Iqro, itulah wahyu pertama yang Allah SWT turunkan kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hira yang disampaikan melalui malaikat Jibril. Seluruh umat Islam pasti pernah mendengar dan mengetahui mengenai sejarah tersebut. Iqro berarti membaca, hal ini berarti manusia mempunyai kewajiban untuk membaca. Membaca dalam hal ini berarti sangat luas yaitu mulai dari membaca Al-Qur’an, membaca buku-buku pengetahuan dan membaca yang bermanfaat bagi diri kita dan tentu saja orang lain.
Berbicara tentang membaca Al-Qur’an, dalam agama islam membaca, memahami dan mengamalkan isinya dalah suatu kewajiban. Agar dapat membaca Al-Qur’an dengan baik maka umat Islam harus mempelajari ketentuan membaca Al-Qur’an itu sendiri. Ketentuan-ketentuan yang perlu diketahui dan dipahami ooleh umat Islam seperti panjang pendek bacaan Al-Qur’an, tajwidnya, dan waqafnya. Apakah hanya itu saja? Pasti mayoritas orang akan menjawab, ya itu cukup dengan memahami ketiga ketentuan itu kita akan benar dalam membaca Al-Qur’an. Namun, tahukah kalian? Ada dua hal lagi yang sangat penting yang harus diperhatikan dalam membaca Al-Qur’an. Apa itu? Pertama adalah makhraj huruf. Makhraj huruf adalah tempat keluarnya huruf. Jadi huruf-huruf hijaiyah itu punya tempat keluar huruf masing-masing. Ada yang dari tenggorokan, dalam mulut, ataupun bibir manusia. Kedua adalah sifat-siifat huruf hijaiyah. Huruf hijaiyah punya sifat? Pasti banyak yang tidak mengetahui hal ini. Iya, setiap huruf hijaiyah itu punya sifat mereka masing-masing. Setiap huruf hijaiyah itu setidaknya punya 4 sifat dan paling banyak mempunyai 6 sifat.
Sekarang ini, buku-buku yang membahas tentang huruf hijaiyah semakin banyak bermunculan di pasaran. Selain itu, di sekolah-sekolah ataupun di pengajian-pengajian juga diajarkan mengenai ketentuan untuk membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.Namun, seperti biasa media yang digunakan oleh guru-guru di sekolah atau di pengajian adalah buku teks kemudia adakalanya guru menjelaskan di depan. Cara tersebut adalah cara yang biasa dan tidak jarang membuat murid yang belajar di sekolah ataupun di pengajian merasa bosan karena metode pengajaran yang monoton.
Oleh karena itu, mucullah sebuah ide untuk menciptakan media pembelajara yang dapat memberikan pemahaman mengenai makhraj huuruf hijaiyah dan sifat-sifatnya tapi menyenangkan. Maka terciptalah HIGACA (Hijaiyah Game Cards). Apa sih HIGACA (Hijaiyah Game Cards) itu? Gak pernah dengar namanya ya? Jadi, HIGACA (Hijaiyah Game Cards) adalah sebuah media pembelajaran alternatif yang memadukan antara permainan kartu dan monopoli. Permainan ini terdiri dari tiga peralatan yaitu papan, kartu dan dadu. Walaupun berkiblat pada permainan monopoli, papa permainan HIGACA itu bentuknya seperti papan segi enam dengan delapan tempat peletakan kartu. Bentu kartu HIGACA mengikuti bentuk tempat peletakan kartu dengan julah total ada 28 kartu untuk setiap set permainan. Dalam setiap set permainan terdapat dua buah dadu. Cara memainkannya pun tidak jauh berbeda dengan monopoli. Pertama-tama kocok dadu, lalu lihat angka yang keluar. Misalkan angkanya 7, maka peserta menghitung 7 langkah dari kolom huruf alif. Setelah itu, pada langkah kettujuh lihatlah jatuh di kolom apa. Lalu, peserta berhak mengambil kartu disalah satu kolom. Kemudia, peserta wajib membacakan dan mencoba memahami isi kartu. Lalu, kartu yang telah dibacakan diletakkan ditengah papan. Sangat sederhana dan menyenangkan bukan ?
HIGACA (Hijaiyah Game Cards) berhasil diciptakan oleh empat orang mahasiswi UNJ. Mereka adalah Wahyu Wastuti, Diana Shara, Mayuri Almi Saputri, dan Ayu Fitrianingsih. Mereka berempat merupakan mahasiswa jurusan manajemen angkatan tahun 2012. Berarti sekarang mereka sudah menginjak semester IV. Walaupun jurusan mereka manajemen, mereka mempunyai kepedulian terhadap pendidikan lho terutama dalam hal ini pendidikan agama. Berawal dari sebuah program pemerintah yang mengusung kreativitas mahasiswa dan keprihatinan mereka akan pengetahuan akan huruf hijaiyahlah yang melatarbelakangi mereka untuk menciptakan permainan HIGACA (Hijaiyah Game Cards) dan melakukan pengabdian masyarakat.
Pengabdian masyarkat yang mereka lakukan yaitu di sebuah pengajian sederhana yang bernama Al-Maratus Sholeha. Pengajian ini merupakan pengajian mandiri yang didirikan oleh seorang wanita yang berprofesi sebagai guru PAUD yang bernama Wahyuningsih. Pengajian ini sudah berdiri cukup lama dan merupakan pengajian sukarela. Artinya pengajian Al-Maratus Sholeha tidak pernah memungut bayaran kepada muridnya. Pengajian Al-Maratus Sholeha terletak di Jalan Pratekan No.60, Rawamangun, Jakarta Timur. Di Pengajian Al-Maratus Sholeha ini ada tiga gelombang pengajian yaitu siang, sore dan malam. Pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswi UNJ tersebut memilih pengajian yang sore. Untuk jumlah peserta tidak menentu, kalau penuh bisa mencapai 20 orang.
Wahyu Wastuti, Diana Shara, Mayuri Almi Saputri, dan Ayu Fitrianingsih sudah mulai melaksanakan pengabdian masyarakat ini sejak Februari 2014. Awalnya mereka ragu apakah akan diterima di pengajian tersebut. Ternyata, sambuta ibu Wahyu selaku pemilik pengajian ataupun anak-anak sangat baik dan luar biasa ramah terhadap mereka. Pertama kali datang ke Pengajian Al-Maratus Sholeha semua muridnya hanya sedikit mengetahui mengenai makhraj huruf hijaiyah dan tidak mengetahui bahwa huruf hijaiyah punya sifat. maka wahyu dkk pun mulai mempraktikan HIGACA (Hijaiyah Game Cards) di pengajian tersebut. Terhitung sejak Februari samapi dengan sekarang mereka sudah berkali-kali praktik di Pengajian Al-Maratus Sholeha. Alhamdulillah, kerja keras mereka membuahkan hasil, sekarang anak-anak di pengajian itu sudah mulai meempraktikkan makhraj huruf ketika mereka membaca Al-Qur’an walau terkadang masih ada yang terlewat namun itulah namanya proses yang harus dilewati agar lebih baik. Selain itu, mereka juga sudah mulai mengetahui sifat-sifat dari huruf hijaiyah itu sendiri. Pengabdian masyarakat ini akan diteruskan sampai sekitar bulan mei. Selesainya program pengabdian masyarakat bukan berarti menghentikan kontribusi mereka terhadap lingkungan sekitar. Nantinya, wahyu dkk akan memberikan permainan HIGACA (Hijaiyah Game Cards) kepada Pengajian Al-Maratus Sholeha agar dapat digunakan sebagai media pembelajaran alternatif di pengajian tersebut. Untuk memudahkan keberlanjutan dari HIGACA (Hijaiyah Game Cards) maka wahyu dkk telah merancang sebuah buku panduan permainan HIGACA (Hijaiyah Game Cards) untuk memudahkan mereka saat bermain. Maka dari itu, permainan HIGACA (Hijaiyah Game Cards) dapat menjadi media pembelajaran alternatif yang memberikan pengetahuan berupa makhraj huruf dan juga sifat-sifat huruf hijaiyah yang akan menjadi pengetahuan yang sangat bermanfaat dalam membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H