Sejak pandemi Covid-19 melanda, beberapa sektor dalam kehidupan melaksanakan WFH (Work From Home). Adanya pemberlakukan PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan * Perkantoran) membuat WFH makin marak terdengar.
Istilah WFH menjadi sudah tidak asing lagi, terutama di kota-kota besar. Pelaksana WFH harus bersiap dengan perangkat yang terhubung dengan jaringan internet agar mudah melakukan komunikasi dengan rekan-rekan kerja.
Selama pelaksanaan WFH, tatap maya menggunakan jaringan internet makin kerap dilaksanakan. Pelatihan dan rapat dilakukan secara virtual.Â
Hal yang menjadi sorotan selama WFH adalah frekuensi pertemuan atau rapat yang diadakan oleh suatu instansi atau diikuti oleh para pekerja WFH . Sepertinya, pertemuan di masa pandemi mengalami pelonjakan frekuensi jika dibandingkan dengan sebelum pandemi.
Ada empat hal yang menjadi alasan peningkatan frekuensi pertemuan selama pandemi, yaitu:
1. Kemudahan bertemu
Adanya jaringan internet yang mempermudah komunikasi menjadi alasan pertama terjadinya pelonjakan frekuensi pertemuan selama pandemi. Keterbatasan komunikasi secara langsung dapat diatasi dengan pertemuan tatap maya.
Kemudahan mengikuti pertemuan ini yang menyebabkan seseorang bisa saja mengikuti lebih dari satu pertemuan di waktu yang bersamaan. Urusan bisa fokus atau tidak terhadap semua pertemuan yang diikuti, menjadi urutan kedua. Intinya sudah hadir dalam pertemuan.Â
Pada awalnya mengikuti lebih dari satu pertemuan selama WFH mungkin terkesan keren. Hal ini dikarenakan bisa melakukan rangkap tugas. Padahal, dalam hati siapa yang tahu. Apakah benar pertemuan virtual yang diikuti dalam waktu bersamaan dapat diserap materinya dengan baik?
2. Hemat Uang
Tidak dapat dipungkiri bahwa pertemuan yang dilakukan secara tatap maya selama pandemi sangat menghemat ongkos perjalanan. Selama ini pertemuan yang dilakukukan antarkota, antarpulau, atau antarnegara memerlukan biaya transportasi yang tidak sedikit.Â
Pertemuan tatap maya ini memangkas habis dana transportasi. Belum lagi dana akomodasi lain yang seharusnya digunakan untuk mengikuti pertemuan, kini tidak diperlukan sama sekali.Â
Faktor hemat uang ini ternyata dimanfaatkan dengan baik oleh sebagian besar orang. Ada yang berusaha menjalin kerja sama dari pihak luar dan ada pula yang berusaha untuk mendapatkan berbagai pelatihan secara virtual karena tarifnya lebih hemat.
Jika dalam pertemuan biasanya disediakan kudapan atau makan, pertemuan virtual ini tidak lagi memerlukan dana untuk konsumsi. Peserta pertemuan yang berada di rumah masing-masing dapat menikmati sajian yang ada di rumah-masing. Hemat bagi perusahaan atau instansi yang mengundang bukan?
Memang, kalau sudah berurusan dengan uang, apa saja bisa dimanfaatkan. Pastinya pemanfaatannya harus ke arah positif. Anggaran yang seharusnya digunakan untuk biaya transportasi dan akomodasi untuk menghadiri pertemuan bisa dialihkan ke hal lain yang lebih urgen.Â
3. Hemat Waktu
Hemat waktu dalam hal ini diartikan sebagai tidak diperlukan waktu lama dan persiapan khusus untuk dapat mengikuti pertemuan. Jika semula harus melewati kemacetan atau memerlukan waktu berjam-jam, sekarang hanya perlu waktu beberapa menit dengan membuka perangkat yang akan digunakan untuk mengikuti pertemuan.
Peserta pertemuan tidak perlu harus terburu-buru karena terhalang macetnya jalanan. Sehingga ada juga yang baru mandi dan persiapan mengikuti pertemuan beberapa menit sebelum pertemuan dimulai.
Durasi waktu yang digunakan dalam mengikuti pertemuan bisa masuk dalam kriteria hemat waktu dan bisa juga tidak. Pada kenyataannya, pertemuan yang diadakan melalui tatap maya tetap ada pembatasan waktu untuk menghindari kejenuhan.Â
4. Hemat Tempat
Pertemuan virtual ini memang sangat mudah dilakukan karena hanya memerlukan platform meeting online, misalnya Zoom, Google Meet, Cisko WebEx, atau yang lain. Penyelenggara pertemuan tinggal memilih platform mana yang dirasa nyaman dan dapat menjangkau peserta pertemuan.
Platform meeting online yang digunakan ada yang gratis dan ada pula yang berbayar. Pastinya, platform berbayar memiliki fasilitas lebih daripada yang gratis, misalnya dalam hal kapasitas peserta pertemuan dan durasi yang digunakan untuk melakukan pertemuan.
Hal ini tentunya berbanding terbalik dengan pertemuan yang dilakukan sebelum pandemi. Harus ada persiapan khusus untuk mendesain ruangan, menyiapkan meja kursi, dan bahkan menyiapkan spanduk acara.
Itulah sebabnya selama pandemi sebagian besar orang yang melakukan WFH tetap padat acara walaupun di rumah saja. Tubuhnya boleh tidak ke mana-mana, tetapi pikirannya tetap bekerja.
Dalam waktu bersamaan, para pekerja WFH dapat rangkap tugas karena menghadiri lebih dari satu pertemuan. Perlu adaptasi dalam melakukan hal ini agar bisa menjalankan peran dengan baik.Â
Bagi para pekerja WFH, semoga senantiasa diberikan kemampuan saat menghadapi lebih dari satu pertemuan dalam waktu bersamaan. Terlebih lagi pertemuan berkali-kali dalam satu hari dan berganti-ganti topik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H