Seseorang yang kurang tidur memicu untuk mengonsumsi makanan kurang sehat. Ia mungkin lebih memilih menikmati makanan berupa kudapan yang dapat menemani selama melakukan aktivitas lembur.
Seseorang yang kurang tidur juga mengalami gangguan hormon. Hal ini dapat mengacaukan sinyal nafsu makan.
6. Â Makan sambil melakukan aktivitas lain
Aktivitas makan sambil melakukan aktivitas lain biasanya paling sering dilakukan ketika menonton televisi. Berbagai kudapan bisa dikonsumsi sambil menikmati acara yang sedang ditonton.
Saat pandemi, para pekerja WFH juga bisa melakukan hal ini. Bekerja di depan layar komputer sambil ditemani kudapan atau minuman berkafein. Bisa pula makan berat pun dilakukan di depan komputer karena tuntutan kerja yang padat.
Seseorang yang makan sambil bekerja mungkin tidak sadar dengan apa yang masuk ke dalam mulut. Pikiran fokus pada kegiatan yang utama, misalnya menonton televisi atau bekerja. Sehingga, tanpa disadari waktu makan bisa lebih cepat dan porsi makanan yang masuk bisa lebih banyak.
7. Berhenti merokok
Menghentikan kebiasaan merokok memang tidak mudah. Ada tantangan yang luar biasa untuk bebas dari nikotin. Padahal berhenti merokok adalah kegiatan baik bukan?
Beberapa orang yang mencoba berhenti merokok mengalami kenaikan berat badan. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena nikotin yang selama ini menekan nafsu makan tidak didapatkan kembali saat terlepas dari rokok.Â
Tidak ada seorang pun yang ingin memiliki berat badan tidak ideal. Terutama kaum wanita, biasanya akan merasa terganggu jika melihat ada pertambahan berat badan. Bahkan beberapa wanita bisa memikirkan hal tersebut berlarut-larut.
Berapa pun kenaikan berat badan selama pandemi, pastinya setiap orang ingin memiliki berat badan ideal. Sayangnya mengembalikan berat badan seperti semula membutuhkan usaha yang bisa dikatakan tidak mudah.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengembalikan berat badan selama pandemi antara lain: