Mohon tunggu...
Selvia Khairina
Selvia Khairina Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

saya adalah seorang mahasiswi yang sangat suka belajar hal baru dan menambah pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Metode Membentuk Akhlak Anak

27 Juni 2024   19:27 Diperbarui: 27 Juni 2024   19:28 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

 3) Watak adalah gabungan antara kebiasaan dan hal yang terus menerus diupayakan dan akhirnya menjadi kebiasaan.

 Sedangkan Akhlakkul Karimah mempunyai makna perbuatan - perbuatan yang mulia dan terpuji, yang diterjemahkan dalam pikiran, ucapan dan perbuatan yang baik sesuai dengan ajaran Islam.akhlakul karimah atau akhlak terpuji digolongkan menjadi beberapa jenis.

   1. ) Akhlakul Karimah Kepada Allah SWT. Akrakul Karimah sebagai wujud keimanan kita  kepada Sang Pencipta bumi dan seisinya yaitu Allah SWT. Akhlakul Karimah terhadap Allah SWT meliputi keikhlasan, kesabaran, rasa syukur, amanah, penyesalan atas dosa jika melanggar perintah Allah, dan rasa takut kepada SWT.

 2) Akhlakul Karimah terhadap sesama manusia Akhlakul Karimah tidak hanya bersifat vertikal antara manusia dengan Sang Pencipta  yaitu Allah SWT, tetapi juga  horizontal antara manusia dengan manusia lainnya yang Ada. Contoh Akhlakul Karimah terhadap sesama warga antara lain menjaga silaturahmi antar tetangga, berkata jujur,  berprasangka baik (husnuzon), menghargai sesama, menjaga ketentraman dan ketertiban  masyarakat, kebaikan dan simpati terhadap berbagai hal, budi pekerti yang baik, dan lain-lain.

 3) Akhlakul Karimah untuk Diri Sendiri Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, kita perlu menjaga  diri  baik lahir maupun batin. Contoh akhlakul karimah terhadap diri sendiri antara lain menjaga kesucian dan harga diri, menjaga kesehatan jasmani dan rohani dalam arti  tidak merugikan diri sendiri seperti bunuh diri, dan contoh lainnya. Pendidikan agama Islam merupakan upaya untuk menanamkan akhlak - akhlak yang baik pada diri peserta didik, sekaligus membimbing peserta didik agar senantiasa berakhlak mulia dan menjadi manusia yang terpuji.Bagi siswa yang memiliki nilai akhlak yang baik, pendidikan  agama Islam dinilai dapat berhasil menjadi pendidikan karakter bagi  siswa. Pendidikan agama Islam ada dan tidak hanya terdapat di lingkungan sekolah saja, namun selama dapat mengajarkan orang lain untuk beramal shaleh, maka pendidikan agama Islam dapat ditemukan di berbagai tempat. Dengan mempelajari agama Islam, siswa diharapkan mampu mengamalkan Akhlakul Karimah dalam berbagai aspek, antara lain pola pikir, perkataan, dan tindakan sehari-hari.

      Pembelajaran Islam bukan sekedar tugas  guru agama saja, tetapi juga memerlukan bantuan  pihak  luar sekolah seperti keluarga, lingkungan sosial, dan tentunya aspirasi siswa itu sendiri. Pemberian dan  pendidikan keimanan dan  akhlak merupakan landasan terpenting dalam pembentukan Akhlakul Karimah atau akhlak yang baik. Oleh karena itu pendidikan agama Islam membimbing peserta didik untuk menjadi anak yang berilmu, religius, dan berakhlak mulia. Pada pendidikan agama Islam, peserta didik diperkenalkan dengan agama yang bersumber dari Aqidah, hukum-hukum dalam shalat sehari-hari yang bersumber dari Fiqih,  pedoman perilaku dari pendidikan akhlak, dan teladan pola hidup  dari sejarah adat, dan  pedoman hidup  dari Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam dan Sunnah.Oleh karena itu, tidak salah lagi jika dikatakan bahwa pendidikan agama Islam di  lingkungan sekolah merupakan hal yang mendasar dan penting bagi pembentukan akhlak peserta didik.




  •   Metode pendekatan dari lingkungan keluarga

                        Keluarga dalam Pendidikan Akhlak untuk kehidupan tidak dapat dipisahkan dari pendidikan,  Manusia diciptakan tidak hanya untuk hidup  Ada tujuan yang lebih mulia dari sekedar hidup, dan hendaknya kita mewujudkannya . Inilah salah satu perbedaan antara manusia dan makhluk lainnya, dan yang menjadikannya lebih baik dan  mulia. Pendidikan dinilai sebagai salah satu aspek yang berperan besar dalam membentuk generasi mendatang. Karena dengan Pendidikan kita dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, bertanggung jawab, dan siap menghadapi masa depan.Menurut informasi dari Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan bertujuan untuk mendorong peserta didik untuk aktif mengembangkan potensi dirinya, kekuatan spiritual, kekuatan agama, pengendalian diri, budi pekerti, kecerdasan, serta akhlak dan jiwa yang luhur dan upaya yang disengaja untuk menciptakan suasana  dan proses pembelajaran sehingga dapat dikembangkan oleh Masyarakat, Negara  (UU RI No.20 Tahun 2003, 2003, 4).

