KKN (Kuliah Kerja Nyata) adalah suatu bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat dan kewajiban akademik yang harus jalankan mahasiswa yang selalu diselenggarakan secara berkelompok oleh mahasiswa Universitas Jember namun dengan adanya wabah covid 19 ini pelaksanaan KKN dilakukan secara berbeda, yaitu “KKN Back To Village” atau bisa disebut juga dengan KKN pulang kampung sudah memasuki periode ke-3 dimana mahasiswa KKN akan tetap melaksanakan KKN nya namun di lakukan secara individu pada tempat tinggal masing-masing mahasiswa, dilaksanakan dari tanggal 11 Agustus 2021 sampai 9 September 2021.
Dalam pelaksanaan KKN BTV 3 UNEJ ini, Selvi Oktavia Rahmawati dengan DPL Bekti Palupi, S.T., M.Eng. memilih tema “Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid 19” karena dari awal munculnya wabah covid 19 tahun 2020 hingga 2021 yang mengharusakan semua masyarakatnya bekerja dan melakukan aktivitas dari rumah, hal ini sangat berdampak besar bagi sebagian masyarakat tidak hanya dalam sisi kesehatan namun juga berdampak pada UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang mengakibatkan kerugian yang bisa dibilang cukup besar.
Lokasi yang dipilih adalah Desa Kaliboto Lor, Kec. Jatiroto, Kab. Lumajang yaitu sesuai dengan tempat tinggal Selvi Oktavia Rahmawati. Pada saat ini, banyak masyarakat sekitar sdi Desa Kaliboto yang melakukan wirausaha namun masih belum dikenal oleh orang banyak dan belum begitu banyak yang memanfaatkan media online sebagai sasaran penjualannya.
Dan dalam 2 minggu kemarin banyak program kerja yang sudah dilakukan, pertama yaitu bekeliling mencari mitra yang memang memiliki usaha dan juga terkena dampak dari pandemi covid 19, salah satunya yaitu pemilik usaha keripik tempe. Selvi Oktavia Rahmawati lalu menanyakan permasalahan yang terjadi yaitu selama 4 tahun namun sejak terjadinya pandemi covid 19 ini penjualannya menurun karena metode penjualan mitra tersebut yaitu dengan menitipkan keripik tempe nya pada toko yang memperjualkan makanan-makanan ringan, pusat oleh-oleh khas Lumajang serta cafe, namun semua toko-toko dan cafe tutup akibat dari pandemi covid 19 akibatnya penjualannya agak sedikit menurun dan mengalami kerugian.
Dengan naiknya semua harga bahan untuk memproduksi, maka keripik tempe yang dijual tidak menggunakan logo lagi untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan. Dari hasil observasi tersebut, Selvi Oktavia Rahmawati membuat program kerja dalam bentuk canvas yang berisi tentang kegiatan apa saja yang perlu dilakukan dan manfaat apa yang didapatkan nantinya oleh mitra, diantaranya yaitu melakukan pendampingan bagaimana cara pembuatan dan pengemasan dari keripik tempe tersebut, pemberian saran agar kemasan dari produksi tersebut diganti supaya lebih menarik dan tidak menggunakan kemasan biasa agar produk tersebut juga ikut menarik para konsumen.
Selvi Oktavia Rahmawati juga memberikan saran supaya rasa dari keripik tempe tidak hanya original saja namun ditambah dengan bumbu-bumbu perasa lainnya sehingga konsumen dapat memilih dan banyak pilihannya.
Kegiatan berikutnya yaitu pendampingan bagaimana cara mendesain logo dan kemasan serta edukasi tentang pengertian tujuan dan manfaat dari penjualan secara online dan pembuatan akun media sosial agar produk yang dimiliki dapat dikenal oleh banyak orang di berbagai daerah. Namun memang selalu ada kesulitan pada setiap usaha yaitu harus pandai dalam pengambilan gambar produk untuk dibuat semenarik mungkin agar orang lain penasaran dan memiliki keinginan untuk membeli, melakukan promosi dengan kata-kata yang menarik dan juga menjanjikan agar orang lain percaya bahwa produk yang dijual benar-benar enak, menjanjikan dan tidak ada unsur untuk menipu.
Karena kita hidup di zaman dimana semuanya serba digital dan memudahkan masyarakatnya, apalagi dengan adanya pandemi covid 19 yang mengharuskan semua orang jaga jarak untuk tidak berkerumunan, tidak ada salahnya kita memanfaatkan media online untuk tempat melakukan promosi usaha kita. Saat ini, sudah banyak usaha-usaha yang melakukan penjualan melalui media online, kalau kita tidak mengikuti perubahan zaman kita akan ketinggalan dan penjualan yang dilakukan hanya terbatas di daerah dimana kita tinggal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H