Mohon tunggu...
Selvia Indrayani
Selvia Indrayani Mohon Tunggu... Guru - Guru, penulis, wirausaha, beauty consultant.

Pengajar yang rindu belajar. Hanya gemar memasak suka-suka serta membukukan karya dalam berbagai antologi. Sesekali memberi edukasi perawatan diri terutama bagi wanita.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perenungan Pentakosta

23 Mei 2021   20:43 Diperbarui: 23 Mei 2021   20:57 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pentakosta (pixabay)

Bersaksi dalam hal ini tidak selalu berpatokan menjadi seorang pemimpin agama. Siapa pun bisa menjadi saksi kebenaran. Berani menyampaikan kebenaran kepada sesama.

 Bersaksi juga memiliki arti berani menyampaikan kebaikan-kebaikan Allah yang telah berlaku dalam kehidupan pribadi. Pasti setiap orang memiliki pengalaman pribadi terhadap kebaikan Allah dalam hidupnya. Sayangnya tidak semua orang berani untuk menjadi saksi. Roh Kudus sebagai penuntun akan memampukan untuk bersaksi. 

3. Menghasilkan Buah Roh

Dalam Galatia 5:22-23 dikatakan:

Tetapi buah Roh ialah:kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.

Setiap orang ibarat pohon yang tumbuh dan menghasilkan buah. Berdasarkan Galatia 5:22-23, ada sembilan buah roh. Buah-buah roh tersebut tercermin dalam tingkah laku maupun ucapan. Orang lain dapat merasakan dampak dari buah roh tersebut.

Dari kesembilan buah roh tersebut, belum tentu setiap orang memiliki semua. Ada yang memiliki satu atau bahkan lebih. Setiap pribadi yang mau dipimpin Roh Kudus, satu per satu akan memiliki buah roh tersebut. Makin hari makin diperlengkapi untuk menghasilkan kesembilan buah roh dan menjadi berkat bagi sesama. 

4. Peka terhadap Dosa

Dalam konteks Kristiani, dosa dianggap sebagai sesuatu yang melanggar ajaran Tuhan. Bisa berupa ujaran, pikiran, atau tindakan. Hal ini menyebabkan renggangnya hubungan antara pencipta dan ciptaanNya.

Sebagai manusia, pasti pernah melakukan kesalahan dalam hidup. Ada kesalahan yang merupakan dosa, tetapi ada pula yang tidak. Mungkin pernah pula melakukan suatu hal yang bertentangan dengan kata hati. Seperti ada teguran sebelum atau setelah melakukan hal-hal yang merupakan dosa. Seorang yang dipimpin oleh Roh Kudus akan peka dengan teguran yang dirasakan dalam hati. 

Hidup dalam pimpinan Roh Kudus menjadi suatu kebutuhan bagi orang percaya. Untuk dapat hidup dalam pimpinannya, perlu ada kesadaran memahami peranan Roh Kudus dalam hidup. Kiranya perenungan akan Pentakosta hari ini membawa pemaknaan dan makin memahami peranan Roh Kudus dalam kehidupan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun