Mohon tunggu...
Selvia Indrayani
Selvia Indrayani Mohon Tunggu... Guru - Guru, penulis, wirausaha, beauty consultant.

Pengajar yang rindu belajar. Hanya gemar memasak suka-suka serta membukukan karya dalam berbagai antologi. Sesekali memberi edukasi perawatan diri terutama bagi wanita.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tombo Ati Si Penyejuk Jiwa

22 April 2021   17:41 Diperbarui: 22 April 2021   17:43 5595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zaman masih duduk di bangku SD, saya paling tidak suka dengan pelajaran IPS. Menurut saya itu hanya berisi hafalan yang tidak tahu akan digunakan untuk apa. Seiring bertambahnya usia, saya mulai tertarik dan mendalami pelajaran ini. Ternyata banyak hal yang dapat diaplikasikan  dalam kehidupan.

Salah satu materi yang membuat saya penasaran untuk tahu lebih banyak dan menjadi inspirasi ketika mempelajari tentang Walisongo. Wali Songo berasal dari kata Wali adalah "orang yang dipercaya" atau "orang yang ditugaskan" sedangkan kata Sanga dalam (bahasa Jawa: Songo) berarti sembilan. Dengan demikian, istilah ini sering diterjemahkan sebagai "Sembilan Wali". Wali Songo) adalah tokoh Islam yang dihormati di Indonesia, khususnya di pulau Jawa, karena peran historis mereka dalam penyebaran agama Islam di Indonesia.

Saya sangat suka dengan lagu tradisional Jawa yang berjudul "Tombo Ati". Konon, lagu ini ditulis oleh Sunan Bonang. Hingga saat ini, lagu tersebut masih diajarkan di pesantren-pesantren dan dirilis ulang oleh para penyanyi Indonesia. Cak Nun (Emha Ainun Nadjib) bersama Kiai Kanjeng mempopulerkan kembali lagu ini dengan penuh nasihat pada tahun 1996. Bahkan lagu ini telah melejitkan nama Opick dalam albumnya yang bertajuk Istighfar pada tahun 2005.

Bagi saya yang berasal dari Jawa, membaca lirik dan meresapi lagu ini membawa ketenangan hati. Demikian lirik lagu "Tombo Ati" dengan makna yang saya pahami:

Tombo Ati iku limo perkorone

 (Obat hati ada lima perkaranya)

Kaping pisan moco Quran lan maknane 

(Yang pertama baca Quran dan maknanya)

Kaping pindo sholat wengi lakonono

 (Yang kedua salat malam dirikanlah)

Kaping telu wong kang soleh kumpulono

(Yang ketiga berkumpullah dengan orang sholeh)

Kaping papat wetengiro ingkang luwe

(Yang keempat perbanyaklah berpuasa (literal: perut lapar)

Kaping limo zikir wengi ingkang suwe 

(Yang kelima dzikir malam perpanjanglah)

Salah sawijine sopo iso ngelakoni 

(Salah satunya siapa bisa menjalani)

Mugi-mugi Gusti Allah nyembadani

 (Moga-moga Tuhan Allah mencukupi)


Walaupun saya tidak memeluk agama Islam, tetapi sangat suka dengan lagu ini. Menurut saya, lagu dapat memberikan manfaat untuk jiwa. Saat mendengarkan lagu "Tombo Ati", suasana hati terbawa tenang dan bisa mengurangi stress. Saat jiwa tenang, pikiran dapat bekerja dengan maksimal. Terpancar kebahagiaan berkat hadirnya sebuah lagu. Tanpa disadari. lagu dapat menjadi terapi bagi jiwa.

Sesuai dengan judulnya "Tombo Ati" yang berarti penyembuh jiwa. Ajaran yang terdapat di dalam lagu tersebut memang memberikan obat bagi jiwa jika dilakukan dengan sungguh-sungguh. Hanya ada lima hal dan semuanya untuk mendekatkan diri pada Sang Pencipta.

Sebagai seorang nonmuslim, kelima ajaran dalam lagu "Tombo Ati" juga dapat saya terapkan. Pertama, membaca kitab suci. Sebagai seorang Kristen, saya wajib memiliki waktu khusus untuk membaca kitab suci.

Kedua, rajin beribadah. Ibadah yang saya lakukan bisa secara mandiri maupun bersama-sama. Ibadah mandiri dapat dilakukan di rumah dan kapan pun. Sementara ibadah bersama-sama biasanya dilakukan di gereja dengan waktu yang telah ditetapkan. Akan tetapi, ibadah bersama-sama dilakukan secara online sejak pandemi.

Ketiga, berkumpul dengan orang-orang yang saleh. Kata saleh merujuk kepada orang yang taat dalam menjalankan ibadah. Artinya perlu bergaul dengan orang-orang yang tepat.

 Keempat, perbanyak berpuasa. Dalam ajaran Kristen juga ada berpuasa dan bermacam-macam jenis puasa. Puasa bukan hanya sekedar tidak makan dan tidak minum, melainkan belajar menahan hawa nafsu.

Kelima, selalu bersyukur atas kehidupan yang dapat dilantukan melalui lagu atau pujian. Berbagai pujian kepada Allah dapat kita panjatkan untuk makin mendekatkan diri pada-Nya.

Saat bulan Ramadan, lagu ini kian terasa syahdu dan menggugah jiwa untuk bisa berbuat lebih baik daripada sebelumnya. Lagu yang jadi pengingat diri agar selalu mendekatkan pada Sang Pencipta. Kiranya Kiranya lagu "Tombo Ati" juga dapat menjadi penyemangat dalam menjalani bulan Ramadan ini.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun