Pada penanganan ACS therapi awal yang dapat diberikan yaitu Oksigen,Nitrat, Aspirin, Morfin (disingkat ONAM), yang tidak harus diberikan semua atau bersamaan.
Tirah baring/ Oksigenasi
Oksigen harus diberikan segera bagi penderita dengan saturasi O2 arteri <95% atau yang mengalami distres respirasi sebanyak 4-6 liter/menit, oksigen dapat diberikan pada semua pasien ACS dalam 6 jam pertama.
- Nitrogliserin (NTG)Â
NTG dapat diberikan sublingual bagi pasien dengan nyeri dada yang masih berlangsung saat tiba di ruang gawat darurat. Jika nyeri dada tidak hilang dengan satu kali pemberian, dapat diulang setiap lima menit sampai maksimal tiga kali.Â
- AspirinÂ
Pemberian therapi aspirin dikombinasikan dengan dosis awal ticagrelor  yang dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan dengan pemberian secara sublingual (di bawah lidah) agar absorbsi obat lebih cepat.
- Morfin sulfatÂ
Pemberian morfin diberikan yang dapat diulang setiap 10-30 menit, bagi pasien yang tidak responsif dengan terapi tiga dosis NTG sublingual dan tidak menolong dalam mengatasi nyeri hebat yang dirasakan oleh pasien.
Munculnya keluhan angin duduk dan penanganan yang cepat dari pasien serta inisiatif keluarga untuk lebih cepat membawa pasien berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan akan membantu dalam menyelamatkan kematian pembuluh darah koroner pasien oleh karena pasien perlu dilakukan pemantauan/observasi hemodinamik ketat selama 12-24 jam dan juga harus dilakukan pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) yang akan diulang setiap 6 jam dan setiap terjadi angina berulang.
 Jadi bagi Anda yang pernah mempunyai keluhan angin duduk sebaiknya sedini mungkin melakukan pemeriksaan kesehatan. Sayangi jantung Anda dari sekarang!! Karena di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat.Â
Salam sehat selalu, God Bless.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth's, (2007), Textbook Of Medical-Surgical Nursing, USA: Lippincott Williams and Wilkins.
Darmawan A. (2010), Penyakit jantung koroner, Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah.
Homoud MK.(2008), Coronary artery disease, New England Medical Center.
Makmun LH, Alwi I & Ranitya R., (2009), Panduan tatalaksana sindrom koroner akut dengan elevasi segmen ST, Jakarta: Interna Publishing.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (2015), Pedoman Tatalaksana Sindrome Koroner Akut Edisi Ketiga. Ditelusuri dari http://www.inaheart.org/upload/file/Pedoman_tatalaksana_Sindrom_Koroner_Akut_2015.pdf.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H