Mohon tunggu...
Selvy Safitri
Selvy Safitri Mohon Tunggu... Freelancer - A social worker, a sanguine, a cat-tail willow spirit who look for an oak :)

I've always loved the beginnings; the start of a new project, the birth of a new friendship, the first page of a love story.

Selanjutnya

Tutup

Money

Aku Cinta Keuangan Syariah, Sebuah Gerakan!

5 Mei 2016   20:32 Diperbarui: 17 Juni 2016   20:30 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

http://keuangansyariah.mysharing.co/

Momentum tahun 1999 ternyata masih menyisakan impact yang luar biasa hingga hari ini, bukan tentang impact negatifnya, bukan juga mengenai situasi politiknya, yang sedang saya perbincangkan adalah tentang sebuah lembaga keuangan (sebut saja bank) yang dijalankan dengan berlandaskan prinsip dan semangat syariah, berdiri gagah dan kokoh di tengah badai krisis keuangan paling dahsyat di masa itu. Berbagai buku yang membahas mengenai perbankan syariah dan akad-akad dalam bank syariah hingga saat ini kebanyakan mengutip kembali kisah ini. Kisah ini tak ubahnya suatu momentum kebangkitan industri perbankan syariah, yang kemudian menular ke industri-indutri keuangan non bank, bisnis perhotelan, mini market dan banyak lagi. Bank syariah yang mampu tetap berdiri kokoh dan bahkan ikut menyumbang PDB Indonesia pada masa itu, konon dikarenakan garapan pasarnya terfokus pada sektor pasar domestik Indonesia, sehingga ketika badai krisis melanda, bank syariah tidak terkena dampaknya secara signifikan.

Dimulai pada masa itu menuju tahun 2000, hingga saat ini, melihat kondisi perkantoran berlabel iB yang kian bertumbuh tak ubahnya jamur di musim penghujan, kemudian diikuti dengan jumlah tenaga kerja yang terserap untuk sektor lembaga keuangan syariah khususnya bank syariah pun kian bertambah, tercatat pada februari 2016 sebanyak 55.106 pegawai dipekerjakan untuk Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia, jumlah ini terus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa industri keuangan syariah khususnya bank syariah kian hari kian ekspansif dalam menjalankan bisnisnya.

Namun sepanjang pertumbuhan berdirinya BUS dan UUS sampai pada masa sekarang, market share perbankan syariah masih belum bisa melampaui angka 5%. Hal ini sudah berlangsung sejak masa gemilang pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia. Tentu sangat disayangkan, mengingat pertumbuhan asset dan penyaluran pembiayaan bank syariah yang lumayan tinggi, juga beberapa penghargaan dan penilaian bergengsi dari dalam maupun luar negeri yang diraih oleh perbankan syariah Indonesia. Salah satunya ialah penilaian yang dilakukan oleh IFCI (Islamic Forum Country Index) pada tahun 2012 yang menetapkan Indonesia pada posisi ke tujuh sebagai pusat industri perbankan syariah terbesar sedunia setelah Iran, Malaysia, Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab dan Bahrain.

Oleh karena itu berbagai macam isu strategis yang dihadapi dan berdampak terhadap pengembangan perbankan syariah nasional mesti menjadi perhatian. Diantaranya ada yang sangat mendasar, salah satunya ialah Pemahaman dan Kesadaran Masyarakat yang Masih Rendah terhadap jasa yang ditawarkan oleh perbankan syariah, sehingga kebanyakan muncul mispresepsi di kalangan masyarakat terhadap akad-akad yang digunakan oleh bank syariah yang dianggap rumit, juga biaya administrasi yang juga terkadang lebih besar daripada yang biasa dikenakan oleh bank konvensional. Solusi yang bisa dilakukan tentu dengan sosialisasi dan edukasi yang lebih gencar lagi terhadap semua lapisan masyarakat Indonesia, hal tersebut menjadi pr bagi industri perbankan syariah.

Berbagai cara dilakukan oleh beberapa bank syariah di Indonesia untuk menarik perhatian masyarakat luas, baik dengan promosi menggunakan hadiah-hadiah kecil menarik seperti boneka dan pernak-pernik lainnya untuk nasabah baru, kerjasama co-branding dengan kampus-kampus tertentu, hingga membuka boots di berbagai acara-acara, dan juga membuat event-event pada saat ramadhan tiba. Namun ternyata bukan hanya bank syariah, beberapa gerakan masyarakat, Asosiasi, organisasi dan juga kampus yang cinta akan Ekonomi Syariah juga ikut mendukung dan mempromosikan industri keuangan syariah. Sebut saja event-event seperti GRES (Gerakan Ekonomi Syariah) yang diresmikan pada masa presiden Susilo Bambang Yudhoyono 2013 silam, 

"Saya menyambut baik Gres! untuk meningkatkan akselerasi masyarakat pada ekonomi syariah. mari kita perkuat ekonomi domestik, mari kita bangun sistem dan budaya. ekonomi nenek moyang kita," katanya sebelum menekan sirine tanda pencanangan Gres! dalam kompas.com.

Kemudian beberapa seminar dan perlombaaan call for paper juga diadakan untuk turut mengedukasi masyarakat dan menganalisis perkembangan ekonomi syariah ditingkat peneliti, mahasiswa dan umum juga kerap kali dilangsungkan oleh beberapa asosiasi yang fokus dan cinta terhadap ekonomi syariah, seperti MES, PKES, IAEI, ASBISINDO, FOSSEI dan lain-lain. 

Tak ketinggalan beberapa kampus yang memiliki jurusan ekonomi syariah maupun tidak juga membuat acara yang bertujuan untuk edukasi dan promosi produk dan akad-akad dalam ekonomi syariah, contohnya STEI SEBI yang mengadakan event GES atau Gebyar Ekonomi Syariah selama 9 tahun kebelakang,  STEI TAZKIA yang juga setiap tahunnya menyelenggarakan event DINAR, GUNADARMA dengan GSENT-nya, Universitas Indonesia juga tak ketinggalan dengan acara tahunannya dalam rangka memboomingkan dan mempromosikan ekonomi syariah yaitu SECOND UI  dan masih banyak lagi. Semua event yang sudah dilangsungkan rangkaiannya tidak hanya seminar yang biasanya diikuti oleh kelompok mahasiswa dan akademisi saja, namun juga ada beberapa event menarik dan unik lainnya seperti Olimpiade Ekonomi Islam, pasar rakyat, Bioskop Ekonomi Syariah dan masih banyak lagi.

Di bulan Juni 2015 lalu juga diselenggarakan campaign nasional tentang keuangan syariah bertema “Aku Cinta Keuangan Syariah” atau ACKS yang diinisiasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), campaign ini bertujuan untuk meningkatkan awareness dan utilization seluruh lapisan masyrakat Indonesia terhadap produk keuangan syariah. President Joko Widodo dalam sambutannya mengatakan bahwa ia menyambut dengan hangat campaign nasional ACKS yang diinisiasi oleh OJK sebagai usaha untuk mensosialisasikan dan mengedukasi semua level masyarakat tentang ekonomi dan keuangan syariah. Dengan cara ini diharapkan agar masyarakat dapat memahami prinsip dasar dan potensi keuntungan jasa keuangan syariah.

Sampai pada saat ini tercatat nasabah bank syariah Indonesia sudah mencapai 18 juta akun, sedangkan jumlah entitas keuangan mikro di Indonesia adalah yang terbesar di dunia saat ini (termasuk BMT dan Koperasi Syariah). Presiden Joko Widodo kembali menambahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun