Kembali mengingat kisah salam tempel lebaran, ada rasa bahagia orang tua saat melihat anak-anaknya tersenyum. Anak-anaknya yang masih kecil sebenarnya tidak tahu apa makna salam tempel. Hanya bahagia saja karena diberi. Melihat anak berbahagia, orang tua juga merasakan bahagia, walau hanya melalui senyuman anak.
Salam tempel yang ada dikumpulkan dan dihitung oleh orang tua. Anak pun hanya berkata,"Bolehkah dibelikan ayam goreng saja?"
Sebagai orang tua, rasa bahagia terpancar karena anak mau berbagi dengan saudara dan orang tua. Apa yang diperolah dalam lebaran, tidak dikuasai sendiri. Anak pun belajar berbagi. Sebuah rasa syukur dari orang tua karena anak tidak egois dan mau berbagi juga saat memiliki sesuatu.
Sebuah permintaan sederhana dari anak  mendatangkan rasa syukur. Walaupun salam tempel itu hanya dapat dibelikan setengah bagian ayam. Ayam itu kemudian diolah menjadi ayam goreng dan bisa dimakan bersama dengan keluarga. Betapa bahagia hati orang tua saat mendapatkan senyum ceria anak. Mungkin untuk sebagian orang yang sudah biasa makan ayam goreng, akan berkata,"Masa ayam goreng aja bersyukur?"
Hidup ini tidak sama rata. Setiap manusia berproses pada jalan hidupnya masing-masing. Akan tetapi, Tuhan memberikan kekuatan pada tiap umat-Nya. Inilah sebuah keadilan dan welas asih Sang Pencipta.Â
Bahagia tercipta bukan hanya dari materi saja. Banyak hal-hal di sekitar kita yang sebenarnya dapat mendatangkan rasa bahagia. Belajar bersyukur dari setiap hal kecil yang diterima akan mendatangkan rasa bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H