“Iya. Lagian kalau pulang tidak akan boleh main lagi kan!” salah satu yang lain menimpali ketus.
Saya hanya bisa menanggapi dengan senyum.
Tentu hal ini terjadi salah satunya karena lingkungan di sekitar mereka, jika saja lingkungannya lebih bersahabat dan ada yang mengarahkan mereka agar waktu kosongnya dihabiskan untuk melakukan hal yang lebih bermanfaat.
Dulu sebelum -full day school- diwacanakan rata-rata orang tua menganjurkan anak-anak untuk mengisi waktu luang mereka selepas sekolah dengan les tambahan dan mengaji di masjid kampung atau yang lebih keren TPA, maka jika sekarang pemerintah ingin memfasilitasi dan membakukan pola yang sebenarnya sudah terbentuk di masyarakat sejak lama, maka sebenarnya tidak salah bukan? Harapan kita semua akan lebih mudah diawasi, pola pikir nya diarahkan, dan di-disiplin-kan.
Tentunya hal ini tidak akan terwujud jika hanya sebatas wacana pemerintah, harus ada persiapan yang matang untuk implementasi wacana tersebut, pola belajar yang menyenangkan pada masing-masing tingkatan sekolah juga harus dirumuskan, selain itu dukungan para pelaksana yaitu guru-guru di sekolah dan tentunya para orang tua siswa/i di rumah pun juga sangat dibutuhkan demi tercapainya tujuan untuk memperbaiki sistem pendidikan para generasi bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H