Mohon tunggu...
Selvy Putri Cahyani
Selvy Putri Cahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

I am a hard worker and always do my best in everything in life. In this life I have the principle that there is no success without sacrifice and hardship.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh Insomnia terhadap Risiko Stroke Usia Muda

12 Juni 2022   20:27 Diperbarui: 12 Juni 2022   20:52 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada zaman modern saat ini, terdapat beberapa risiko kesehatan serius yang timbul terkait dengan insomnia kronis atau berkepanjangan. Menurut National Institute for Health, insomnia meningkatkan risiko masalah kesehatan mental serta masalah kesehatan secara keseluruhan seperti stroke, kejang, dan sistem kekebalan tubuh lemah.

Saat ini masyarakat Indonesia sudah tidak asing dengan penyakit stroke. Menurut Global Burden of Disease (GBD) tahun 2017 menyatakan bahwa stroke menjadi penyebab kematian kedua di dunia, yaitu 80,5 kematian per 100.000 populasi setelah penyakit jantung iskemik pada tahun 2017, dengan 45 % kematian merupakan stroke iskemik.

Menurut GBD 2016, angka kejadian stroke di Indonesia juga menjadi perhatian khusus. Indonesia menduduki posisi kedua di Asia Tenggara untuk prevalensi kejadian stroke dan angka kematian. Berdasarkan RISKESDAS 2018, prevalensi kejadian stroke di Indonesia sebesar 10,9 %, meningkat dari 7 % pada tahun 2013.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: hellosehat.com
Kesehatan. Sumber ilustrasi: hellosehat.com

Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti menemukan bahwa insomnia meningkatkan risiko penyakit stroke yaitu sebesar 54 %. Risiko stroke pada orang yang mengalami insomnia meningkat delapan kali lebih tinggi pada berusia 18-34 tahun dibandingkan dengan orang yang memiliki kualitas tidur yang baik.

Peneliti juga menemukan bahwa semakin parah insomnia yang diderita seseorang, maka semakin tinggi risiko terjadinya stroke. Peneliti Ya-Wen Hsu dari Chia Nan University menekankan bahwa tingkat insomnia seseorang sangat berpengaruh terhadap peningkatan risiko stroke, artinya semakin sering seseorang mengalami insomnia maka semakin tinggi pula peningkatan risiko stroke yang dihadapinya.

Faktor Risiko Penyakit Stroke

Faktor risiko stroke dibagi menjadi 2 yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti hipertensi, diabetes mellitus, kebiasaan merokok, riwayat penyakit jantung, dan kolesterol darah yang tinggi. Faktor risiko stroke yang tidak dapat dimodifikasi adalah umur, faktor keturunan, ras, jenis kelamin, dan adanya riwayat stroke sebelumnya atau TIA.

Gangguan kualitas tidur dalam beberapa tahun terakhir dipandang sebagai faktor potensial penyebab terjadinya stroke. Menurut A. Ferren et al, tidur yang cukup dipandang penting untuk melindungi metabolisme energi sel otak. Ketidakcukupan kualitas dan kuantitas tidur dapat merusak memori dan kemampuan kognitif. Jika hal tersebut terjadi dapat meningkatkan resiko stroke dan penyakit lainnya seperti gangguan psikologis, serangan jantung, dan tekanan darah tinggi. Hal tersebut dapat dijadikan acuan bahwa terdapat hubungan antara insomnia dengan kejadian stroke. Semakin buruk kualitas tidur seseorang semakin tinggi risiko terjadinya stroke. Kualitas tidur yang baik merupakan faktor protektif pada kejadian stroke.

Berbagai keadaan yang muncul pada pasca pandemi pasti memberikan dampak yang signifikan pada masyarakat khususnya mahasiswa.  Mahasiswa di Indonesia pasti sebagian besar memiliki kualitas tidur yang kurang baik tak terkecuali mahasiswa di Universitas Airlangga. Hal tersebut diakibatkan oleh padatnya jadwal perkuliahan, kegiatan non akademik, dan kegiatan mahasiswa lainnya, jika hal tersebut tidak segera ditangani dapat berpengaruh terhadap prestasi mahasiswa. Maka dari itu dianjurkan untuk tidur 7-9 jam sehari untuk mengurangi risiko stroke di usia muda, menghindari banyak makan dan minum sebelum tidur, membatasi konsumsi minuman beralkohol dan berkafein. Berkonsultasi dengan psikolog, psikiater, maupun fasilitas kesehatan yang tersedia juga merupakan salah satu solusi yang cukup baik dalam membantu mengatasi pengaruh insomnia terhadap perubahan kualitas tidur pada usia muda khususnya mahasiswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun