Pendidikan karakter, sekarang ini mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah saja, tetapi di rumah dan di lingkungan sosial. Bahkan sekarang ini peserta pendidikan karakter bukan lagi anak usia dini hingga remaja, tetapi juga usia dewasa. Mutlak perlu untuk kelangsungan hidup bangsa ini.
sebelum kita menerapkan pendidikan karakteralangkah baiknya kita mengenal atau mempelajari macam-macam kepribadian terlebih dahulu, Karena kepribadian adalah dasar dari pembentukan karakter seseorang, dan pada bagian inilah seseorang memiliki kecenderungan untuk merespon terhadap segala sesuatunya. Dengan memahami kepribadian anak berarti kita telah menyingkat waktu kita untuk menebak-nebak, berusaha mengerti dan memahami anak kita. Kita bisa jauh lebih mudah untuk memahami seseorang anak dengan memperhatikan tipologi kepribadiannya.
Kepribadian ini membagi manusia menjadi empat golongan besar yaitu korelis, sanguinis, plegmatis, dan melankolis.Â
Koleris mewakili tipe kepribadian yang tegas dan kemudian cenderung untuk memimpin, yah dia adalah seorang pemimpin yang dilahirkan. Pemimpin yang dilahirkan secara alamiah begitulah koleris.
Ciri-cirinya To The Point, dia ingin segala sesuatunya cepat dan dilakukan saat itu juga, dia tidak bertele-tele tetapi pada titik ekstrimnya adalah dia bisa menjadi terlalu dominan dan terlalu mengatur, terlalu mengontrol, sehingga orang lain bisa tidak tahan.Dia ingin segala sesuatunya dilakukan dengan sangat cepat kemudian bisa jadi dia lupa beberapa detail-detail tentang hal penting yang harus dilakukan. Itulah tipe kepribadian koleris yang sejati.sanguinis terkenal banyak bicara, memiliki kemampuan komunikasi yang baik serta menguasai pembicaraan. Ia memiliki hasrat untuk bersenang senang yang tinggi, suka akan ketenaran, perhatian, kasih sayang, dan dukungan dari orang lain.
sanguinisterkenal banyak bicara, memiliki kemampuan komunikasi yang baik serta menguasai pembicaraan. Ia memiliki hasrat untuk bersenang senang yang tinggi, suka akan ketenaran, perhatian, kasih sayang, dan dukungan dari orang lain. Sifat negatif sanguinis yaitu cepat berubah, sesaat dapat terlihat bahagia namun beberapa saat kemudian dapat tiba-tiba menangis. Orang tipe sanguis umumnya berfikiran pendek, sulit berkonsentrasi dan tidak teratur. Ia dapat stres jika terjebak dalam situasi yang mana hidupnya terasa tidak menyenangkan. Hal ini dikarenakan orang sanguis takut untuk tidak populer.
Plegmatisbertindak atas dasar keyakinan bukan atas dasar dorongan naluri. Temperamennya yang cerah dapat menggantikan ketidakhadiran kecerdikan dan kebijakan di dalam dirinya. Ia bertindak layak dalam bergaul dengan orang lain dan biasanya dapat maju karena kegigihannya dalam mencapai sasaran-sasaran yang dikehendakinya sementara ia bergaya seakan-akan memberi jalan pada orang lain. Umumnya plegmatis menghindari konflik dan menjadi pihak netral. Ia juga baik hati, pribadinya tenang, rendah hati dan juga penyabar. Tak sedikit pula tipe plegmatis yang mempunyai selera humor yang tinggi sehingga menyenangkan untuk diajak bicara. Plegmatis adalah tipe pendengar, sehingga akan menyenangkan dapat berbagai dengan para plegmatis.
Keburukannya, plegmatis adalah orang simple sehingga sulit mengambil keputusan. Ia kurang bersemangat dan pemalas. Bahkan beberapa plegamtis juga dikenal kikir, sedikit egois dan penakut.
melankolisadalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti mudah kecewa, daya juang kecil, muram, pesimistis, penakut, dan kaku. Ia menganggap segala sesuatu amat penting. Di segala tempat mereka menemukan alasan untuk merasa khawatir dan selalu memperhatikan kesulitan-kesulitannya. Ia sibuk berfikir dan berprasangka akan pergaulannya dengan orang lain yang terus membuatnya khawatir. Hal inilah yang membuatnya kurang bahagia. Melankolis adalah seorang pemikir, sensitif, romantis, dan teratur. Ia mempunyai rasa empati yang tinggi, sehingga dapat menjadi pendengar yang baik. Ia juga dikenal sebagai sosok yang romantis dan mempunyai rasa seni tinggi. Seorang melankolis juga bertipe yang perfeksionis (sempurna) yang low profile (tidak suka menonjolkan diri).
Sisi negatifnya, melankolis sangatlah sensitif. Ia senang menyendiri dan terkadang terjebak di masa lalu yang membuatnya meratapi kisah-kisah sedih. Ia juga dikenal suka meremehkan diri sendiri akibat ketidakpercayaan dirinya. Di lain sisi, melankolis umumnya tertutup dan hanya berbagi dengan orang yang sangat ia percaya.
kembali ke topik, Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.
Bagi Indonesia sekarang ini, pendidikan karakter juga berarti melakukan usaha sungguh-sungguh, sitematik dan berkelanjutan untuk membangkitkan dan menguatkan kesadaran serta keyakinan semua orang Indonesia bahwa tidak akan ada masa depan yang lebih baik tanpa membangun dan menguatkan karakter rakyat Indonesia. Dengan kata lain, tidak ada masa depan yang lebih baik yang bisa diwujudkan tanpa kejujuran, tanpa meningkatkan disiplin diri, tanpa kegigihan, tanpa semangat belajar yang tinggi, tanpa mengembangkan rasa tanggung jawab, tanpa memupuk persatuan di tengah-tengah kebinekaan, tanpa semangat berkontribusi bagi kemajuan bersama, serta tanpa rasa percaya diri dan optimisme.Â
Theodore Roosevelt mengatakan: "To educate a person in mind and not in morals is to educate a menace to society" (Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan bukan aspek moral adalah ancaman mara-bahaya kepada masyarakat)
Pendidikan merupakan suatu system yang teratur dan mengemban misi yang cukup luas yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial sampai kepada masalah kepercayaan atau keimanan. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal mempunyai suatu muatan beban yang cukup berat dalam melaksanakan misi pendidikan tersebut. Lebih-lebih kalau dikaitkan dengan pesatnya perubahan zaman dewasa ini yang sangat berpengaruh terhadap anak-anak didik dalam berfikir, bersikap dan berperilaku, khususnya terhadap mereka yang masih dalam tahap perkembangan dalam transisi yang mencari identitas diri.Â
Pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang dapat mengintegrasikan pendidikan karakter dengan pendidikan yang dapat mengoptimalkan perkembangan seluruh dimensi anak (kognitif, fisik, sosial-emosi, kreativitas, dan spiritual). pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan melibatkan aspek knowledge, feeling, loving, dan acting. Pijakan utama yang harus dijadikan sebagai landasan dalam menerapkan pendidikan karakter ialah nilai moral universal yang dapat digali dari agama. Meskipun demikian, ada beberapa nilai karakter dasar yang disepakati oleh para pakar untuk diajarkan kepada peserta didik. Komponen pendukung dalam pendidikan karakter meliputi; partispasi masyarakat, kebijakan pendidikan, kesepakatan, kurikulum terpadu, pengalaman pembelajaran, evaluasi, bantuan orangtua, pengembangan staf dan program.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H