Anak adalah anugerah terindah dari Allah SWT bagi setiap pasangan yang telah menikah. Tidak bisa dipungkiri bahwa anak adalah suatu ikon tersendiri dalam keluarga lebih-lebih kehadirannya ditunggu-tunggu sejak lama. Terbukti dilihat dari bagaimana pengalihan kasih sayang antara suami-istri menyatu bagaimana memberikan perhatian secara penuh terhadap anak. Anak bisa memberikan motivasi tersendiri baik bagi sang ayah maupun sang ibu. Anugrah tersebut bukanlah semacam omong kosong semata yang orang tuanya diberi kebebasan untuk mengisinya dalam jumlah tidak terbatas, melainkan sebagai titipan atau amanah yang nantinya harus diserahkan kembali kepada Tuhan disertai pertanggungjawabannya. (Zaki, 2014)
Melindungi, menyayangi anak-anak merupakan tanggung jawab kita bersama, bukan hanya orang tua kandungnya. Islam sangat memuliakan anak, sejak mereka masih dalam kandungan hingga mencapai dewasa. Kemampuan seorang ibu untuk memberi nafkah yang halal dan bergizi pada anak, adil dalam pemberi, memberikan nama yang terbaik, mendidik, mengasuh (hadhanah), merawat (radha'ah), dan diperbolehkan bagi seorang ibu yang sedang hamil dan menyusui untuk tidak berpuasa semua itu merupakan contoh-contoh kasih sayang orang tua yang harus dilakukan.
1. Anak sebagai Perhiasan dalam Keluarga
Anak adalah perhiasan dalam kehidupan rumah tangga.Â
Dalam Al-Quran disebutkan, "Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, namun amal yang kekal dan shalih adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan". (QS: Al-Kahfi:46)".
Ayat tersebut memaparkan, bahwa anak sebagai hiasan yang memperindah dalam keluarga. Dalam sebuah keluarga pasti sepasang suami istri selalu merasa kurang sempurna tanpa kehadiran sang buah hati. Kesempurnaan dan keindahan suatu keluarga baru terasa jika di dalamnya terdapat sang buah hati.
Â
2. Anak sebagai Ujian
Bisa dikatakan anak sebagai ujian balik lagi kita melihat bagaimana orang tuanya mendidik dan mengasuh anak, jika kedua orang tuanya berhasil mendidik dan menjaga hak-hak anak, maka akan mendapat pahala yang sangat mulia di sisi Allah SWT. Sebaliknya, jika orang tua tidak memenuhi hak-hak anak maka orang tua tersebut akan mendapatkan dosa dari Allah SWT. Ujian tersebut orang tua tidak hanya memenuhi hak-hak anak tetapi ada kaitannya juga kedudikan orang tua sebagai hamba Allah SWT. Apakah dengan kehadiran anak, mereka tetap beribadah pada Allah SWT dengan baik, atau justru sebaliknya mereka malah lalai dan kualitas ibadahnya menurun.
Terdapat di dalam QS: Al-Munafiqun:9
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta bendamu dan anak-anakmu membuatmu lalai danri mengingat Allah SWT. Siapa yang berbuat demikian, mereka itulah orang-orang yang merugi."