pengumpulan KTP baru saja dimulai oleh Relawan Teman Ahok. Kemudian pada September 2016 ketika KTP sudah dapat sebanyak 111 ribu tekad Ahok semakin menguat untuk tetap Independen. Ia tegaskan dalam pernyataannya yang dirilis oleh Elshinta.com.
"Saya akan maju melalui jalur independen," kata Ahok.
Menurut Ahok, dengan keputusan MK maka peluang orang baik yang tidak memiliki partai politik mendapatkan dukungan dari rakyat untuk menjadi kepala daerah, syarat calon independen juga menjadi koreksi partai politik, karena partai politik sudah tidak lagi menjadi kendaraan utama maju menjadi kepala daerah.
Pertengahan Oktober 2015, melalui laman resmi temanahok.com sekali lagi Ahok menegaskan “Kalau sampai Teman Ahok bisa mengumpulkan, masa kamu mengecewakan 1 juta orang? Kalau 1 juta orang datang dan ngarep kamu Independen, tapi kamu nggak Independen, apa kamu gak mengecewakan 1 juta orang? Jadi kita milih Teman Ahok.” tegas Ahok seperti juga dikutip media-media nasional. Pernyataan ini makin memacu gairah Teman Ahok untuk mencapai target tersebut yang pada saat itu KTP telah terkumpul sejumlah 300 ribu, dengan harapan pernytaan Ahok tersebut dapat memacu orang untuk menyerahkan KTP dukungan hingga tercapai target 1 juta KTP.
Senada dengan temanahok.com, CNN Indonesia pun mengutip pernyataan Ahok.
"Saya semakin percaya diri bukan soal terpilihnya. Saya makin percaya diri kalau saya tetap jujur, enggak berpihak dan kerja untuk rakyat, pasti dipilih orang," kata Ahok saat dijumpai di Hotel Millenium, Jakarta.
Ahok mengatakan simpatisannya yang tergabung dalam 'Teman Ahok' tengah berusaha mendapatkan "tiket" agar dirinya bisa bersaing dalam pilkada sebagai calon independen.
Nopember 2015 ketika perolehan KTP dukungan telah melewati perolehan suara Partai Demokrat, Ahok semakin yakin jika dirinya akan tetap maju dijalur Independen, walaupun PDIP sudah mulai berwacana bahwa mereka siap mendukung Ahok jika ingin maju melalui jalur Parpol. Godaan itu tampaknya tidak dapat menggoyahkan Ahok.
Ahok Mulai Mendua
Awal Desember 2015 nampaknya Ahok mulai tergoda rayuan PDIP, pasca pertemuan dengan Boy Sadikin di Balaikota.
"Ibu Mega sudah ngomong, kalau saya mengecewakan warga DKI, pasti PDIP tidak akan mendukung mencalonkan saya lagi. Tapi kalau saya bisa pro rakyat, pasti PDIP akan mendukung. PDIP tidak mau peduli soal survei-survei itu. Yang penting, kata Bu Mega, orangnya punya hati tidak untuk rakyat? Jadi patokannya itu saja," urai Ahok.
Sampai disini jelas sekali Ahok mulai mendua, disatu sisi jalur Independen sudah tersedia disisi lain PDIP yang seksi mulai menggoda. Sebagai orang politik dengan reputasinya selama ini, Ahok sudah pasti bisa berhitung tentang kekuatan Teman Ahok, jika untuk mengumpulkan KTP dukungan sudah terbukti mereka mampu, tapi untuk mengusung Ahok memenangkan DKI 1 hitungan matematika Ahok tidak nyambung. Jaminan apa yang bisa diberikan oleh Teman Ahok. Jaminan apa yang dapat diberikan Teman Ahok ditengah pertarungan politik yang maha dahsyat, Teman Ahok bisa apa menghadapi para dedengkot politik.
Hingga akhirnya meledaklah bom waktu (tapi bom yang kecil), dengan keluarnya pernyataan Ahok tentang keinginan PDIP yang ingin mengusung Ahok tanpa melibatkan Teman Ahok baru baru ini. Teman Ahok terkejut dan panik, walaupun Ahok menyatakan kalau PDIP ingin mendukungnya maka PDIP harus izin dulu kepada Teman Ahok, tapi tentu saja Teman Ahok berpikir lain dan keluarlah artikel yang menampar PDIP di laman resmi mereka. Tentunya ini adalah respon halus dari mereka untuk Ahok yang mulai mendua dan membenturkan mereka dengan PDIP.
PDIP tidak salah, mereka sebagai partai besar pemenang pemilu dan merupakan partai berkuasa dijagad saat ini tidak mungkin meminta izin kepada Relawan yang Cuma segelintir dan miskin pengalaman. Relawan Teman Ahok pun tampaknya mulai sadar dengan situasi ini, dan mulai melemah dengan menyatakan manapun jalan yang akan ditempuh oleh Ahok itu adalah haknya, kami serahkan sepenuhnya kepada Ahok untuk menentukan, menyusul pernyataan mereka bahwa jika Ahok ingin maju jalur parpol, Ahok diminta menjelaskan alasannya kepada 730 ribu pemegang KTP yang sudah mendukungnya untuk jalur Independen.
Ahok sadar, Teman Ahok beserta 730 ribu dukungan tersebut dapat menjadi pisau bermata dua bagi dirinya, disatu sisi 730 ribu dukungan itu bukan hal yang kecil dan berpotensi untuk berbalik membenci dirinya jika Ia maju melalui jalur parpol tapi mengharapkan dukungan mereka melalui jalur Independen adalah perjudian yang besar dan kemenangan dapat dikatakan berat untuk didapat, tapi disisi lain Ahok yakin jika Ia didukung oleh PDIP maka untuk mencapai kemenangan terbuka lebar bagi dirinya, walaupun persyaratan PDIP adalah Teman Ahok berada dibawah kendali mereka.
Tapi bagi Ahok itu persoalan yang sangat mudah, pada saatnya nanti Ahok akan menjelaskan kepada mereka alasan Ia lebih memilih jalur parpol dapripada jalur Independen. Ia haqul yakin bahwa 730 ribu pemegang KTP tersebut sudah cinta mati kepada dirinya, sehingga mereka akan manut saja dengan apa kemauan dirinya dan tetap memilih dirinya ketika waktu pemilihan tiba.
Hal yang sangat mungkin dan sangat halus serta cukup elegan untuk dijadikan alasan sehingga Ahok dapat memutuskan untuk maju melalui jalur parpol diusung PDIP adalah dengan menghentikan penghitungan penerimaan KTP dukungan di titik 850 ribu KTP (walaupun KTP sudah mencapai 1 juta) dan mengumumkannya kepada warga DKI Jakarta bahwa target 1 juta KTP tidak tercapai. Dengan demikian muluslah jalan Ahok untuk mendapatkan dua-duanya dengan tanpa gejolak sama sekali.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI