Mohon tunggu...
Selvia Damayanti
Selvia Damayanti Mohon Tunggu... Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa & Pembicara Publik | Menggunakan kekuatan kata-kata untuk menginspirasi perubahan dan membangun koneksi

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Menghadapi Kenaikan Harga: Bagaimana Masyarakat Miskin Bertahan dalam Krisis Ekonomi

22 Desember 2024   12:04 Diperbarui: 23 Desember 2024   12:01 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam menghadapi krisis ini, bantuan sosial dari pemerintah menjadi salah satu strategi yang diharapkan dapat meringankan beban masyarakat miskin. Program-program seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), Program Keluarga Harapan (PKH), dan subsidi pangan memang memberikan sedikit kelegaan. Namun, jumlahnya sering kali tidak cukup untuk mengatasi dampak kenaikan harga yang berkelanjutan.

Misalnya, meskipun program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) dan subsidi energi membantu meringankan biaya hidup keluarga miskin, fakta menunjukkan bahwa masih banyak keluarga yang tidak terjangkau oleh bantuan ini karena ketidakmerataan distribusi atau kesalahan pendataan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan Indonesia pada Maret 2023 masih berada di angka 9,57%, yang berarti lebih dari 26 juta orang hidup dalam kondisi miskin. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun bantuan sosial sudah disalurkan, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memastikan bantuan tepat sasaran dan mencakup seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan.

Solusi dan Kebijakan yang Diperlukan untuk Mengurangi Dampak Krisis

Untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi yang semakin meruncing ini, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah yang lebih komprehensif dan berkelanjutan. Salah satunya adalah perbaikan sistem distribusi bantuan sosial yang lebih akurat dan tepat sasaran. Pengembangan sektor UMKM dan ekonomi lokal juga dapat membuka peluang bagi masyarakat miskin untuk menciptakan pendapatan yang lebih stabil dan berkelanjutan.

Selain itu, perlu adanya reformasi dalam distribusi pangan untuk menekan lonjakan harga barang pokok. Kebijakan yang lebih efisien dalam memperbaiki rantai pasokan dan infrastruktur logistik dapat membantu menurunkan harga barang, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani lokal. Ini tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat miskin, tetapi juga dapat memperkuat ketahanan pangan nasional.

Dengan demikian, kenaikan harga barang pokok yang terus berlanjut telah menciptakan tekanan besar bagi masyarakat miskin di Indonesia. Bagi mereka yang hidup dalam keterbatasan, setiap kenaikan harga adalah beban yang sangat berat, yang mengancam kelangsungan hidup mereka. Meskipun berbagai bantuan sosial telah diberikan, hal itu masih belum cukup untuk mengatasi ketidaksetaraan ekonomi yang mendalam. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang lebih terarah dan inklusif, yang tidak hanya memberikan bantuan sesaat, tetapi juga menciptakan sistem yang lebih adil dan berkelanjutan. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa seluruh lapisan masyarakat, khususnya mereka yang paling rentan, dapat bertahan dan berkembang dalam menghadapi gejolak ekonomi yang ada.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun