Saya yakin, orang-orang besar yang kata si driver biasa saya temui itu juga lahir dari proses yang sama. Tidak tiba-tiba menjadi besar sebab tidak ada yang tidak memulai dari dasar. Bedanya hanya soal skala cara pandang dan juga skala kecermatan untuk bisa meraih keuntungan maupun keberuntungan. Demikianlah hidup kemudian menjadi punya seni keindahannya tersendiri meski saya kerap memandanganya abai.
Tak terasa, ketika tiba di depan kos lalu rintik hujan pun turun di Batavia. Saya mengucap terima kasih pada si driver dan membayarkan lebih, seperti biasa. Tak lupa untuknya saya beri bintang lima dengan satu kata, good. Berharap setiap orang yang bekerja cerdas untuk hidup yang lebih baik, juga akan diberi lebih oleh Sang Guru.
Lalu saya menikmati gelegar petir dan bunyi hujan deras di luar sana sembari menulis. Tak biasanya karena sudah dua bulan lebih tak sempat menulis seperti demikian ini. Barangkali inspirasi pembicaraan dengan si driver ditambah getar semangat penulis muda yang menandai saya di Facebook menjadi pemantiknya. Duh Gusti, terima kasih atas orang-orang besar yang saya temui dan menemui saya setiap hari. Tak satupun dari mereka engkau ciptakan menjadi kecil apalagi kerdil.
Batavia dibawah belai lembut hujan malam ini ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H