Mohon tunggu...
Selvia Indrayani
Selvia Indrayani Mohon Tunggu... Guru - Guru, penulis, wirausaha, beauty consultant.

Pengajar yang rindu belajar. Hanya gemar memasak suka-suka serta membukukan karya dalam berbagai antologi. Sesekali memberi edukasi perawatan diri terutama bagi wanita.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepasang Mata

21 Mei 2021   11:12 Diperbarui: 21 Mei 2021   11:22 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wajah lusuh berbalut pilu nanar menerawang
Getir terasa saat nyawa terasa sebatas dada
Di ujung jalan puluhan suara menggema

Ayah, apa yang sebenarnya terjadi dengan semesta
Mengapa air mata tak ada lagi harganya
Haruskah aku hidup tanpa rasa

Hidup dan mati takdir yang Kuasa
Sayang manusia kadang ikut campur di dalamnya
Jika kehidupan sangat berarti
Mungkin ribuan nyawa diselamatkan

Di sudut bangunan runtuh sepasang mata meredup
Hanya bisa mengamati tanpa berani mendekat
Sepasang mata mengikuti ke mana suara gemuruh
Berharap masih bisa menyisakan sedikit masa depan

Hati kian ciut
Sepasang mata berkerut
Tanpa tahu arti kehilangan

Bekasi, 21 Mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun