Indonesia pernah berada dibawah kolonialisme selama ratusan tahun. Kita dijajah oleh beberapa negara, seperti Spanyol, Portugis, Jepang dan yang paling lama adalah Belanda. Dampak penjajahan tersebut masih terasa hingga sekarang, banyak peninggalan kolonialisme masih dapat ditemukan di Indonesia yang wujudnya beragam. Hal ini menambah warisan budaya yang wajib dilestarikan agar anak cucu kita tidak pernah lupa akan Sejarah. Sampai saat ini banyak terdapat tempat bersejarah peninggalan kolonialisme yang masih memiliki fungsi yang sama seperti dulu. Salah satunya adalah De Karanganjar Koffieplantage, sebuah perkebunan kopi di daerah Blitar, Jawa Timur yang telah ada sejak era kolonial Belanda. Tempat ini termasuk dalam bangunan bersejarah dengan simbol kolonialisme yang saat ini ditambahkan konsep wisata edukasi.Â
Kopi telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Aromanya yang harum dan cita rasanya yang khas telah memikat lidah para penikmatnya di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Lebih dari sekadar minuman, kopi memiliki makna dan nilai ekonomi yang penting. Bagi para petani kopi, kopi bukan hanya sekedar minuman yang menyegarkan. Kopi merupakan komoditas ekonomi yang menopang kehidupan mereka dan keluarga. Budidaya kopi membutuhkan dedikasi dan kerja keras, mulai dari penanaman, pemeliharaan, hingga panen dan pengolahan biji kopi. Menikmati kopi bukan hanya tentang rasa dan manfaatnya, tetapi juga tentang budaya dan tradisi. Di berbagai negara, kopi memiliki cara penyajian dan tradisi minum yang unik. Di Indonesia sendiri, kopi telah menjadi bagian dari budaya masyarakat, mulai dari ritual minum kopi di pagi hari hingga menjadi sarana bersosialisasi.
Budaya meminum kopi telah menjadi kebiasaan dalam berbagai kalangan, membuka peluang bagi pengembangan agroindustri kopi. De Karanganjar Koffieplantage, milik PT. Harta Mulia, merupakan contoh usaha kopi yang memanfaatkan peluang ini. Terletak di Desa Modangan, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, De Karanganjar Koffieplantage berada di ketinggian 500 mdpl dengan suhu rata-rata 32C. Kondisi geografis ini ideal untuk budidaya kopi. Desa Modangan memiliki lahan yang subur, cocok untuk pengembangan berbagai komoditas perkebunan, termasuk kopi. Hal ini menjadikan desa ini sebagai lokasi strategis untuk menjadi peluang Agroindustri. De Karanganjar Koffieplantage telah dikenal sebagai salah satu penghasil kopi ternama di Kabupaten Blitar. Keberhasilan ini tak lepas dari budidaya kopi robusta, excelsa, dan arabika yang berkualitas.
De Karanganjar Koffieplantage merupakan salah satu perkebunan kopi tertua di Indonesia. Didirikan pada tahun 1874 oleh H. J. Velsink dan Hendrik Van Vredenberg, perkebunan ini awalnya dikelola oleh perusahaan Belanda, NV. Kultuur Mij Karanganjar. Menjadi saksi bisu masa kolonial, De Karanganjar telah melalui perjalanan panjang dan penuh lika-liku, menapaki jejak sejarah dan budaya yang tak ternilai. Selama puluhan tahun di era kolonial Belanda, De Karanganjar menjelma menjadi salah satu pusat budidaya kopi ternama di Jawa Timur. Ribuan hektar lahan dimanfaatkan untuk menghasilkan kopi berkualitas tinggi, menjadi komoditas penting bagi para penjajah. Namun, kedatangan Jepang pada tahun 1942 membawa perubahan drastis. Aktivitas di perkebunan terhenti sementara, menandakan babak baru dalam perjalanan De Karanganjar.
Pada tahun 1957, mengikuti kebijakan nasionalisasi Presiden Soekarno, aset-aset perkebunan asing diambil alih oleh pemerintah Indonesia. Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 membawa angin segar bagi De Karanganjar. Perlahan namun pasti, perkebunan kopi ini bangkit kembali, dikelola di bawah berbagai perusahaan. Salah satunya adalah NV. Kooy & Voorhout dari Belanda, yang kemudian menyerahkan pengelolaan kepada kelompok pekerja lokal. Di antara mereka, Denny Roeshadi, yang telah lama mengabdikan diri di perkebunan ini, menjadi sosok kunci dalam perjalanan selanjutnya.Â
Presiden Sukarno menasionalisasi aset-aset negara, membuka peluang emas bagi Denny Roeshadi untuk memajukan De Karanganjar. Ia mendirikan PT. Harta Mulia dan mendapatkan HGU (Hak Guna Usaha) atas perkebunan ini. Sejak tahun 1960, De Karanganjar Koffieplantage memulai babak baru di bawah kepemimpinan perusahaan pribumi, PT. Harta Mulia. Kini, perkebunan ini telah dikelola oleh Keluarga Roeshadi selama tiga generasi. Dengan memanfaatkan nilai sejarahnya yang kaya, De Karanganjar Koffieplantage membuka diri untuk wisatawan sejak tahun 2016 dengan nama "De Karanganjar" atau "Keboen Kopi Karanganjar". Pengunjung dapat menikmati wisata edukasi seputar kopi, mencicipi kopi khas De Karanganjar, dan merasakan atmosfer perkebunan kopi yang bersejarah.
Di bawah kepemimpinan Wima Brahmantya, cucu pertama Denny Roeshadi, De Karanganjar Koffieplantage mengalami transformasi luar biasa. Tak hanya melestarikan tradisi budidaya kopi, Wima membawa angin segar dengan membuka perkebunan ini sebagai destinasi wisata edukasi dan agrowisata dengan brand "De Karanganjar". Pengunjung dapat merasakan sensasi menjelajahi kebun kopi yang luas, mempelajari sejarah panjang perkebunan, dan tentunya mencicipi kopi khas De Karanganjar yang terkenal dengan cita rasa istimewa. De Karanganjar Koffieplantage bukan hanya perkebunan kopi biasa. Di balik hamparan hijau dan aroma kopi yang memikat, tersimpan kekayaan sejarah, budaya, dan tradisi yang tak ternilai. Transformasi menjadi destinasi wisata dan edukasi kopi menjadikan De Karanganjar warisan berharga yang tak hanya dilestarikan, tetapi juga dibagikan kepada khalayak luas. Bagi para pecinta kopi, De Karanganjar adalah surga di mana mereka dapat menikmati kopi berkualitas tinggi sambil menyelami atmosfer sejarah dan budaya yang kental.
De Karanganjar Koffieplantage merupakan perpaduan sempurna antara sejarah, budaya, dan cita rasa kopi yang memikat. Selain perkebuban, disana terdapat cafe dan museum bertema kolonial yang sangat pekat akan sejarah. Keberadaannya menjadi bukti nyata bahwa warisan berharga dapat terus dilestarikan dan dibagikan kepada generasi penerus, menjadi sumber inspirasi dan kekaguman bagi para penikmat kopi dan pecinta sejarah di Indonesia. Transformasi menjadi destinasi wisata memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengenal lebih dekat kekayaan sejarah dan produk kopi khas De Karanganjar. De Karanganjar Koffieplantage bukan hanya perkebunan kopi biasa, tetapi juga saksi bisu sejarah dan budaya. Transformasi menjadi destinasi wisata dan produk kopi menjadikan De Karanganjar warisan berharga yang harus terus dilestarikan.
Sumber