Mohon tunggu...
Thomas Sembiring
Thomas Sembiring Mohon Tunggu... Jurnalis - Blogger KereAktif

ASMI Santa Maria, Univ.Sanata Dharma, Diaspora KARO, Putera Aceh Tenggara, International Movement of Young Catholics (IMYC) for Social Justice, INDONESIA

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Periode Kedua Jokowi, Dayak tak Terepresentasi

23 Oktober 2019   11:48 Diperbarui: 23 Oktober 2019   12:12 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesabaran model masyarakat Dayak di Kalimantan Barat ini, rasanya sama dengan masyarakat Dayak di seantero pulau Borneo. Mereka tak punya watak menuntut dan mengemis apalagi bermanuver politik untuk mendapatkan kursi menteri.

Tapi dalam konteks yang berbeda, dimana Joko Widodo akan membawa tak hanya harapan namun juga termasuk ancaman bagi masyarakat Dayak di Kalimantan, rasanya pantas ada kearifan. Pantas rasanya puteri-putera Dayak di Kalimantan kali ini mendapatkan haknya mengawasi pembangunan yang berpotensi memarginalkan masyarakat di tanah leluhur mereka sendiri.

Indonesianinside
Indonesianinside
Periode kedua Joko Widodo kali ini, tak sekadar membutuhkan representasi masyarakat Dayak. Melainkan mestinya sudah sebuah keharusan untuk memberi harapan baru. Bahwa setelah sekian dekade sumber daya alamnya dikeruk untuk kepentingan pusat, ada masyarakat Dayak yang dihargai keahlian dan kepiawaiannya untuk terlibat mengurus negara yang sungguh luas ini.

Sesuai dengan semangat Presiden Joko Widodo yang dihargai sebagai pemimpin masyarakat Dayak, membawa Indonesia Sentris dari tengah. Maka sudah sewajarnya dari tengah Indonesia itu bukan Cuma tempat dan alamnya yang dipakai jadi sumber benefit negara. Sudah sewajarnya bukan cuma hutan adat yang dipakai untuk membangun negara lewat batubara, migas bahkan nantinya ibukota negara. Sudah semestinya anak-anak bumi dari penyumbang kekayaan negara itu, diberi harkat dan martabat untuk mencegah tanahnya hanya dipakai untuk memarginalkan kaumnya.

Semoga Presiden Joko Widodo, melihat sedikit ke arah dimana ia akan meletakkan sejarah pemindahan ibukota negara. Sebagaimana salam dan semboyan kebudayaan masyarakat adat dayak, semoga ia juga bersikap adil lagi bijaksana.  

Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun