Mohon tunggu...
Selvi Anggrainy
Selvi Anggrainy Mohon Tunggu... Produser -

#IAMUNITED | a Writer who loves to Read and Watch | journalist as in passion| in love with Photography and Travelling | Chocoholic | Coffee and Tea Addict | Food Lover | great Thinker :) http://selvianggrainy.tumblr.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Surat Inspirasi untuk Ibu Khofifah

7 Mei 2016   01:38 Diperbarui: 7 Mei 2016   13:03 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

anak-anak Indonesia (photo by Glene Anantha Rudhy)

Kepada Yang Terhormat Ibu Khofifah indar Parawansa,

Ijinkan saya terlebih dahulu menceritakan sedikit tentang Kelas Inspirasi Jakarta 5. Mereka yang tergabung dalam Kelas Inspirasi Jakarta 5, memiliki misi berbagi untuk menginspirasi anak-anak untuk bisa meraih mimpinya, tidak perduli apapun background keluarga mereka. Memperkaya mereka, kalau saya boleh bilang seperti itu, tentang mimpi untuk meraih cita-cita yang harus dipupuk sedari dini. Mereka layak menggapai cita-cita mereka, dan kami mencobat membuat mereka percaya hal seperti itu sangat mungkin terjadi.

img-20160502-wa036-572cebc3c0afbd9b16d5dc7a.jpg
img-20160502-wa036-572cebc3c0afbd9b16d5dc7a.jpg
Kelompok 44 (dok.pribadi)

Dalam Kelas Inspirasi Jakarta 5, terdapat sekitar 1200 atau lebih relawan, yang dalam rangka hari pendidikan nasional kemarin, turun langsung ke sejumlah SD marjinal (termasuk SD inklusi dengan anak-anak berkebutuhan khusus) yang tersebar di seluruh Jakarta, Sukabumi, dan sejumlah daerah lain. Relawan yang bersedia mencurahkan hati, jiwa dan tenaganya, agar acara ini berlangsung (kami menyebutnya dengan Hari Inspirasi bu), saya percaya memiliki kemampuan dan niat untuk membawa perubahan. Tidak mudah dan segampang yang saya dan teman-teman pikirkan bu.

Bersama dengan 15 orang relawan lainnya di kelompok 44 di Hari Inspirasi, kami mendapat tugas untuk “menginspirasi sehari” di SDN 12 Klender. Berbagai profesi dari kelompok saya berkumpul, mulai Dokter, Programmer, Petugas Bea Cukai, Coorporate Communications, Teller Bank, Vocal Coach, Arbiter Catur, Crafter, Pengusaha, Jurnalis, Blogger, Fotografer, dan Videografer, dan mencoba melaksanakan misi ini dengan sepenuh hati.

Tidak mudah bu ternyata, tantangan kami banyak dan berat, waktu sehari seperti tidak cukup. 

Di akhir waktu acara kami berkumpul, dan merasa sejumlah murid di SDN 12 perlu banyak bantuan. Memprihatinkan bu, mereka yang berlari senang, bercanda dengan riang saat kami kunjungi, serta selalu menampilkan wajah ceria, ternyata sebenarnya tidak. Bagaimana tidak, saat kami bersemangat mendukung mereka untuk mengejar cita-cita mereka, dan meminta mereka untuk menuliskan apa yang mereka inginkan dari orangtua mereka agar cita-cita itu bisa terwujud, hal itu tidak terjadi bu.

img-20160502-wa062-572ce3dec0afbd6f16d5dc90.jpg
img-20160502-wa062-572ce3dec0afbd6f16d5dc90.jpg
rekan Inspirator bersama murid sekolah (dok.kelompok)

“Surat Impian” di mana kami berharap mereka tidak pernah melupakan cita-cita yang mereka sampaikan dan tulis, di mana kami juga meminta apa yang mereka ingin dari orang tua mereka untuk mendukung cita-cita mereka, ternyata bagi seorang anak menjadi lampiasan kekesalan bu. Sang anak memaki ibunya, menulis dengan kata-kata kasar. Tidak menjawab pertanyaan rekan inspirator kenapa dia menulis kata-kata seperti itu, sang anak menangis yang membuat kami merasa harus memberikan lebih dari sekedar pelukan.

Sang anak ternyata sering dipaksa orangtuanya untuk bekerja, mengamen. Dipaksa bekerja dan mencari uang. Bukannya mereka seharusnya belajar dan memupuk cita-citanya ya bu? Mungkin perasaan bahagia yang dia miliki sedari pagi bersama kami, tidak cukup baginya sampai akhirnya berkata-kata kasar dan menangis. Anak ini baik bu, membantu kami para inspirator dan membantu rekan videografer saya menjaga barang-barangnya dari tangan-tangan usil temannya.

img-20160502-wa086-572ce410c0afbd3616d5dc78.jpg
img-20160502-wa086-572ce410c0afbd3616d5dc78.jpg
suasana belajar dengan Inspirator (dok.kelompok)

Kerumitan terkait hal sosial ini, ternyata banyak bu, kalau di SDN 12 Klender ini saja bisa saya dan rekan-rekan temukan, sangat mungkin hal yang sama terjadi di tempat lain. Ternyata banyak anak-anak di sekolah ini yang dipaksa juga untuk “bekerja”, mulai dari jualan asongan, memulung, maupun pekerjaan lainnya yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang anak yang penuh impian masa depan. Bahkan saat kami berada di sana, ada orangtua murid yang meminta sekolah untuk membuat surat pernyataan dari sekolah, dan membebaskan anak-anak mereka dari “penampungan” dinas sosial. Mereka tertangkap karena mengamen, mengemis, atau memulung. Pahit dan menyesakkan dada, mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan kami saat itu. Seketika itu juga saya merasa bersyukur, karena memiliki kesempatan jauh lebih besar dari mereka untuk menjaga mimpi-mimpi saya hingga saat ini.

Bukankan seharusnya tugas menjaga mimpi itu bukan milik satu pihak bu, tetapi banyak orang. Persoalan sosial anak-anak di perumahan padat penduduk, terbelakang, terpinggirkan, dan tidak pernah muncul di halaman utama media besar, juga perlu jadi perhatian. Karena mimpi itu milik semua anak bu, tidak perduli dilahirkan dengan background keluarga seperti apa, mereka generasi penerus kita nantinya.

Mewakili teman-teman relawan di Kelas Inspirasi Jakarta 5 terutama kelompok 44, saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan Ibu untuk membaca surat ini. Salam hangat dari seluruh rekan-rekan relawan.

Salam Inspirasi!

Inspirator Kelas Inspirasi Jakarta 5

Selvi Anggrainy

(*berkat bantuan seorang kawan baik - relasi, Ibu Khofifah memang benar membaca surat ini, saat beliau sedang bertugas dan mengunjungi Sulawesi. the least that i could do)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun