Pada angin aku bertanya
Di mana ada teduh yang mengena
Tak peduli terik menyengat raga
Kehadirannya teduhkan jiwa
Pada angin aku berbisik
Semoga kehadiranku tidak mengusik
Hanya ingin mencari sesuap nasi tanpa musyrik
Datangkan bahagia untuk keluarga dengan cara resik
Pada angin aku pernah meminta
Jika saja ada cara yang beda
Akan kucoba demi bahagia
Hingga takada yang memandangku cela
Pada angin aku menjelma
Jadi pribadi yang disuka
Dihargai di mata sesama
Dianggap sama kasta
Pada angin aku berharap
Semoga tidurku dapat lelap
Walau kerjaku tanpa atap
Namun usahaku tetap berdegap
Pada angin aku memohon
Kiranya sesama tak memandangku beloon
Hanya karena suaraku seperti mikrofon
Di hiruk pikuk jalanan yang telah terbeton
Pada angin aku berucap
Walaupun kerjaku diselimuti asap
Namun aku masih mengenal adab
Agar bisa lanjutkan hidup tanpa pengap
Bekasi, 2 November 2021Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H