                      Sedangkan menurut Zakia Darajat , pendidikan agama Islam  adalah pemberian bimbingan kepada peserta didik agar dapat memahami, mengamalkan, dan memanfaatkan ajaran Islam setelah menyelesaikan pendidikannya. (Zakia Darajat; 1996; 86), Pendidikan agama Islam  adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk membantu peserta  didik mengetahui, memahami, dan menghayati ajaran  Islam, dimana terjadi perubahan. Seseorang dapat mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupannya dan menjadikan  Islam  sebagai pedoman hidup. Sedangkan kata akhlak berasal dari bentuk jamak atau  ganda dari kata Arab khuluq, yang  secara etimologis berarti budi perkerti, perangai tigah laku, atau tabiat. Istilah "akhlak" mempunyai arti yang sesuai dengan kata "khalq " yang berarti "pencipta" dan kata "makhluk" yang berarti "diciptakan" (Sudirman Tebba; 2005; 65). Akhlak itu  perilaku yang dihasilkan dari  perpaduan  hati nurani, pikiran, perasaan, sifat bawaan, dan kebiasaan yang berpadu membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang dipraktikkan dalam realitas kehidupan sehari-hari.Dari perbuatan tersebut timbullah perasaan-perasaan akhlak yang secara alami ada pada diri manusia, sehingga dapat membedakan mana yang baik dan  yang  jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak  (Zakiah Daradjat; 1995; ) Iman Ghazali menjelaskan bahwa akhlak merupakan Suatu konsep tentang wujud batin yang menetap dalam jiwa  seseorang dan mendorong tindakan daripada sesuatu yang didasarkan pada pemikiran atau pertimbangan. (Usman Said; 1981;53) Berbicara tentang akhlak tidak  lepas dari kepribadian seorang muslim yang terbentuk dari iman, Islam  dan Ihsan. Iman seseorang berkaitan dengan akhlaknya. Meskipun keyakinan merupakan konsep dasar, akhlak merupakan penerapan konsep dalam kaitannya dengan sikap dan tindakan sehari-hari. Pendidikan Akhlak merupakan landasan pembentukan watak dan kepribadian. Kepribadian merupakan perpaduan yang muncul melalui proses pembentukan kebiasaan dan pemahaman , serta mencakup bakat.

                     Pendidikan, pengalaman, dan lingkungan tercermin dalam setiap tindakan. Kepribadian adalah kesatuan fungsional antara tubuh dan jiwa, atau jiwa dan raga, dalam  diri individu, membentuk ciri atau sifat khas yang terwujud dalam perilaku eksternal dan sikap internal sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan . keadaan individu yang menentukan keadaan watak. Budi pekerti seseorang karena kondisi akhlak orang tersebut dalam keadaan baik. Jika budi perkertinya dalam keadaan buruk maka akhlaknya juga dalam keadaan buruk.Oleh karena itu, pembentukan kepribadian diperlukan untuk pembentukan kepribadian utama. Pembentukan akhlak merupakan  dasar dari pengembangan karakter.Oleh karena itu, pendidikan akhlak adalah upaya sadar dan sistematis untuk mendorong, mendukung dan membimbing seseorang untuk mengembangkan seluruh potensi dirinya dan berkembang ke arah kualitas yang lebih tinggi. intinya pendidikan akhlak itu adalah  upaya sadar yang  dilakukan manusia untuk menanamkan gagasan, pengetahuan, dan pengalaman yang berkaitan dengan nilai-nilai, khususnya nilai-nilai Islam dan amal shaleh, atau perilaku lintas generasi.

  •             Keluarga harus bertanggung jawab atas sebagian besar pendidikan akhlak ini. Apa saja akhlak  mulia  yang diajarkan Islam , seperti kebenaran, kejujuran, integritas, kesabaran, kasih sayang,  kebaikan, kedermawanan, dan keberanian? Orang tua hendaknya juga mengajarkan nilai dan memperhatikan akhlak  dalam kehidupan, serta menanamkan kebiasaan memperhatikan akhlak sejak dini.
  •             Di rumah, pendidikan moral sangat efektif.Hal ini karena keluarga merupakan ``komunitas kecil'' yang terdiri dari tokoh-tokoh besar, dan masing-masing anggotanya mempunyai  tugas dan pembagian kerja, serta hak dan kewajiban masing-masing. Hak-hak dan tanggung jawab ini dan lainnya adalah perekat yang membangun sebuah keluarga. Allah SWT telah menetapkan aturan ini untuk menciptakan keharmonisan dalam perkawinan dan pada akhirnya menciptakan suasana aman, bahagia, dan sejahtera  bagi seluruh  bangsa.
  •             Sebab dengan melaksanakan  pendidikan akhlak dalam keluarga akan dapat melahirkan para eksekutif yang berkualitas, berakhlak mulia, mampu  bertanggung jawab dan menunjukkan dedikasi yang tinggi, sehingga terciptalah pendidikan akhlak.Hal ini karena berdampak pada keberlangsungan hidup keluarga. Kemakmuran materiil dan rohani yang dinikmati  suatu  bangsa, atau sebaliknya kebodohan dan keterbelakangannya, mencerminkan keadaan kekeluargaan dari keluarga-keluarga yang hidup dalam masyarakat bangsa tersebut.Pendidikan akhlak harus dilaksanakan sebelum kerangka watak dan kepribadian  anak yang masih polos diwarnai oleh pengaruh lingkungan yang belum tentu melibatkan pelajaran agama.berikut beberapa kerangka tersebut:
  •   A. Pendidikan keteladanan

  •           Pendidikan dengan keteladanan berarti mengajar dengan keteladanan, baik berupa perilaku, budi pekerti, maupun pemikiran.( Hery Noer Aly; 1999; 178) Keteladanan adalah cara membimbing orang tua yang  paling baik terhadap anaknya dibandingkan anak mana pun.Dalam perjalanan hidupnya, membutuhkan teladan yang baik dan saleh, yang  dapat mereka terima dari orang tuanya. (Ali Badawi; 2002; 13) Karena jika seorang anak dibesarkan oleh orang tuanya dengan bimbingan akhlak yang baik dan lingkungan Islam yang baik, maka ia akan mempunyai banyak teladan dan teladan yang baik dalam pertumbuhan rohaninya.(Norma Taraji; 2001; 165) Oleh karena itu, keteladanan yang diberikan orang tua kepada anaknya sangat menentukan keberhasilannya dalam membimbing anaknya.Dan cara ini paling efektif untuk mengajar anak.Orang tua tidak hanya memberikan instruksi lisan tetapi juga  memberikan contoh langsung kepada anaknya.
  • B. Metode pembiasaan

  •              Pembiasaan merupakan suatu cara mendidik dan  membimbing anak dengan cara menyuruhnya melakukan perilaku yang diajarkan  agama.Misalnya kita membaca basmala ketika kita sedang berusaha melakukan suatu kebaikan, dan membaca hamdalah ketika kita melakukan suatu perbuatan  baik untuk mendapatkan keridhaan Allah.Sebab, dengan  membiasakan hal tersebut, maka anak tersebut melakukan hal-hal baik dalam kesehariannya, maka pembiasaan tersebut akan berdampak positif pada perilakunya di kemudian hari.

  • C. Metode hukuman

  •        Jika contoh dan nasehat saja tidak cukup, maka Anda harus mengambil tindakan tegas yang dapat menempatkan masalah pada tempatnya.Tindakan tegas ini adalah hukuman. Hukuman adalah metode terburuk, tetapi dalam kondisi tertentu hukuman harus diterapkan.Karena metode hukuman adalah pilihan terakhir.Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para pendidik dalam menggunakan metode hukum.
  •  1) Hukuman adalah obat.
  •  Artinya, tujuan pemberian hukuman adalah untuk mengoreksi anak yang melakukan kesalahan dan dapat juga sebagai koreksi anak lain,bukan untuk pembalasan dendam.
  •  2) Jika cara lain untuk meningkatkan anak tidak berhasil, akan diterapkan hukuman baru.
  •   Siswa hendaknya terlebih dahulu diberi kesempatan untuk bertobat dan melakukan reformasi sebelum dihukum.
  •  4) Hukuman yang diberikan kepada siswa harus dapat  dimengerti agar siswa menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.
  •  5) Hukuman batin lebih baik daripada hukuman fisik.
  •  6) Hukuman hendaknya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi anak.
  •  7) Dalam menjatuhkan hukuman harus diperhatikan asas logika bahwa hukuman itu disesuaikan dengan sifat kesalahannya.
  •  8) Pendidik hendaknya tidak mengancam hukuman yang  tidak mungkin menimpanya.
  •  (Hery Noer Aly; 1999; 200-202) Oleh karena itu, orang tua sebagai pendidik utama  keluarga mempunyai tugas untuk memberikan perhatian yang baik terhadap perkembangan  pribadi anak, termasuk perkembangan moralnya.  Dalam suatu keluarga, orang tua berperan sebagai kepala keluarga  dan wajib menjaga serta melindungi keselamatan jiwa dan kehidupan keluarga, baik rohani maupun materi

