Hai~ ini pengalaman sewaktu lagi liburan ke Tana Toraja (berasa lagi dapat tugas nulis dari guru bahasa ehep). Tempat yang bisa jadi tempat terbaik memulihkan segala beban pikiran.Â
Di sana juga ada saudara laki-laki yang sedang dalam penugasan pelayanan. Akhirnya, kita merencanakan liburan bersama, yahh dimana lagi kalau bukan dekat dengan wilayah penugasannya yaitu Paroki di Rembon. wait, nama parokinya adalah
Ketika hari sudah ditentukan, naik bus-lah dari Kendari -- Toraja, ini memakan waktu selama 24 jam. Whattt? Iyalah, lamaa sekali saudara saudara. Tapi, atas nama anak kost yang sedang dalam tahap pendidikan, kan tak mungkin menghabiskan duit yang literally (anak Jaksel) dikirimin kaan. Lumayun, menghemat hampir Rp. 500.000  kalau harus naik pesawat + bus. Berani jalan sendiri? berani kok.
Setelah sampai di Makale, satu hari berikutnya si kakak ini datang, dan ibarat lagi menjemput adeknya menuju tempat liburan, dalam pikiranku ini penuh dengan imajinasi kalau kita bakal senang-senang, bakal banyak tempat baru yang dijejakin. Eh, selalu realita yang menang, datang lalu membungkus ekspektasi yah. walaupun, gak sepenuhnya bisa seperti dalam harapanku, tapi akhirnya aku belajar banyak tentang tugas pelayanan.
Aku baru tau kalau misalnya dalam tugas pelayanan seperti itu, setiap pergi dari stasi satu ke stasi berikutnya, si pelayan harus melapor ke Pastor Paroki dan melakukan surat menyurat atau menelpon, sangat rapi dan terorganisasi.Â
Setelah itu, dalam satu tahun pelayanan, dia akan mengunjungi setiap stasi yang terdapat dalam paroki tersebut dan melakukan pelayanan di setiap tempat. Untung-untungan kalau stasi nya sedikit dan dekat. Hahah tapi,kakakku ini dapat stasi yang jumlahnya banyak dan jaraknya jauh.... Ehep. Maap. Semangat pelayanannya masih full. Jadi gapapa.Â
Malah itu membuat dia makin semangat dan makin mengerti kalau emang tugasnya berat. Diantara kesibukannya itu, dia sempatin buat mengabulkan permintaanku untuk bisa jalan-jalan di Toraja. Yapp, bisa ditebak mana yang lebih dewasa dan mana yang ~cengeng-kekanakan.
Secara tidak langsung, aku sendiri bercermin, kalau selama ini memang kita berdua sangat terbalik, yang satu sangat rajin ibadah, plus dekat dengan kehidupan gereja, yang satunya lagi malah seperti domba yang hilang.Â
Sedikit demi sedikit, yahh walaupun saat itu aku Cuma memikirkan liburan dan liburan, tapi tak pernah memikirkan Ayo berusaha dekat sama Tuhan, yapp, mungkin belum dapat turning point-nya. Aku suka memberi alasan kalau kehidupan kampus+kerjaan itu banyak dan menyita waktu. Tapi, tak pernah ada kata terlambat untuk kembali kan? Â Belajar lagi dari nol dan berusaha lagi.
Anak-anak OMK di stasi Tamba'narang ini memperlihatkan semangat dalam kebersamaan, juga bahagianya hidup sederhana mereka. Mereka mengumpulkan uang untuk membuat satu kenang-kenangan sebelum perpisahan dengan frater yang sedang bertugas ini. Mereka berkumpul dan memasak bersama, setelah itu mereka membuat sesi nonton film bersama.Â
Akhirnya esok pagi, diakhiri dengan foto bersama sebelum perpisahan, dan foto ini adalah hasilnya. Gaada yah? haha, ada kok di instagram (@selvimariana_)/facebook (selvi mariana belo)/twitter (@hayselvi).Â
Masi penasaran kita berdua kemana aja? Tunggu postingan selanjutnya .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H