(Candi Borobudur, Pawon, dan Mendut)
Borobudur, Pawon dan Mendut adalah candi Budha yang dibangun oleh raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra pada abad ke-8. Tiga candi memiliki pahatan bergambar yang menarik tentang kehidupan Budha dan reinkarnasinya yang berlatar cerita Lalitavistarra dan Jattaka. Candi Borobudur dan Pawon terletak di kecamatan Borobudur sedangkan candi Mendut di kecamatan Mungkid - 3 kilometer dari situs Borobudur ke arah timur
Kompleks Candi Arjuna, Dataran Tinggi Dieng, abad ke 8. Candi Arjuna dibangun pada masa pemerintahan Dinasti Sanjaya dari Kerajaan Mataram Kuno.
Candi ini diperkirakan sebagai candi tertua di Jawa. Hal itu dibuktikan dalam prasasti yang ditemukan di sekitar kompleks Candi Arjuna, yang tertulis tahun 731 Saka atau 808 Masehi. Â ( sumber : Â https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/30/151000479/candi-arjuna--sejarah-dan-fungsinya )
 Keunikan dari kompleks candi ini adalah penamaannya yang diambil dari tokoh pewayangan Mahabarata yang konon pernah bersinggah di kawasan ini. Kawasan ini menawarkan eksotisme alam yang memanjakan mata sekaligus dataran tinggi dengan hawa yang sejuk menyegarkan. Saat Anda melihat sekeliling Anda akan menemui pemandangan gunung dan kepulan asap yang bersumber dari beberapa kawah vulkanik yang ada di kawasan Dieng. ( sumber : https://putrasikunir.com/blog/candi-arjuna-dieng/#:~:text=Keunikan%20dari%20kompleks%20candi%20ini,pernah%20bersinggah%20di%20kawasan%20ini.&text=Kawasan%20ini%20menawarkan%20eksotisme%20alam,dengan%20hawa%20yang%20sejuk%20menyegarkan. )
 Pembangunan candi-candi Hindu dan Buddha yang begitu besar dan megah dalam periode yang sama dan di tempat yang berjauhan menjadi contoh terbaik tentang dua agama berbeda yang hidup berdampingan di Asia Tenggara kuno. Sementara Borobudur dan Prambanan dikaitkan dengan dua dinasti keluarga yang berbeda-salahsatunya (Dinasti Sanjaya Hindu) pada akhirnya ditundukkan oleh tetangganya yang beragama Buddha-sedikit sekali bukti yang menyebutkan bahwa persaingan politik berujung Pembentukan Negara Kuno permusuhan atau ketegangan antara kedua agama.
Generasi pelopor cendekiawan Belanda biasanya menyebut kebudayaan Jawa sebagai Hindu-Buddha'. Istilah ini tentu saja akurat karena menekankan pada seimbangnya nilai penting kedua tradisi agama ini. Sebagian besar wilayah Asia Tenggara lainnya cenderung menekankan pada satu agama saja, walaupun tidak satu agama pun yang sanggup memonopoli dalam waktu lama. Seperti akan kita lihat, baik agama Buddha maupun kekuatan budaya penting di Jawa hingga milenium kedua. Bahkan, lama setelah pulau ini didominasi Islam-setidaknya secara kuantitas-kebudayaan Hindu- Buddha tetap berpengaruh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H