Oleh Selvia Amelya dan Vioreyna Towi
Dewasa ini, isu obesitas mulai menjadi perhatian di mata banyak orang. Banyak diantaranya mulai menjaga bentuk tubuh untuk mempertahankan keadaan sehat ataupun demi terlihat seperti idol Korea. Faktanya, kondisi obesitas dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit atau bahkan hingga berujung kematian.Â
Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan obesitas. Salah satunya adalah dengan menjaga pola makan. Terdapat satu jenis produk yang dapat membantu kita untuk terhindar dari obesitas. Kira-kira produk apa yang dimaksud? Simak penjelasan berikut ini!Â
Apa itu obesitas? Obesitas merupakan kejadian yang ditandai dengan adanya penumpukan lemak secara berlebihan dan dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan. Pengelompokkan obesitas dapat dihitung dengan rumus IMT (Indeks Massa Tubuh), yaitu Berat badan (kg) dibagi Tinggi Badan^2 (m^2).Â
Hasil perhitungan IMT ≥27 kg/m2 (untuk orang Indonesia: berdasarkan Kemenkes RI) atau ≥30 kg/m2 (standar global: berdasarkan WHO) mengindikasikan bahwa individu menderita obesitas (WHO, n.d.; Kemenkes RI, 2020). Obesitas dapat terjadi dari kelompok bayi hingga lansia dan menjadi salah satu faktor risiko penyakit tidak menular lainnya, seperti penyakit jantung, diabetes, kanker, hipertensi, dan dislipidemia (Kemenkes RI, 2020).Â
Penyebab Obesitas
Sebelum membahas mengenai cara menghindarinya, kita perlu mengenal terlebih dahulu penyebab di balik obesitas. Obesitas terjadi akibat penumpukkan lemak secara berlebihan yang disebabkan oleh tingginya asupan energi (energi masuk/energy intake) yang tidak setara dengan energi yang digunakan (energi keluar/energy expenditure) dalam jangka waktu panjang.Â
Obesitas memiliki sejumlah akar penyebab dan faktor penentu, mencakup genetika, biologi, akses terhadap pelayanan kesehatan, kesehatan mental, pola makan, faktor sosial budaya, ekonomi, lingkungan, dan kepentingan komersial. Pola makan menjadi salah satu faktor langsung dari kejadian obesitas, yaitu pola makan yang tinggi asam lemak jenuh dan gula, rendah serat, serta rendah antioksidan.Â
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, penurunan aktivitas fisik juga berpengaruh terhadap kejadian obesitas karena aktivitas fisik memengaruhi pengeluaran energi (energy expenditure). Pada masa kini, jenis pekerjaan telah menjadi lebih bervariasi dan masyarakat memiliki lebih banyak akses transportasi. Pekerjaan di kota yang bersifat kantoran atau pekerjaan dengan intensitas duduk yang lebih banyak akan meningkatkan risiko obesitas akibat kurangnya aktivitas fisik.Â
Selain itu, akses transportasi seperti motor, mobil, dan kereta juga dapat menurunkan intensitas aktivitas fisik sehingga dapat berakibat pada obesitas jika disertai dengan asupan energi yang tinggi.Â