Ini pertama kalinya saya mengikuti Samber THR Kompasiana. Rasanya menjadi anak bayi di suatu komunitas tanpa mengenal siapa pun. Selama ini hanya membaca dan tanpa pernah ada rasa ingin menulis. Hingga suatu hari harus mencoba dan ternyata membuat saya ketagihan.
Hari pertama ikut masih belum memasang foto. Baru sadar ketika membuka kembali artikel. Akan tetapi, artikel sudah terkunci sehingga tidak dapat diedit. Hari kedua, kesalahan yang sama diulang lagi. "Wah, hari berikutnya harus lebih teliti", batin saya. Rasa penasaran membuat saya ingin mengikuti sampai akhir. Kesan pertama sungguh menggoda, selanjutnya membuat saya ketagihan.Â
Seperti anak sekolah, setiap kompasianer pasti memiliki skill yang berbeda dalam mengolah tulisan dan bidang keahlian. Ternyata Samber THR Kompasiana 2021 ingin memadukan kreativitas dari berbagai sisi termasuk teknologi. Benar-benar serasa anak sekolah zaman sekarang. Bukan dinilai dari hasil ulangan saja, melainkan ada keterampilan yang menjadi penilaian.
Ada rasa puas ketika saya bisa menghadirkan kembali kesenian daerah yang dirindukan saat Ramadan. Sayangnya itu tidak dapat dinikmati lagi saat ini. Ternyata tulisan tersebut saat ini telah dibaca 451 kali. Lumayanlah untuk pemula seperti saya. Sayangnya saya tidak menemukan koleksi foto ketika saya menonton Thong-Thong Lek dua tahun lalu.
Baca juga:Â Festival Thong-Thong Lek yang Dirindukan Masyarakat Rembang Saat Ramadan
1. Latihan menulis setiap hari
Saya merasa seperti sekolah saat menulis. Intinya belajar dan mencoba. Mau benar atau salah, teruslah mencoba. Bukankah lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali?
Latihan menulis ini membuat saya makin banyak membaca dan terinspirasi dari penulis-penulis lain. Setiap penulis memiliki gaya yang jadi ciri khas. Wah, saya jadi ingin bertanya dan mohon masukan kepada teman-teman. Bagaimana gaya kepenulisan saya? Apa yang perlu saya kembangkan lagi?
2. Ada hadiahnya
Siapa yang menolak diberi hadiah. Apalagi jika hadiah ini adalah hasil dari usaha. Seandainya dapat hadiah, itu berarti rezeki tahun ini. Apa pun bentuknya, bisa jadi penambah semangat.
3. Bisa mendapat teman baru
Mendapat teman baru dengan saling menyapa, memberi penilaian, dan memberi komentar membuat saya makin semangat. Saya senang karena pertemanan makin bertambah. Walaupun saya belum kenal lebih dekat, berharap dapat makin dekat dan bertemu teman-teman di komunitas yang membangun ini.
4. Memberikan inspirasi
Menulis ternyata bisa menjadi inspirasi buat orang lain. Salah satu tujuan menulis adalah kebermanfaatan. Ternyata ketika saya unggah postingan artikel di media sosial saya, ada teman yang terinspirasi melalui tulisan. Berikut ini salah satu teman yang terinspirasi atas menu sederhana Sop Barakuda
       Baca: Nikmatnya Sup Barakuda Hasil Mancing
5. Memicu Kreativitas
Samber THR 2021 menghadirkan gabungan teknologi yang membuat peserta aktif. Media sosial, Facebook, Twiter, dan Instagram turut berperan. Â Ada pula kerjasama yang dibutuhkan untuk membuat video. Tidak mungkin saya bisa merekam kegiatan sendiri saat berolahraga. Nah, belum lagi edit video. Pasti dibutuhkan skill juga bukan? Luar biasa kompetisi yang mengasah skill tanpa batas.
1. Ada tema yang tidak saya pahami
Ada tema yang membuat saya berpikir keras karena tidak memahaminya. Salah satunya tentang tema Doa/ Hadis/ Ayat Suci yang Paling Diingat. Wah, ini serasa jadi wartawan. Saya harus mencari narasumber untuk mendapatkan informasi tentang hal ini. Ketika sudah selesai menulis, saya tetap merasa canggung karena takut salah. Hal yang benar-benar tidak saya pahami, tetapi harus bisa menuliskannya.
2. Mystery Challenge dan Mystery Topik waktunya terbatas
Waktu dua hari untuk menyiapkan Mystery Challenge dan Mystery Topik terasa sangat mepet. Misalnya saja untuk memasak, pasti perlu persiapan alat dan bahan. Tema gaya Hidup Sehat dengan Kojima, seharusnya disertai foto. Sayangnya pembelian madu online belum tiba sehingga isi tulisan pun harus berubah.
3. Kadang tidak sesuai dengan harapan
Ini yang  saya rasakan ketika tulisan sudah tayang. Kadang ada tulisan yang saya siapkan dalam waktu lebih lama, tetapi pembaca hanya sedikit. Ada pula yang saya tulis cepat, tetapi pembaca lebih banyak. Inilah fakta dan pembaca bebas memilih .
4. Sistem Gembok
Artikel yang sudah tayang dan ikut Samber THR 2021 otomatis langsung terkunci. Kadangkala setelah menulis ada rasa tidak puas dan ingin melakukan edit. Ada juga ternyata salah penulisan (typo) yang memerlukan koreksi. Akan tetapi, hal ini wajar karena namanya juga kompetisi. Dari sini, saya jadi lebih belajar untuk berhati-hati dan tidak asal menulis.
Tanpa terasa saat ini sudah berada di hari ke-25 mengikuti Samber THR Kompasiana 2021. Masih ada enam hari lagi perjuangan. Sama seperti anak sekolah ingin segera selesai ujian. Kalau anak sekolah sudah selesai ujian, tinggal menunggu penilaian. Nah, sama dengan kita para pejuang Samber THR 2021 tinggal menanti hasil. Apa pun itu hasilnya, diterima dengan lapang dada.Â
Mendapat kesempatan belajar itu luar biasa. Semoga tahun depan ada kesempatan lagi. Terima kasih Kompasiana atas kesempatan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H