Mohon tunggu...
Selvina
Selvina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi

i am just a happy human who like reading and writing

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Wisata Alam Indonesia : Keindahan bercampur dengan Pungli

27 Desember 2024   15:38 Diperbarui: 27 Desember 2024   15:38 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: bogor.tribunnews.com

Kekayaan alam Indonesia sangat berlimpah ruah, mulai dari gunung, pantai bahkan pedesaan yang semuanya memiliki magnet kuat bagi wisatawan lokal maupun internasional. Namun, muncul sebuah masalah baru yang ditimbulkan oleh warga lokal yang tidak bertanggung jawab, yaitu : Pungutan Liar (PUNGLI). Wisata alam yang seharusnya bisa menaikan APBD malah menjadi salah salah satu sarana dimana pungutan tidak bertanggung jawab ada. Mulai dari tiket masuk, tiket parkir bahkan masuk kedalam tempat utama wisata akan dikenakan biaya yang tidak masuk akal. Banyak wisatawan yang mengeluhkan hal ini sehingga lambat laun akan membuat tempat wisata sepi tanpa adanya pengunjung sedikitpun. 

Banyak wisata alam yang akhirnya terbengkalai, bukan karena keindahannya yang memudar namun karena adanya pungutan liar yang tidak bertanggung jawab yang dilakukan oleh oknum warga lokal. Mereka mencoba untuk mengambil dan mengeruk untuk yang besar dari pungutan liar tersebut. Sebagai contoh, salah satu wisata alam di daerah Jawa Barat yang memberikan banyak sekali pembayaran hanya untuk masuk ke pemandian air hangat. tiket yang seharusnya hanya seharga 5000 rupiah menjadi 90.000 ribu dengan banyaknya pungutan yang diberikan. 

Pungutan liar ini bukan hanya merugikan wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam secara murah, namun juga bisa mematikan permanen objek wisata daerah. Bagaimana bisa Pesona Indonesia dikembangkan apabila kualitas SDM nya yang rendah terus menerus memeras wisatawan dengan berbagai macam pungutan yang tidak adil. Aparat seharusnya memberikan wejangan dan melakukan pengangkapan terhadapoknum yang tidak bertanggung jawab atas pungutan liar yang terjadi di sekitar objek wisata. Pengamanan onjek wisata dari pungutan liar juga bisa menyelamatkan anggaran daerah yang masuk untuk semakin banyak. 

Banyak daerah di Indonesia yang memiliki objek wisata alam yang amat indah namun terhalang dengan adanya pungli, sehingga objek wisata tersebut tidak memiliki kesempatan untuk bersinar semakin luas. Akan menjadi apa suatu saat nanti pariwisata indonesia jika terus terhalang oleh pungli?. Saya pribadi jika pergi ke tempat wisata alam dengan banyak pungutan biaya terus menerus, maka akan merasakan malas untuk kembali lagi atau bahkan mencoba untuk datang ke tempat tersebut. Sungguh miris adanya dengan dibalik warga lokal hingga akhirnya mereka menjadi oknum yang menghalangi perkembangan pariwisata daerahnya sendiri. Butuh sosialisasi dan tindakan preventif dari pemerintah daerahnya masing-masing guna menangani hal ini. 

kenapa banyak oknum pemungut pungli? Mereka yang biasanya melakukan pungutan tidak berdasar ini kebanyakan adalah orang yang pengangguran atau preman-preman desa yang menganggap wisata merupakan lahan untuk memanen uang yang melimpah, oleh karenanya mereka memberikan pungutan biaya yang diluar nalar. Contoh tempat wisata yang dulu ramai namun sekarang sepi pengunjung adalah Taman Wisata Gunung Pancar di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Wisata gunung pancar bahkan sudah mulai terbengkalai yang dikarenakan pungli berlebihan. Sebelum semakin banyak korban akan adanya pungli, maka sebaiknya pemerintah daerah harus mengambil tindakan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun