Kaleng biskuit berjajar bak raja
Saat menanti hari yang istimewa
Diharapnya ada yang menyentuhnya
Menjadikannya sebagai sajian istimewa
Kaleng biskuit agak ternganga
Saat orang datang menyerbunya
Hanya melihat pada harga
Tanpa menoleh lagi cita rasa
Sekaleng biskuit terkenal melegenda
Ia duduk tanpa berani berkata
Berharap masih ada yang menjemputnya
Walau harga telah berganti rupa
Kaleng biskuit lain menyimak dalam diam
Sebuah kehebatan tidak selamanya bertahan
Di mana hidup senantiasa menuntut perubahan
Harus berani berjuang dan siap hadapi kenyataan
Seorang anak kecil datang dengan tangan kusam
Disentuhnya kaleng biskuit dengan diam
Raut mukanya tampak muram
Ia bergumam tanpa ada yang paham
Mungkinkah sekaleng biskuit hadirkan sukacita?
Jika saja wadah dan isinya berbeda?
Apakah ini hanya kebiasaan semata?
Biarkan nurani yang berbicara hadapi realita
Bekasi, 9 April 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H