Mohon tunggu...
Selviana Siagian16
Selviana Siagian16 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Medan

Saya Selviana mahasiswa di Universitas Negeri Medan jurusan Sastra Indonesia. Saya tertarik dengan dunia redaksi dan ingin memperkuat kemampuan saya dalam bidang menulis. Wa : 085361255747 Instagram: @selvianasiagian15

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Fenomena Toxic Parenting pada Anak Melalui Film "Posesif"

21 Juli 2022   20:24 Diperbarui: 21 Juli 2022   20:53 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Toxic parents atau toxic parenting adalah pola asuh orang tua kepada anak yang jauh dari norma sehingga menjadi racun bagi anak. Orang tua mendominasi dalam kehidupan anak dan biasanya toxic parenting ini tidak akan memperbolehkan anak mengambil keputusan akan hidup mereka. 

Racun verbal dan fisik yang diberikan orang tua dengan alasan agar anak tumbuh menjadi anak yang sukses. Tetapi tanpa sadar orang tua sudah merusak mental dan hal itu akan berpengaruh bagi kehidupan nya dalam lingkungan. 

Melalui film posesif dapat kita lihat fenomena toxic parenting yang merusak mental anak dan mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Film ini di sutradarai oleh Edwin tahun 2017 yang diperankan oleh Putri Marino sebagai Lala dan Adipati Dolken sebagai Yudhis dan beberapa aktor/aktris lainnya. 

Film ini menceritakan hubungan pacaran yang toxic antara Lala dan Yudhis tetapi ketika di telusuri penyebab hubungan tersebut toxic adalah pola asuh keluarga yang tidak tepat atau toxic parenting.

Lala dan Yudhis merupakan siswa/i di salah satu sekolah dan mereka memutuskan untuk menjalin hubungan ketika tidak lama saling mengenal. Seperti hubungan pada umumya, bahagia, romantis dan perhatian tetapi pada satu titik Yudhis kesal akan perbuatan Lala yang sibuk dengan kegiatan ekskul renang di sekolah yang menyebabkan mereka jarang bertemu. 

Hubungan mereka mulai kacau sehingga Yudhis tidak bisa mengendalikan emosi lalu melakukan kekerasan verbal dan fisik kepada Lala. Namun, Lala tidak berbuat apapun ia hanya yakin bahwa Yudhis melakuakn hal tersbut karena emosi dan akan berubah nantinya.

Pada tahap ini, hubungan mereka sudah masuk kedalam toxic relationship saling memberi racun satu sama lain dan hal itu berulang kali terjadi. Sikap Yudhis yang emosi hingga mudah bermain tangan dapat di kulik pada latar belakang kehidupannya. 

Yudhis tinggal bersam ibunya tanpa ayah sehingga hal tersebut membuat ibu Yudhis menjadi sosok yang keras dan melarang Yudhis melakukan hal di luar keinginana ibunya. Mengekang, menghakimi, dan memukul adalah racun yang diberikan ibu nya kepada Yudhis. 

Lala hidup bersama ayah nya sedangkan ibu nya sudah lama meniggal. Lala mengikuti ekskul renang selain ia ingin mengenang ibu nya dan ia juga di tuntut oleh ayah nya untuk selalu jadi juara dalam kompetisi renang. 

Melalui pola asuh ibu Yudhis membuat ia menjadi anak yang mudah emosi. Karena ia sering mendapatkan bentuk kekerasan sehingga membuat ia menjadi ringan tangan pada pacarnya tanpa memperdulikan perasaan pacar nya. 

Tekanan yang diberikan ayah nya kepada Lala membuat ia terbiasa akan hal-hal yang menekan nya dan yakin bahwa Yudhis akan berubah.

Pola asuh yang baik dapat memberikan kehidupan yang sehat bagi anak tetapi pola asuh yang buruk dapat merusak kehidupan anak. Berikut pola asuh anak yang patut orang tua lakukan, yaitu;

1. Kenali anak anda lebih jauh. Mereka memiliki dunia yang berbeda dengan orang tua, cara berpikir, berkomunikasi dan bertumbuh akan sesuai dengan perkembangan zaman. 

2. Dengar kan dan ajak mereka berbicara bukan memarahi, menghakimi apalagi tidak mendengar mereka sama sekali.

3. Orang tau harus menghilangkan sikap bahwa mereka lebih tau tanpa ingin mendengar keputusan dan alasan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun