Mohon tunggu...
Thomas Sembiring
Thomas Sembiring Mohon Tunggu... Jurnalis - Blogger KereAktif

ASMI Santa Maria, Univ.Sanata Dharma, Diaspora KARO, Putera Aceh Tenggara, International Movement of Young Catholics (IMYC) for Social Justice, INDONESIA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Papua Merdeka, Konsekuensi Logis Indonesia Merdeka

16 Agustus 2014   21:28 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:22 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14081749151000462166

[caption id="attachment_338336" align="aligncenter" width="600" caption="Bukankah bila Indonesia Merdeka, Papua pun mestinya Merdeka?"][/caption]

Seumur perjalanan saya bergaul dengan para sahabat dari PAPUA di JOGJA, belum ada satu orang pun yang saya temui, merasa diri sepenuhnya sebagai warga INDONESIA. Dia boleh berada dalam komunitas mahasiswa Republik Indonesia, tapi dalam benaknya selalu ada kata merdeka.

Seperti beberapa rekan di JOGJA yang terkenal dengan kultur nasionalisnya, dulu saya pernah merasa resah dan tak nyaman dengan sikap kawan-kawan PAPUA yang terkesan mendua. Namun saya mesti sadar bahwa Pembukaan UUD 1945 pun menjamin kemerdekaan setiap bangsa, termasuk bangsa melanesia. Pertanyaannya, kemerdekaan yang seperti apakah sejatinya dibutuhkan oleh PAPUA?

Bila hari ini PAPUA merdeka, saya begitu yakin bahwa kerugian terbesar akan berada di tubuh rakyatnya sendiri yang belum tuntas dengan kesiapan SDM, Infrastruktur, seperti daerah Indonesia lainnya terkena wabah Korupsi, belum memiliki Bahasa Pemersatu, serta lebih dari itu intervensi yang lebih besar dari luar Indonesia dan Bangsa Melanesia sendiri. Intervensi yang selama ini memakai tangan Jakarta untuk mengeruk kekayaan alam mereka. PAPUA akan lebih kesulitan menghadapi hal tersebut dengan kondisi pulau tersebut yang infrastrukturnya masih belum sepenuhnya mendukung perkembangan manusianya.

Maka benarlah pernyataan Abraham Samad, bahwasanya merdeka itu artinya bebas dari korupsi. Seandainya para elit politik nasional dan daerah PAPUA tidak melakukan korupsi, menyalurkan keadilan pembangunan hingga ke pelosok tanah Mutiara Hitam itu, tentu kemerdekaan itu sudah nyata di depan mereka. Manusianya akan tumbuh maju setara dengan etnis lain di dalam tubuh republik.

Jadi, selama warga JOGJA juga tidak berinisiatif merangkul dan melibatkan para saudara PAPUA sebagai anak bangsa dan memandang mereka setara, sama layaknya dengan orang JOGJA sendiri, maka mereka pasti terus akan melakukan demonstrasi meminta kemerdekaannya. Sebaliknya selama warga PAPUA yang berada di JOGJA tidak berinisiatif merangkul sahabatnya dan hanya berkutat dengan sesama anak PAPUA semata, maka jangankan kemerdekaan secara politik, bahkan kemerdekaan insani pun akan sulit mereka temukan.

Lebih jauh dari itu, bersatulah MELAWAN KORUPSI maka dalam titik ini setiap anak bangsa baik berlabel etnis PAPUA, JOGJA, BATAK, SUNDA, dan lainnya akan bersama meraih kemerdekaan mereka untuk hidup layak dan tumbuh berkembang sebagai manusia Indonesia sejati. Sebab dalam perspektif kemerdekaan yang diperjuangkan para pahlawan, kemerdekaan Papua pun adalah konsekuensi logis dari kemerdekaan Indonesia.

Jangan lagi terjadi Batubaranya dari Sumatera dan Kalimantan, tetapi Listriknya hanya ke Jawa. Gas dari Aceh dan Papua, keuntungan investasinya hanya untuk membangun Jawa. Padahal saat Jawa saling berdesakan karena kemiskinan dan membengkaknya penduduk, tanah-tanah sesama anak bangsa lainnya di luar Jawa menyambut baik untuk transmigrasi.

Semestinya dalam pandangan yang holistik...

Bila INDONESIA MERDEKA, tentu saja didalamnya berdiri sesama anak SUMATERA MERDEKA, SULAWESI MERDEKA, KALIMANTAN MERDEKA, NUSA TENGGARA MERDEKA, MALUKU MERDEKA, BALI MERDEKA, dan begitu pula PAPUA MERDEKA!

Sebab INDONESIA MERDEKA bukan hanya berarti JAWA MERDEKA!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun