Mohon tunggu...
selvinseptyana
selvinseptyana Mohon Tunggu... Guru - guru dan mahasiwi

saya seorang guru di salah satu sekolah yayasan pendidikan di tangerang dan sedang berkuliah program studi pendidikan ekonomi di salah satu universitas swasta di tangerang

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

peran pajak dalam pembangunan ekonomi di indonesia

12 Desember 2024   13:30 Diperbarui: 12 Desember 2024   14:19 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pajak, sebagai sumber utama pendapatan negara, memiliki peran yang sangat vital dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Tanpa pajak, negara akan kesulitan dalam membiayai berbagai program pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam konteks Indonesia, di mana pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan program sosial lainnya memerlukan dana yang besar, pajak menjadi pilar utama yang mendukung tercapainya tujuan tersebut. Artikel ini akan membahas betapa pentingnya pajak dalam mendukung pembangunan ekonomi di Indonesia, serta tantangan yang dihadapi dalam optimalisasi sistem perpajakan di Tanah Air.

Pajak Sebagai Sumber Utama Pendapatan Negara

Pajak adalah kewajiban yang harus dibayar oleh warga negara kepada pemerintah, berdasarkan undang-undang yang berlaku, tanpa imbalan langsung. Menurut data dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia, pada tahun 2023, penerimaan pajak negara tercatat mencapai Rp2.377,5 triliun, yang berkontribusi sebesar 84,7% terhadap total penerimaan negara. Angka ini mencerminkan betapa besarnya kontribusi sektor pajak terhadap perekonomian Indonesia.

Dengan dana yang diperoleh dari pajak, pemerintah dapat membiayai berbagai sektor penting seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan program sosial. Selain itu, pajak juga digunakan untuk membayar utang negara dan memastikan stabilitas ekonomi. Tanpa pajak, pemerintah akan kesulitan dalam menjalankan fungsi-fungsi ini dan akan bergantung pada pinjaman luar negeri yang dapat meningkatkan beban fiskal.

Pajak dan Pembangunan Infrastruktur

Salah satu sektor yang paling diuntungkan dari pendapatan pajak adalah pembangunan infrastruktur. Sejak beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengalami percepatan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah. Program pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, pelabuhan, bandara, dan sistem transportasi massal di kota-kota besar telah didanai sebagian besar oleh penerimaan pajak.

Sebagai contoh, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, pemerintah menargetkan alokasi dana sebesar Rp 4.800 triliun untuk pembangunan infrastruktur, yang sebagian besar berasal dari penerimaan pajak dan pinjaman. Inisiatif besar seperti Proyek Jalan Tol Trans Sumatra dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung adalah contoh nyata bagaimana pajak mendanai proyek-proyek infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi, mengurangi ketimpangan antardaerah, dan memperlancar distribusi barang dan jasa.

Pajak dan Pengentasan Kemiskinan

Selain untuk pembangunan infrastruktur, pajak juga digunakan untuk pembiayaan program-program sosial yang berfokus pada pengentasan kemiskinan dan pemerataan kesejahteraan. Pemerintah Indonesia melalui Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), yang sebagian dananya berasal dari pajak, telah berhasil membantu jutaan keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Indonesia pada Maret 2023 tercatat sebesar 9,36% dari total penduduk, atau sekitar 25,9 juta orang. Program-program sosial yang didanai oleh pajak ini membantu masyarakat miskin untuk mendapatkan akses ke pendidikan, kesehatan, dan bantuan pangan yang esensial untuk mengurangi ketimpangan ekonomi dan sosial di Indonesia.

Pajak dan Peningkatan Kualitas Pendidikan serta Kesehatan

Pajak juga berperan dalam pendanaan sektor pendidikan dan kesehatan. Misalnya, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023, alokasi untuk sektor pendidikan mencapai Rp608,1 triliun atau sekitar 20,5% dari total anggaran. Dana ini digunakan untuk memperbaiki kualitas pendidikan, mendanai beasiswa, serta mendukung infrastruktur pendidikan di daerah-daerah terpencil.

Di sektor kesehatan, alokasi pajak juga digunakan untuk meningkatkan fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia. Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yang memberikan akses kesehatan gratis bagi warga yang tidak mampu, didanai sebagian besar oleh pajak. Selain itu, dana untuk penanganan penyakit menular, vaksinasi, dan peningkatan kualitas rumah sakit juga berasal dari kontribusi pajak.

Tantangan dalam Pemungutan Pajak di Indonesia

Meskipun pajak memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi, Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dalam sistem perpajakan. Salah satu tantangan terbesar adalah tingkat kepatuhan pajak yang masih rendah. Data dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pada 2023 menunjukkan bahwa rasio pajak terhadap PDB Indonesia masih berada di angka sekitar 11%, jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya yang memiliki rasio pajak lebih dari 15%.

Selain itu, basis pajak yang sempit juga menjadi masalah. Banyak sektor ekonomi yang belum sepenuhnya terdaftar dalam sistem perpajakan formal, sehingga pemerintah kehilangan potensi penerimaan pajak yang signifikan. Sektor informal, yang sangat besar di Indonesia, sering kali tidak tercakup dalam sistem pajak, padahal sektor ini menyerap banyak tenaga kerja dan berkontribusi pada ekonomi lokal.

Untuk itu, reformasi perpajakan sangat diperlukan, terutama dalam meningkatkan digitalisasi sistem perpajakan. Pemerintah telah mulai mengimplementasikan sistem e-filing dan e-billing yang memungkinkan wajib pajak untuk melaporkan dan membayar pajak secara online. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan pajak dan memperluas basis pajak.

Solusi untuk Meningkatkan Penerimaan Pajak

Untuk mengoptimalkan peran pajak dalam pembangunan ekonomi, pemerintah harus terus melakukan reformasi dalam sistem perpajakan. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

  1. Perluasan Basis Pajak: Pemerintah perlu memastikan bahwa seluruh sektor ekonomi, termasuk sektor informal, dapat terdaftar dan mematuhi kewajiban pajaknya.
  2. Peningkatan Kepatuhan Pajak: Melalui penyuluhan, pendidikan pajak, dan pemanfaatan teknologi, pemerintah dapat mendorong lebih banyak orang untuk membayar pajak dengan benar dan tepat waktu.
  3. Reformasi Sektor Perpajakan: Penguatan lembaga perpajakan dan penerapan kebijakan yang lebih transparan dan adil akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem pajak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun