"Kupat (ketupat) lepet" biasanya menjadi menu wajib saat Bodo Kupat (Lebaran Ketupat) bagi masyarakat Rembang. Bodo Kupat dilaksanakan satu minggu setelah Idulfitri. Bagi masyarakat Rembang, Bodo Kupat ini justru lebih ramai. Hal ini dikarekan adanya tradisi Lomban.
Tradisi Lomban merupakan sebuah bentuk ucapan syukur masyarakat karena telah melaksanakan lebaran. Dalam acara tersebut terdapat larung sesaji dan lomba perahu. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri kota Rembang dan meningkatan minat pariwisata.Â
Sebelum acara Lomban berlangsung, biasanya dilakukan bancaan gunungan ketupat sebagai pembuka acara Lomban. Nah, di kalangan masyarakat sendiri biasanya sudah sibuk menyiapkan kupat lepet untuk dibagikan. Kegiatan ini sering disebut dengan istilah "weweh" atau "ater-ater".
"Weweh" dalam Bodo Kupat dilakukan dengan memberi ketupat, sayur, dan lepet. Ternyata tidak semua daerah membuat lepet sebagai makanan yang wajib ada ketika Bodo Kupat. Sementara bagi masyarakat Rembang, lepet selalu ada saat Bodo Kupat. Lepet memiliki makna silep ingkang rapet (kubur yang dalam).
Ketupat dan lepet memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya terletak dari bahan untuk membungkus, yaitu menggunakan janur (daun kelapa yang masih muda). Perbedaannya terletak pada isi atau bahan untuk membuat serta cara pembuatan. Ketupat dibuat dengan membuat anyaman terlebih dahulu sebelum diisi dengan beras. Sementara untuk membuat lepet tinggal melipat janur menyerupai bentuk wadah lonjong, baru diisi ketupat, dan diikat.
Adapun bahan-bahan untuk membuat lepet adalah:
- Beras ketan 1 kg
- kelapa parut 2 butir yang setengah tua
- garam secukupnya
- kacang merah/ kacang tolo (opsional) secukupnya
- tali rafia/ bambu (tutus) untuk mengikat secukupnya
- Janur kurang lebih 30-40 lembar
Berikut ini cara pembuatan lepet:
- Â Cuci beras ketan dan rendam minimal 2 jam
- Tiriskan beras ketan
- Campur semua bahan jadi satu, aduk rata.
- Â Bungkus lepet menggunakan janur, ikat menggunakan tali rafia. Ikatan harus kuat agar isi tidak keluar.
- Rebus lepet minimal 2 jam, setelah itu angkat.
- Tiriskan dan angin-anginkan supaya tidak mudah basi.Â
- Sajikan.
Simak juga: Cara membungkus lepet
Lepet memiliki rasa yang khas, yaitu gurih. Adanya campuran kelapa muda dan garam menjadikan lepet terasa makin gurih. Banyaknya kelapa yang digunakan untuk campuran dan ukuran muda atau tuanya kelapa juga memengaruhi kenikmatan lepet.
Dahulu, ibu saya sering menitipkan beras ketan dan bahan membuat lepet kepada temannya yang membuat kupat lepet. Biasanya, Ibu saya dan teman-temannya memang selalu bergantian untuk "weweh" jika memiliki acara. Walaupun kami memiliki perbedaan agama dan latar belakang, tetapi tetap terjaga kekompakan. Tradisi dapat menyatukan perbedaan yang ada.
Saya pribadi lebih suka lepet yang tanpa isi kacang merah/ kacang tolo. Itu pun dibuatkan spesial oleh teman ibu saya. Menikmati makanan khas Bodo Kupat memang sangat menyenangkan. Makanan yang tersaji hanya setahun sekali. Rasanya ingin menuju ke kampung halaman jika mengingat makanan ini.Â
Sayangnya pandemi masih merambah negeri. Doa dan harapan untuk negeri, agar pandemi segera berlalu dan dapat menikmati kembali berbagai kuliner dari kampung halaman.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H