Dalam sorot gemerlap pendidikan yang konon terus bergema, terselip segelintir sosok yang memikul beban besar namun sering kali tanpa perhatian yang layak. Sosok pendidik yang sejatinya diharapkan menjadi pilar peradaban justru berada di ujung ketidakpastian, seakan terabaikan dalam keramaian perdebatan tentang masa depan bangsa.
Seolah-olah, mempertanyakan hal tersebut adalah hal yang tabu, padahal ilmu yang disalurkan dengan penuh pengorbanan harusnya dihargai lebih dari sekadar angka yang sering kali tidak sebanding. Ini adalah sebuah paradoks yang menyakitkan, dimana mereka yang membentuk karakter bangsa justru dihargai dengan imbalan yang jauh dari kata 'layak'.
Sering kali kita mendengar bahwa isu tentang rendahnya gaji guru hanyalah retorika yang konon berlebihan. Namun, kenyataan yang terungkap melalui data yang ada justru memperlihatkan sebuah kontras yang menyakitkan. Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) dan sejumlah riset pendidikan, gaji guru di Indonesia, khususnya di daerah-daerah tertentu, masih tergolong sangat rendah. Pada tahun 2024, gaji rata-rata guru PNS hanya berkisar antara Rp2.000.000 hingga Rp5.000.000 per bulan.
Lebih memprihatinkan lagi, nasib guru honorer meskipun memberikan kontribusi besar, sering kali dihargai dengan gaji yang jauh lebih rendah. Tercatat dalam berbagai informasi yang beredar di media sosial, banyak guru honorer yang menerima gaji berkisar antara Rp300.000 - Rp700.000 per bulan, bahkan dalam beberapa kasus, gaji tersebut tidak dibayarkan secara rutin, bergantung pada ketersediaan dana atau kebijakan instansi. Fenomena semakin menunjukkan ketimpangan dalam sektor pendidikan, di mana guru honorer yang memiliki andil besar justru sering kali diperlakukan dengan sangat tidak memadai. Dari angka tersebut juga sangat jelas menunjukkan betapa mirisnya harga yang diperoleh seorang pendidik atas perannya yang vital dalam mencerdaskan bangsa.
Lalu, apa yang seharusnya guru dapatkan?
Dalam upaya mencetak generasi emas, sudah seharusnya guru, sebagai garda terdepan pendidikan, memperoleh penghargaan yang setimpal dengan tugas mulianya. Berikut adalah beberapa hak yang seharusnya mereka dapatkan:
1. Kesejahteraan Finansial
Hal ini seharusnya tak patut lagi menjadi perdebatan, sebab upah yang layak juga mencerminkan tanggung jawab besar terhadap apa yang guru emban. Â
2. Fasilitas dan Sumber Daya yang MemadaiÂ
Akses terhadap fasilitas pendidikan yang baik, seperti ruang kelas yang nyaman, bahan ajar yang sesuai, serta teknologi perangkat pembelajaran yang memadai.
3. Jaminan Kesehatan
Akses yang mudah terhadap asuransi kesehatan dan jaminan sosial untuk guru sangat penting. Agar mereka dapat fokus pada tugas mereka tanpa khawatir terhadap masalah kesehatan yang bisa mengganggu kinerja mereka.
Sejatinya, guru adalah lentera yang menerangi jalan kegelapan menuju masa depan bangsa yang cemerlang. Dalam tiap ilmu yang  ditanamkan, terselip harapan bagi generasi mendatang untuk dapat berdiri tegak, memikul tanggung jawab, dan membawa Indonesia ke puncak kejayaan. Namun percayalah, harapan ini hanya dapat terwujud jika kesejahteraan para pendidik mendapatkan jaminan.
Harapan besar juga terletak pada pemerintah agar tidak hanya memusatkan perhatian pada nasib pekerja di sektor lain, namun turut memberikan perhatian lebih kepada para pendidik. Sebab merekalah penopang utama pembentukan karakter dan kecerdasan generasi bangsa. Kami juga percaya bahwa, bangsa yang menghormati seorang guru adalah bangsa yang tengah menyiapkan masa depan yang cerah. Semoga langkah ini segera menjadi nyata, demi Indonesia yang lebih bermartabat dan mampu melahirkan sosok generasi unggul. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H