  • Metode modifikasi perilaku untuk mendisiplinkan anak
  •          Salah satu metode untuk mendisiplinkan anak sejak kecil ialah modifikasi perilaku. Istilah modifikasi dapat diartikan dengan suatu proses mengubah perilaku manusia dalam jangka panjang dengan berbagai cara motivasi, terutama konsekuensi atau penguatan negatif dan penghargaan atau penguatan positif.
  •         Cara ini memiliki prinsip bahwa perilaku baik harus mengarah pada konsekuensi positif dan perilaku buruk harus mengarah pada konsekuensi negatif. Metode ini tidak hanya efektif untuk anak kecil, akan tetapi juga dimanfaatkan untuk mendisiplinkan anak anak dengan ADHD (deficit hyperactifity disorder), OCD (obsesif-kompusif), autisme,ketakutan iasional,gangguan kecemasan umum, gangguan kecemasan perpisahan atau gangguan pemberontak oposisi.
  • Hukuman positif
  •             Hukuman positif menyebabkan mengambil sesuatu. Akan muncul pertanyaan kenapa hukuman ini disebut sebagai hukuman positif ,padahal gunanya untuk menghentikan perilaku negatif. Dapat kita contohkan beberapa hukuman positif seperti : memberikan anak tugas lebih karena telah berbohong. Meminta anak agar menulis surat permintaan maaf apabila menyakiti perasaan seseorang. Atau menyuruh anak untuk melakukan tugas rumah yang seharusnya dilakukan oleh saudaranya karena ia sudah menyakiti saudaranya.

  • Hukuman negatif
  •     Dalam hukuman negatif ini menyebabkan orangtua mengambil hak atau sesuatu.termasuk padanya menghilangkan hak istimewa atau menghilangkan perhatian positif. Seperti : mengabaikan perilaku anak yang mencari perhatian.memberikan anak waktu tenang sehingga ia tidak dapat menerima perhatian dari siapapun. Atau dapat juga dengan cara mengambil hak istimewa eletronik anak yang menolak untuk mematikan televisi saat diminta.
  •      Tidak hanya dengan hukuman, pada metode ini juga dapat dipakai penguatan. Sama halnya dengan hukuman, penguatan juga memiliki dua sisi, yaitu penguataan positif dan penguatan negatif. Pengutan positif mengacu pada pemberian sesuatu kepada anak yang dimaksudkan untuk memperkuat perilaku yang baik. Hal ini biasanya sangat efektif.contohnya pujian,sistem penghargaan,atau sistem pengumpulan stiker. Atau contoh yang lebih detail seperti : megatakan kerja bagus mencuci piringmu sendiri padahal belum mama minta. Memberikan waktu  anak bermain elektronik ketika telah menyelesaikan pekerjaan rumahnya lebih cepat. Dan memberikan waktu untuk menonton telefisi di akhir pekan karena telah mencapai target stiker.
  •       Penguatan negatfi terjadi ketika anak menghentikan perilaku buruknya karena dimarahi oleh orang tuanya. Penguatan ini tidak terlalu dianjurkan karna tidak seefekti penguatan positif. Contohnya orang tua yang mulai terus menerus menemani anaknya bermain di taman bermain dikarenakan sebelumnya anak terlibat pertengkaran dengan teman temannya,sehingga anak berperilaku baik agar orang tuanya tidak lagi menunggunya. Atau contoh lain seperti orang tua yang memarahi anaknya karena tidak merapikan mainannya setelah bermain. Dan anak merapikannya agar omelan orang tuanya berhenti. Ada beberapa cara yang dapat diperhatikan untuk menerapkan  modifikasi perilaku mendisiplinkan anak yaitu Konsisten membuat modifikasi perilaku efektif dan konsekuensi negatif. Dan bersatunya orang orang dewasa untuk mendukung hal tersebut.







 

  •   Kesimpulannya  adalah bahwa pendidikan akhlak merupakan bagian penting dalam pembentukan karakter individu, terutama pada anak-anak. Metode-metode yang digunakan untuk membentuk akhlak meliputi pendekatan edukatif, pendekatan dari lingkungan keluarga, modifikasi perilaku, dan dalam beberapa kasus, penggunaan hukuman. Keluarga memainkan peran kunci dalam pendidikan akhlak, dengan memberikan contoh dan bimbingan yang baik kepada anak-anak, serta menanamkan nilai-nilai yang positif sejak dini. Pendidikan agama juga dianggap penting dalam mengajarkan dan mengamalkan akhlak mulia berdasarkan ajaran Islam.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun