Mohon tunggu...
Selvi Aes
Selvi Aes Mohon Tunggu... Guru - Guru

terus belajar menggali mimpi yang tertunda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tertampar oleh Sosok Kecil

21 November 2023   12:55 Diperbarui: 21 November 2023   13:02 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi itu, kampungku masih diguyur hujan, yang tak ada henti-hentinya dari semalam. Sesekali kilatan petir datang menambah suasana gelap dan dingin yang menusuk sampai ke dalam tulang. Aku masih duduk di sofa dengan secangkir kopi di atas meja dan handphone yang masih asyik dimainkan.

 

Masih pukul 6. Kembali ku mainkan handphone dan sesekali memindahkan saluran televisi mencari tontonan yang menarik. Sarapan pagi itu hanya diawali dengan secangkir kopi, baru saja aku berniat membuat sarapan, tiba-tiba tersedak karena melihat jam di saluran televisi sekarang pukul 7.

 

"Ya ampunnnnnnn...," Teriakku sambil bergegas berganti pakaian dan segera berangkat memakai payung hitam butut yang masih setia menemani di kala hujan. Sialnya gerbang sekolah sudah ditutup, dan dengan perasaan malu karena ada pedagang yang biasa berjualan menyapaku

 

"Ibu baru datang?" Ucap Mang Ujang sambil tersenyum kecil.

 

 "Iya mang," Sahutku. "Nunggu hujan gak reda juga" lanjut ku sambil membuka pintu gerbang. Perasaan malu dan kesal karena terlambat masuk 10 menit berkecamuk dalam diri.

 

Saat itu murid-murid sudah duduk rapi dan tenang mengerjakan tugas. Entah oleh siapa mereka diberi tugas. "Assalamualaikum anak-anak". Sapaku kepada mereka.

 

"Waalaikumsalam" jawab mereka serempak "Yeeee... ibu sudah datang." Ucap Fahri.

 

Sambil menyimpan tas ransel di atas kursi "Maaf yah anak-anak ibu terlambat masuk," imbuhku dengan senyum untuk menutupi malu. "Karena menunggu hujan reda tanpa ibu sadari ternyata sudah pukul 7 lewat," sambungku.

 

Putri datang menghampiri dengan raut wajah terlihat kesal. Ia memang terkenal galak, kawan-kawannya selalu memanggilnya Kak Ros. Namun Ia tak pernah marah dengan panggilan itu.

 

"Ibu kan pernah bilang ke kita waktu itu, jangan terlambat masuk ke sekolah, biar ada hujan angin harus berangkat lebih awal"

 "Padahal ibu sendiri yang bilang tapi malah ibunya sendiri yang terlambat," ucap Putri dengan sorotan mata elangnya dan nada ketus sambil berjalan kembali ke arah mejanya.

 

Sontak batinku tertampar oleh celoteh yang baru saja kudengar. Menyadarkanku bahwasanya sebagai tauladan kita harus betul-betul memberikan contoh dan konsisten dalam menerapkannya.

Tanpa bisa berkata, Aku pun terdiam dan hanya bisa tersenyum sesaat menyadari kesalahan hari itu. "Terima kasih, Nak," gumamku dalam hati.

 

 

SLA pecinta kopi hitam tanpa gula.

2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun