Kesabaran model masyarakat Dayak di Kalimantan Barat ini, rasanya sama dengan masyarakat Dayak di seantero pulau Borneo. Mereka tak punya watak menuntut dan mengemis apalagi bermanuver politik untuk mendapatkan kursi menteri.
Tapi dalam konteks yang berbeda, dimana Joko Widodo akan membawa tak hanya harapan namun juga termasuk ancaman bagi masyarakat Dayak di Kalimantan, rasanya pantas ada kearifan. Pantas rasanya puteri-putera Dayak di Kalimantan kali ini mendapatkan haknya mengawasi pembangunan yang berpotensi memarginalkan masyarakat di tanah leluhur mereka sendiri.
Sesuai dengan semangat Presiden Joko Widodo yang dihargai sebagai pemimpin masyarakat Dayak, membawa Indonesia Sentris dari tengah. Maka sudah sewajarnya dari tengah Indonesia itu bukan Cuma tempat dan alamnya yang dipakai jadi sumber benefit negara. Sudah sewajarnya bukan cuma hutan adat yang dipakai untuk membangun negara lewat batubara, migas bahkan nantinya ibukota negara. Sudah semestinya anak-anak bumi dari penyumbang kekayaan negara itu, diberi harkat dan martabat untuk mencegah tanahnya hanya dipakai untuk memarginalkan kaumnya.
Semoga Presiden Joko Widodo, melihat sedikit ke arah dimana ia akan meletakkan sejarah pemindahan ibukota negara. Sebagaimana salam dan semboyan kebudayaan masyarakat adat dayak, semoga ia juga bersikap adil lagi bijaksana. Â
Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H