Mengingat pembicaraan di TV One beberapa waktu lalu soal aksi Bakar Diri yang dilakukan oleh seorang aktivis mahasiswa di depan Istana, ahli Psikologi Forensik sempat menyatakan maaf dan menyatakan aksi tersebut menyerupai motivasi pelaku teror. Namun demikian pernyataan yang sangat tidak peka dengan situasi tersebut seakan memaksa agar pemirsa TV tidak mengaitkan aksi tersebut dengan politik. Padahal sebagai seorang aktivis yang kerap menyuarakan persoalan kebijakan politik yang tidak berpihak pada rakyat kecil dengan aksi di depan Istana sebagai pusat kekuasaan politik, jelaslah aksi ini bermotif politik. Terlepas dari ketidaksetujuan soal cara yang dipilih, saya sepakat bahwa aksi bakar diri ini adalah pesan perlawanan terhadap status quo yang tidak bergerak dari persoalan korup yang menggurita. Aksi nekat dan cenderung merusak diri ini dari sisi iman memang sangatlah memprihatinkan. Namun dari kacamata sosia, bagi saya Sondang Hutagalung sang pelaku bakar diri adalah Martir Jalanan yang memberikan dirinya sebagai korban untuk menarik kesadaran kritis masyarakat dalam menumbangkan situasi kebangsaan kita yang semakin memuakkan. Apapun perbedaan cara kita melihat Sondang, jangan biarkan korbannya sia-sia. Bergerak dan melawan. Selamat Jalan Sondang, Martir Jalanan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H